~ Part 7 ~

3 0 0
                                    

Christopher menyelinap ke teras setelah ia memastikan bahwa Eleanor benar-benar tertidur. Ia tidak bisa lagi menahan hasrat untuk membuka dua buku tebal yang ia dapatkan di laci Gwenn tadi. Mengambil posisi duduk di bangku panjang yan menhadap kedesa yang dipenuhi kerlap-kerlip lampu rumah dan asap putih yang mengepul di langit malam, ia mulai membuka buku pertama. Buku bersampul kain hitam dengan satu hiasan bunga kering di ujung kanan bawahnya.

Halaman pertama membuatnya langsung tersenyum. Foto Eleanor dan Gwenn dengan lipstick tebal melebihi ukuran bibir mereka dan eyeshadow pelangi dimata membuat mereka seperti badut ulang tahun. Di bawahnya tertulis, 'Friendship is a thing which hasn't any definition'. Lanjut ke halaman selanjutnya, tertulis tanggal di pojok kanan.

January, 04th 2010

Hujan lagi, aku berdiri di dekat jendela besar koridor sekolah. Sudah hampir 3 tahun aku bersekolah di sini dan dalam beberapa bulan kedepan, aku akan bertransformasi ke sekolah atas. Apa aku akan dapat bersama Gwenn, temanku yang bisa mengerti akan kesukaan ku pada hujan. Sebenarnya temanku bukan hanya Gwenn, ada satu tapi dia pergi. Waktu itu juga sedang hujan, dia menyapa/menegur/memberitahu, ntahlah yang jelas dia yang memulai sehingga aku dengan bodohnya menjadi wanita cerewet dengan bualan ku tentang hujan. Lihat? Dia hanya mengangguk tanpa ada keseriusan dalam mendengarkan, dan aku memang bodoh. Hal itu memuncak, suatu hari yang aku lupa, ia akhirnya mengeluarkan muntahan rasa muaknya padaku, sejak hari itu aku tidak pernah lagi bicara dengannya sampai aku menulis sekarang. Aku sedih, aku seperti kehilangan kalung hadiah nenek saat itu. Dan aku sedih karna aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Eleanor R Hoult

Chris menghela nafas, ini cerita tentang dirinya yang menghindari dan menjauhi Eleanor. Sampai sekarang ia menyesal kalau mengingat hal itu, ia memang tidak punya pilihan saat itu, ia terpaksa dan Eleanor sulit untuk mengerti walau bagaimanapun ia menjelaskan.

Di halaman-halaman selanjutnya Eleanor bercerita tentang kesehariannya bersama Gwenn dalam menghadapi ujian akhir dan kesehariannya bersama dua saudara nya. Leonardo yang cerewet dan Ben yang menyebalkan.

Setelah beberapa halaman ia membaca, ia baru menyadari kalau buku itu milik Eleanor. Dan yang menjadi pertanyaan Chris, kenapa buku itu ada di rumah Gwenn?. Chris melanjutkan, ia berhenti di dua halaman terakhir.

June, 23rd 2014

Hari ini aku tepat berada di semester 3. aku mengambil jurusan sastra Inggris dan Gwenn mengambil bahasa Turki. Sudah setengah tahun sejak hari-hari yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya itu. Dia yang tiba-tiba mencuri ciuman pertamaku dan menyatakan cintanya padaku, setelah itu dia pergi meninggalkan ku ke kota lain. Dia melambungkan sekaligus menghempaskanku. Aku mencintainya, aku mencintai cinta pertamaku, aku menunggunya sampai saat ini walau entah apa kabarnya sekarang. Sama sekali tidak menghubungi walau di abad ke 21 ini telpon bahkan ponsel ada dimana-mana. Aku tidak mau menjadi orang yang ternyata menyimpan perasaan sendiri. Dan Gwenn selalu mengingatkanku, tunggu saja. Ia sangat yakin kalau laki-laki itu kembali, seakan-akan dia seorang syaman.

Eleanor R Hoult

Chris menutup buku perama dan siap membuka bukukedua. Buku yang berjudul 'Kenang-kenangan dari Turki' itu    

RegenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang