~Part 11~

4 0 0
                                    

Gwenn menatap Chris dan Elanor dengan wajahnya yang ditekuk. Di sampingnya, Josh menahan tawa atas apa yang terjadi. Istrinya, merajuk karna sahabat dekatnya malah asyik dengan suaminya di kamar ketimbang menghadiri pesta ulang tahunnya.

Sementara itu Eleanor dan Chris memasang tampang lucu, antara mau ketawa atau bersalah. Mereka sungguh tidak menyangka Gwenn akan menyadari ketidak beradaan mereka saat pesta.

"Pesta siang hari saja kalian masih begitu, bagaimana kalau aku mengadakan pesta pada malam hari?." Katanya kesal.

Eleanor memasang wajah paling memelasnya pada Gwenn kemudian berlutut di samping Gwenn yang duduk di kursi. "Aku sungguh minta maaf padamu!."

Gwenn membelalak melihat Eleanor. Dengan cepat ia turun dari kursi kemudian berlutut di depan Eleanor. "Kau tidak perlu berlutut. Aku hanya sedikit kesal!."

Kalau sudah begini, suasana akan mencair dengan sendirinya.

Eleanor dan Gwenn kembali ke kursi mereka masing-masing, walau Gwenn masih terlihat jengkel pada Christopher ia sudah mau berbicara dan bercerita tentang pesta yang dilewatkan pasangan suami istri itu.

Menurut cerita Gwenn, si playboy Ewan sudah bertunangan dan tadi ia sengaja membuat Christopher kesal. Ia bilang, ia mau menjadi pengecut saja, ia hanya ingin membalas sakitnya pukulan Chris saat SMA dengan sedikit menggoda Eleanor dan menghancurkan emosi Christopher.

"Lihat saja kalau ketemu!." Geram Christopher yang hanya mendapat putaran bola mata dari Gwenn.

Bel rumah berbunyi tepat saat Gwenn membuka mulut untuk bicara. "Biar aku yang buka!." Sambar Josh.

Mereka melanjutkan pembicaraan mereka tentang Ewan sementara di ruang tamu Josh sibuk dengan tamunya.

"Sepertinya teman lama, mereka sangat heboh!." Kata Gwenn pada Eleanor dan Chris.

"Yah sama sepertimu saat bertemu dengan istriku!." Sahut Chris sarkasme.

"Oh ya omong-omong, kau mengundang seluruh teman kuliah yang kau kenal?." Tanya Eleanor pada Gwenn.

"Yah, Aku juga mengundang Ahmed, sayangnya dia tidak bisa datang karna istrinya melahirkan." Gwenn kecewa.

"Kau masih berhubungan dengan Ahmed? Kenapa aku tidak tau masalah ini?."

"Aku tidak memberitahu siapapun termasuk Josh. Dan kami hanya berteman, aku juga pernah telponan dengan istrinya." Gwenn menjelaskan panjang lebar.

"Akan kuberitahu Josh nanti!." Chris menggoda.

"Aku membencimu!." Gwenn terpancing.

"Awas kau perlu hati-hati. Anakmu akan mirip denganku kalau kau terlalu membenciku." Chris terus menggoda.

"Jangan sampai!." Gwenn menggeleng dengan keras. "Oh? Berarti Eleanor sangat membencimu saat ia hamil Albert?." Gwenn menyadari sesuatu dan itu merupakan serangan balik bagi Christopher.

"Dan dia tidak mungkin membenci dirinya sendiri saat hamil Caroline!." Balas Chris sengit.

"Baiklah, sepertinya perang ini tidak akan berakhir. Aku mohon pada kalian, berdamailah!." Eleanor menengahi.

Josh kembali keruang makan dengan temannya. Elanor dan Chris membelalak, dan Gwenn, mungkin kalau Josh tidak segera menghampirinya ia akan jatuh saat itu juga dari kursi tempatnya duduk.

"Hei kau pasti Eleanor?." Eleanor menyambut uluran tangan laki-laki berkacamata yang datang bersama Josh dari ruang tamu itu. "Dan kau pasti Christopher kan?." Kemudian ia menyalami Chris.

Josh mengelus pundak Gwenn dengan penuh kasih sayang, wajahnya antara kasihan dan mau meledak karna tawa. Ini kejutan bagi Gwenn.

"Selamat ulang tahun Gwenn! Kau mendapat salam dari istriku!."

"Ahmed, kau tinggal dimana?." Eleanor menyahut.

"Di rumah dinas Universitas Bournemoth. Baru dua bulan yang lalu aku dan keluarga datang ke Inggris. Aku menjadi dosen undangan di Bournemouth." Ahmed duduk di samping Chris kemudian menunggu reaksi, reaksi Gwenn tentunya.

"Gwenn? Kau sudah sadar?." Tanyaku.

"Aku rasa tekanan darahku naik." Jawabnya lirih.

Suasana mencair setelah Gwenn kembali menjadi dirinya sendiri setelah minum teh buatan suaminya. Ahmed menceritakan perjalanan hidupnya mulai saat kami berpisah di bandara Attaturk sampai ia bertemu dengan istrinya, Zahrah. Ia juga berdiskusi banyak dengan Chris dan Josh tentang Eropa dan Asia dan Eleanor berserta Gwenn sesekali mengikut.

"Berikan kami alamat mu! Kami mau berkunjung melihat bayi dan istirmu!." Gwenn menyodorkan sebuah buku note pada Ahmed.

Ahmed mencatat alamatnya kemudian menyerahkannya kembali pada Gwenn. "Ah terimakasih Gwenn!."

Alis Gwenn terangkat. "Untuk apa? Seharusnya aku yang berterimakasih."

"Kau mengingatkanku akan sesuatu," Ahmed tersenyum. "Aku ingin berjumpa Mr. Sinclair tapi aku tidak punya kontak dan alamatnya. Apa diantara kalian ada yang punya?."

Gwenn melirik Eleanor yang sedang melirik Christopher yang wajahnya menegang. Kejadian saling lirik ini membuat Josh dan Ahmed bingung. Dengan cepat Gwenn mengambil alih dan mengatakan kalau mereka sudah lama kehilangan kontak dengan Stephen, Gwenn mengarang dengan sempurna dan kalau ada seorang guru ia pasti akan memberikan Gwenn nilai A plus.

"Dia ada di London."

Satu kalimat dari Chris berhasil membuat Gwenn terlihat seperti pengarang abal-abal.

"London? Dimananya? Apa dia pindah tugas ke sana?."

"Kenapa kau banyak tanya?!." Gwenn kesal dan Ahmed terkejut.

"Gwenn!" Josh bersuara.

"Pekan depan aku dan Eleanor mau bertemu dengannya. Kalau kau mau bertemunya kau bisa ikut dengan kami." Christopher berbicara dengan santai.

"Apa-apaan ini Eleanor?." Gwenn beralih pada Eleanor.

"Bisa kita keatas Gwenn?." Eleanor bangkit dan disusul oleh Gwenn, ini perlu di jelaskan dengan pelan-pelan pada Gwenn.

RegenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang