~Sunny~

5 0 0
                                    

Sudah dua tahun semenjak Chris pindah ke Oxford dan selama itu pula aku tidak berkomunikasi dengan dirinya walau di abad 21 ini teknologi sudah sangat canggih.

Aku kini berkuliah di salah satu Universitas ternama di Bournemouth. Yah! Sepertinya aku tidak akan pernah mengangkat kakiku dari kota ini. Sementara itu, Leo kini sudah bekerja di London dan Ben, adik kesayangan kami sudah beranjak menjadi anak SD yang sangat nakal, maksudku lebih nakal dan menyebalkan daripada dulu waktu dia di Play Group dan taman kanak-kanak.

Aku melihat ponselku saat benda kecil itu bergetar. Gwenn, mengirim sms yang bunyinya.

"Akan aku tunggu kau di bawah pohon pinus di taman utara kampus!"

Tidak kubalas.

Atau dia akan menggangguku yang sedang asyik belajar dengan Mr.Sinclair, dosen termuda dan tertampan di seluruh Bournemouth.

"Miss Eleanor?," panggilnya suatu hari. "Kau cantik sekali hari ini!." Dia memujiku di dalam kelas dan membuat seluruh isinya menggodaku dan dirinya.

Ah! Kalau saja aku tipe yang mudah jatuh cinta, mungkin saat itu aku sudah akan mengarang cerita tentangnya dan menguploadnya di blog ku dengan judul "Dosenku, Kekasihku."

Dan kini ia berjalan menujuku dan menjatuhkan sebuah kertas yang sudah dilipat berkali-kali sehingga ukurannya menjadi sangat kecil.

"Aku ingin bertemu setelah ini, aku tunggu di bawah pohon pinus di taman utara kampus. Sampai jumpa yang tercantik."

Kenapa lagi ini?!, pikirku. Apa dia akan membicarakan nilaiku? Kenapa harus memakai kata 'yang tercantik' di suratnya dan kenapa kedua manusia itu menyebut pohon pinus di taman utara kampus?, dan yang tidak mereka pikirkan, ada berapa puluh jumlah pohon pinus di taman itu?.

"Apa dia mengajak bertemu?." Tanya Taylor, teman sekelasku yang selalu duduk di sampingku.

"Tidak." Jawabku cepat dan langsung pergi meninggalkan kelas saat Mr.Sinclair keluar dari kelas.

Aku menuju ke taman bagian utara dengan berlari saat matahari yang mulai tinggi menyapa bumi. Oh, musim panas sudah mulai datang rupanya. Salah satu musim yang paling banyak dinanti oleh orang-orang, dan tidak oleh diriku. Yah walaupun aku juga tidak terlalu membencinya, tapi di musim ini lah hujan jarang turun.

"Gee!," aku memanggil Gwenn yang sedang sibuk sendiri. "Sedang apa?." Aku mengikuti pandangannya.

Mr. Sinclair? Cepat sekali dia sampai kesini. Dan dia terlihat sedang menunggu seseorang, tentu saja dia sedang menunggu kedatanganku!.

"Kau lihat dosen itu?," Gwenn menunjuknya dengan jari telunjuknya. "Oh Tuhan!!!," katanya setengah berteriak. "Kenapa dia makin tampan dan seksi?!."

Dan sekarang Gwenn sudah melompat-lompat sambil menarik lenganku.

Aku mencoba untuk menyadarkan Gwenn yang masih melompat-lompat seperti orang kerasukan setan. Orang-orang yang berada di sekitar kami atau hanya sekedar lewat mulai memperhatikan, mencemooh, kesal bahkan ada yang sampai berhenti dan menunggu sebentar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi sampai-sampai si gila Gwenn melompat-lompat tidak jelas.

"Gwenn! Kumohon hentikan!." Kataku, sebelum Mr. Sinclair menyadari keberadaanku disini.

"Eleanor?!."

Terlambat. Mr. Sinclair sudah berjalan kesini dan itu membuat Gwenn mulai panic dan berbisik tidak jelas bahkan yang lebih parah, gadis-gadis yang tadi nya mencemooh atau hanya lewat kini berhenti dan memperhatikan si Sinclair dan kami tentunya.

RegenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang