Hari itu sekaligus menjadi hari reuni besar-besaran mereka. Hampir seluruh teman sekelas SMA dan beberapa teman seangkatan waktu kuliah diundang oleh Gwenn. Dengan orang sebanyak itu, rumah Gwenn yang terbilang sedang sampai sesak dan terpaksa Chris dan Josh membentang tenda di halaman belakang.
Gwenn dengan gaun pastel nya sangat anggun, berbeda sekali dengan penampilan nya yang selama ini cukup untuk nya mendapatkan gelar 'preman'. Suaminya Josh, berpakaian senada dengan dirinya dan aku memakai dress hitamku yang matching dengan kemeja Christopher.
Albert dan Caroline? Yang laki-laki maunya pakai jas baju dan rompi warna coklat dan celana selutut senada ditambah sepatu boots, yang perempuan maunya memakai gaun peri warna putih yang ia bawa sendiri tanpa sepengetahuan Eleanor.
"Moommy!" Eleanor berbalik dari meja kue ke Caroline yang tidak ada di dekat kakinya, yang ia temukan hanya sepatu seorang laki-laki.
"Apa kabar my love??",
Eleanor menganga, melihat Ewan dan Caroline di gendongannya. Tidak! Kalau Christopher melihat dia pasti akan marah sekali.
"Dia pengeranku hari ini Mommy, namanya Prince Ewan! Prince Ewan ini mommy ku. Dia cantik kan?." Dan kini lengan Caroline melingkar di lehernya.
"Apa yang kau lakukan disini?."
"Aku tamu undangan dari pihak suami si preman, yah dunia memang sempit." Katanya mengambil sepiring kue dari atas meja.
"Carol? Kenapa kau mau digendong sama orang asing?!." Eleanor berusaha mengambil Caroline yang menepis tangannya, tidak mau digendong orang lain selain Ewan.
Ewan gemas melihat Eleanor yang melihat ke kiri dan kanan, seperti seorang pencuri yang berusaha kabur. Tentu Eleanor tidak mencuri, ia hanya ingin melihat di mana suaminya sekarang. Akankah suami nya tiba-tiba datang dan menyeret Ewan seperti yang ia lakukan waktu SMA.
Eleanor mendesah panjang saat ia tidak menemukan tidak adanya tanda-tanda Christopher akan datang dan melakukan hal bodoh. Beranjak beberapa jengkal kebelakang dari Ewan yang berdiri di depannya, ia beranikan diri untuk mengajak Ewan mengobrol santai seperti seorang teman.
"Jadi, apa kabarmu tuan Robinson?."
Ewan tersenyum senang, seperti anak kecil yang baru diberi mainan yang sangat ia inginkan. "Ya ya baik. Dan tidak baik juga."
Jawaban Ewan membuat Eleanor mengangkat sebelah alisnya. Dia sama sekali tidak berubah, setiap kali ditanya kabar jawabannya selalu sama. Tidak dapat dipastikan ia baik atau tidak dan itu membuat Eleanor berhasrat untuk menjadikannya sahabat ketimbang musuh.
Ewan Barrie Robinson, tidak ada satupun orang yang ingin dekat dengannya semenjak tahun pertama di SMA. Dengan rambut coklatnya yang ia sisir ala Leonardo DiCaprio di film Titanic, jas sekolah yang mahal dan dari bahan pilihan tidak membuat seorang pun berselera bahkan untuk memandangnya dengan tatapan bersahabat. Kelakuan nya yang membuat semua orang seperti melihat seekor hewan yang menjijikkan. Ia tidak akan segan bertengkar dan memukul siapapun yang membuatnya kesal. Hanya gadis-gadis mata duitan yang menempel padanya dan itu hanya bertahan seminggu.
Mereka tidur kemudian mendapat uang dan pergi. Kebanyakan Ewan yang mengusir, dan belum dapat dipastikan sampai sekarang karna Eleanor belum melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. Hanya kabar burung yang berembus.
"Jadi, bisa kau turunkan anakku sebelum aku menyeretmu!."
Eleanor menegang, tangan Chris melingkar di pinggangnya dengan posesif dan ia berbicara dengan suaranya yang ia tekan pada setiap kata yang ia ucapkan.
"Hey! Johnston! Sudah berapa tahun sekarang?." Ewan menepuk pundak Chris, seperti mereka sudah berteman baik sejak lama.
Dengan sekali gerakan, ia menyerahkan Caroline ke gendongan Eleanor sambil berbisik lalu. "Kau seksi dan cantik sekali sayangku!".
Tangan Christopher terhenti di udara sebelum menyentuh batang hidung Ewan. Rahang atasnya mengeras dan tercetak jelas disana bahwa ia sedang menahan amarah. Dari dulu, Ewan dan Christopher. Selalu mereka berdua.
"Kalau aku tidak memikirkan si preman hari ini, aku jamin mukamu sudah lebam dimana-mana!." Bisik Christopher pada Ewan.
"Benarkah? Mukaku atau mukamu?!." Ewan tertawa.
Eleanor yang sigap, segera menarik Christopher menjauh. Di gendongannya Caroline hanya melongo melihat wajah ayahnya yang marah. Dan dari belakang, Albert membuntuti dua orang tuanya dan adiknya menuju kamar mereka di lantai atas.
"Carol dan Albert, sudah siang dan kalian sudah makan siang kan? Sekarang waktu nya tidur. Daddy dan Mommy ada sedikit urusan jadi tidak bisa menemani, ok?." Eleanor mengelus kepala anak-anaknya.
"Mommy?." Panggil Caroline saat Eleanor sudah mencapai ambang pintu.
"Ya?."
"Maafkan aku, dan bilang ke Daddy kalau aku minta maaf."
"Kau tidak salah apa-apa sayang, kami mencintai kalian!." Eleanor melambai pada dua anaknya dan menuju kekamarnya dan Chris.
Memang tidak ada yang harus dipermasalahkan disini, namun Eleanor butuh berbicara dengan Chris sekaligus berterimakasih karna tidak membuat kacau pesta Gwenn dibawah. Membuka pintu kamar, ia menemukan Chris dengan kemeja hitamnya yang menempel pada tubuhnya sehingga semua otot dan lekukan yang ia ciptakan di gym centre tercetak jelas.
"Sudah berapa kali ku ingatkan Eleanor!". Katanya pada Eleanor yang baru saja menutup pintu. "Jangan pernah mendekati bajingan itu!" ia menaikkan suaranya satu volume.
"Aku tidak mendekatinya!." Balas Eleanor.
"Terserah kau mau dekat dengan laki-laki manapun tapi tidak dengan Ewan! Dia berengsek! Kalau kau mau dekat dengan laki-laki setidaknya kau pilih-pilih!." Ia kini berteriak di depan muka Eleanor.
"Apa maksudmu Christopher?!." Elanor mulai terpancing, kata-kata 'dekat dengan laki-laki lain' terdengar sangat menyakitkan di telinganya. "Apa kau menganggapku suka mendekati laki-laki lain? Apa aku sebegitu murahan di mata laki-laki yang menjadi suamiku sendiri?!."
"Aku tidak mengatakan kau murahan!." Balas Christopher sengit.
"You did!Kau menganggapku murahan!." Eleanor mendorong Chritopher dari hadapannya. "Daridulu, kau selalu menganggapku murahan." Sambungnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regen
Romance"Eleanor? Mana mungkin aku tidak sayang dan cinta padamu?," Chris memeluk sambil mengelus rambut hitam Eleanor. "Aku sangat menyayangi dan mencintaimu Eleanor." Sambungnya. "Tapi aku tidak cukup baik untukmu kan Chris? Aku cereboh dan tidak teliti...