Aku menatap satu persatu tumbuhan, tiang listrik, rumah-rumah, rambu-rambu lalu lintas, mall bahkan lapangan kosong untuk mengisi 2 jam 18 menit ku di perjalan menuju Izmir. Ankara ke Izmir atau lebih tepatnya Ephesus hanya berjarak 173 km dan itu pasti akan lebih terasa dekat jika ada Gwenn di mobil ini. Sayangnya, aku hanya bisa berkhayal, perjalanan selama 2 jam terasa sangat lama ditambah dengan si gadis 'cerewet berkacamata' yang duduk disampingku dan juga dua orang menyebalkan— Ms. Robinson dan Chris. yang duduk di depanku.
Kami menggunakan bus milik Universitas Ankara selama melakukan penelitian di Ephesus. Bus dengan fasilitas yang sangat lengkap, DVD player, AC, Televisi, Telepon, Small Kitchen, Toilet dan kamar mandi, bahkan Rest room yang menyediakan empat kasur lengkap dengan bantal dan gulingnya. Berlebihan bagiku kalau hanya digunakan untuk mengantar dalam jarak 173 km.
"Apa benar kita akan tinggal di dalam bus ini selama penelitian?." Tanya Julie entah pada siapa, tapi dengan sigap Chris menjawab.
"Ya, akan sangat membuang energi jika kita tiap hari pulang-pergi dari Ankara ke Izmir. Kenapa? Apa kau tidak nyaman Julie?."
Oh manisnya!
"Tidak, aku merasa nyaman. Mungkin hanya butuh waktu untuk beradaptasi." Jawab Julie – Si gadis cerewet berkacamata.
"Oh kalian manis sekali? Iya bukan Ms. Hoult?."
Aku menatap Julie yang memasang wajah menanti jawaban dengan was-was dan Chirstopher yang memasang wajah tanpa ekspresi. Aku memberi tatapan 'Apa yang kalian mau dengar dariku?!' pada Chris dan Julie secara bergantian. Kemudian aku menatap Ms. Robinson dengan mataku yang ku tajamkan setajam-tajamnya.
"Tentu Ms. Robinson," kataku tersenyum. "Ah Shania." Ralatku.
Ugh! Aku benci harus berakting seperti ini di depan mereka. Seumur hidupku, aku akan memilih diam jika tidak setuju atau ceplas-ceplos sekalian. Tidak akan berakting manis dan tegar seperti ini.
Omong-omong, yang benar saja aku harus tinggal di bus ini bersama mereka?!. Oh tuhan! Apa aku pernah berbuat salah sebelum pergi ke Turki? Apa mungkin ini kutukan Ben karna ia aku tinggal?.
Sesampainya di lokasi penelitian, kami segera menyiapkan peralatan-pertalatan yang akan disiapkan di luar bus. Kamera, computer, buku-buku serta delapan dus besar yang sedang di atur oleh Chris dan Shania. Aku melirik ke kiri dan ke kanan, mereka semua memang berniat meneliti sementara aku hanya bermodal satu kamera digital, koper isi baju dan peralatan mandi plus bedak tabur milik Ben dan terakhir tas berisi sebuah journal. Di depanku, Julie sedang mengatur kursi yang sepertinya akan digunakan untuk bersantai sore.
"Hey! Kau sedang apa?." Chris muncul di sebelah Julie, menyentuh ujung hidungnya dengan telunjuk panjang miliknya.
"Menyusun ini! Untuk kita bersantai sore menikmati teh dan menghadap langsung ke kuil Artemis." Katanya balas menyentuh ujung hidung Chris.
Yah yah, harus kuakui bahwa mereka memang sangatmanis satu sama lain. Daripada melihat romansa dua manusia yang membuat hatikumembengkak, aku melangkah kembali ke bus, memilih untuk menyusun barangpribadiku di rest room. Aku memilih bed dekat jendela kecil bus ini, menyusunsemua barangku di laci sebelahnya kemudian berjalan ke kamar mandi,membersihkan diri dan rambut, berharap semua yang kulihat dan kudengar hari inihilang bersama air yang masuk ke lubang pembuangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Regen
Romance"Eleanor? Mana mungkin aku tidak sayang dan cinta padamu?," Chris memeluk sambil mengelus rambut hitam Eleanor. "Aku sangat menyayangi dan mencintaimu Eleanor." Sambungnya. "Tapi aku tidak cukup baik untukmu kan Chris? Aku cereboh dan tidak teliti...