One

3.9K 354 31
                                    

Dukk!

Pemuda tinggi berkulit tan itu menjatuhkan kepalanya sendiri di atas meja. Keras. Dan penuh niat. Seakan mengabaikan efek samping yang akan terjadi pada kepalanya setelah benturan yang disengaja itu.
Di tangannya, selembar foto yang menampakkan wajahnya yang tersenyum lebar dengan seorang gadis manis di sampingnya, nyaris tak berbentuk akibat terlalu banyak diremas oleh si empunya.

"Bodoh! Kenapa aku masih menyimpan ini?", makinya pada dirinya sendiri.
Hatinya berdenyut sakit kala matanya tak bisa lepas dari wajah gadis dalam foto itu. Gadis yang berhasil ia kencani selama satu tahun, namun mendadak meninggalkannya tanpa alasan, bahkan tanpa firasat sebelumnya.

Plakk!!

"Masih memikirkan gadis yang mengabaikanmu, eh? Buang-buang waktu saja, Kim Taehyung."

Seorang pemuda bersurai dark brown menghampiri dengan sebuah tepukan main-main di kepala pemuda tan, yang lantas duduk di sebelahnya.

"Dan kau, kau masih saja mengharapkan dia mau kembali padamu. Kau lebih terlihat menyedihkan dibandingkan diriku, Jung Hoseok."

Yang dipanggil namanya mendengus geli, "Aku? mengharapkan dia kembali? Tidak, Kim. Kembali pada mantan tidak tertulis dalam kamusku."

"Dusta!", potong seseorang berwajah baby face lengkap dengan gigi kelincinya yang berseru lantang kemudian duduk di depan pemuda Kim dan Jung itu.
"Kemarin aku melihatmu stalking akun twitter gadis itu. Cih, kau lebih lemah rupanya! Mana yang katanya mau melupakan? Mana yang katanya tidak berharap bisa balikan? Mana?!"

"Aigooo, Jeon Jungkook. Kalau kau masih kesal karena kalah saing dengan senior kita itu, jangan kau lampiaskan pada si manis Jung ini."

Hoseok seketika melotot pada pemuda tinggi berdimple yang bergabung di mejanya.
"Urusi saja surat-surat cintamu yang tak berani kau berikan itu, Kim!"

"Apa? Kenapa menyebutku?", Taehyung mendongakkan kepalanya mendengar marganya disebut.

"Aku bicara pada Kim berlesung pipi ini, alien!", jelas Hoseok. Taehyung mengangguk mengerti lalu kembali menidurkan kepalanya di atas meja.

"Jadi kau sama sekali tidak memberikan semua surat cintamu, Hyung?", Jungkook,  maknae di grup mereka bertanya penasaran.

"Namjoon terlalu pengecut bahkan untuk sekedar memberikan sepucuk saja. Ck, tidak gentle sama sekali", Hoseok berdecak heran.

Yang diejek hanya menghela napas pendek.
"Setidaknya aku tidak merasakan bagaimana sakitnya diabaikan, tidak terpilih dan berpisah setelah satu tahun berhubungan."

Ucapan bernada sindiran dari mulut Namjoon itu sontak membuat ketiga kepala menoleh ke arahnya dengan serempak, lengkap dengan geraman dan hasrat ingin memaki.

"Setidaknya aku tidak pengecut sepertimu, Joon!", seru Taehyung tidak terima.

"Meski hanya bertahan sesaat, perasaanku bisa tersampaikan padanya", susul Hoseok sembari menyeruput jus jeruknya.

"Hyung, aku bukannya tidak terpilih. Aku hanya sedikit kurang beruntung dalam persaingan ini!", ucap Jungkook ngotot.

"Haiissshh!! Kalian semua sama saja! Intinya kisah percintaan kalian itu menyedihkan!", Namjoon mengusak surai light brownnya.

"Dan akupun sama saja."

Lirih Namjoon kemudian terduduk lesu. Memandangi kawannya satu persatu. Dan yang dilihatnya hanyalah kehampaan di wajah ketiga pemuda tampan itu.

Ya, untuk pertama kalinya dalam lima tahun pertemanan, mereka berempat mengalami kemalangan serupa.

"Apa setelah ini, kita bisa jatuh cinta lagi?"

Satu pertanyaan Taehyung membawa mereka pada lembaran kisah baru. Di mana mereka akan menemukan jawaban yang tidak terduga.


ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

To be continued

4 in LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang