"Namjoon-ah!"
Panggilan itu menyentak si empunya hingga mematung di tempat. Kenapa? Karena ia tau persis pemilik suara khas itu.
Kalau saja Namjoon terlahir untuk tidak jadi seorang pengecut, maka ia hanya perlu berbalik badan, membalas panggilan itu dengan senyum lebar yang mengembang di bibirnya.
Tapi nyatanya tidak begitu, karena mau tidak mau dia mengakuinya sendiri terlahir sebagai seorang pengecut.Si jangkung pemilik lesung pipi itu meneguk salivanya tanda tak siap. Rasanya masih belum bisa menahan gugupnya secara sempurna jika berhadapan dengan gadis itu; gadis yang selama dua tahun ini menjadi alasan Namjoon gemar menulis puisi, meski setumpuk kertas berisikan rangkaian kata indahnya itu terpaksa dibiarkan tersimpan rapi di lacinya. Puluhan bahkan ratusan surat cinta itu dibiarkannya tak tersampaikan begitu saja
"Oh, Jiae Noona", Namjoon mengusap tengkuknya, "Ada yang bisa kubantu?"
Yoo Jiae, gadis bersurai karamel itu tersenyum manis hingga membuat Namjoon ingin pingsan saja rasanya.
"Ah, aku ingin tanya saja. Hari ini kau sibuk tidak?"
"Ehm, ti-tidak juga. Kurasa", Namjoon membetulkan posisi kacamatanya. Seperti yang sudah-sudah, bicara dengan Jiae adalah hal tersulit kedua setelah belajar mengendarai mobil baginya.
"Kalau begitu apa boleh aku minta bantuanmu, Namjoon-ah?"
Mata Jiae mengerjap dan terlihat berbinar. Dan sungguh Namjoon tidak kuasa menghandle perasaannya sendiri kali ini.
"T-tentu, Noona. Apa yang bisa kubantu?"
Jiae tersenyum tipis lalu menyerahkan selembar kertas pada Namjoon."Kau ingat kan hari ini ada jadwal latihan klub teater? Tempo hari aku ditugaskan Byun-ssaem untuk menulis naskah, tapi aku belum sempat menyelesaikannya sedangkan hari ini aku tidak ikut latihan karena ada keperluan penting. Jadi bisakah kau gantikan aku melengkapi naskah untuk latihan hari ini, Namjoon-ah?", pinta Jiae lengkap dengan kedua tangannya menggenggam erat jemari Namjoon yang gemetaran.
Si pemilik dimple lagi-lagi meneguk salivanya, gugup."Bagaimana? Kau bisa kan? Selama ini aku tidak pernah meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan naskahku. Tapi anak-anak bilang kau ini suka menulis, makanya aku meminta bantuanmu", Jiae menyingkap surainya ke belakang telinga kanannya, "Lagipula kau ini anggota teater yang paling rajin latihan bahkan yang paling sering tampil di setiap perlombaan. Jadi aku percaya kau bisa mengatasinya. Bisa kan?"
Kedua mata Indah Jiae mengerjap lagi. Membuat Namjoon menghela napasnya berkali-kali untuk menetralkan perasaannya sendiri.
Tentu saja Namjoon selalu rajin latihan, karena alasan utama mengapa ia bertahan di klub itu hanyalah seorang Yoo Jiae."Iya, aku akan melakukannya untukmu, Noona", Namjoon mengangguk dengan senyum tipis.
"Jeongmal? Jinjja? Woaah. Gomapta, Namjoonie. Kau memang paling bisa diandalkan!"
Wajah Namjoon tersipu kala jemari Jiae mengusap kedua pipinya dan mencubitnya gemas. Padahal dia ingat sekali bahwa bukan kali ini saja Jiae berani menyentuh wajahnya. Tapi tetap saja, debaran kencang di dadanya membuat tubuhnya enggan memberi reaksi selain tegang dan kaku di setiap sendi.Namun perasaan gugup yang menyenangkan itu hanya bertahan sebentar. Karena tak lama setelah Jiae pamit undur diri, matanya menangkap gadis berparas imut itu bersama seorang laki-laki tinggi yang diketahui teman sekelas Jiae--yang juga berstatus sebagai kekasihnya.
Trangg!
Seketika itu juga, satu kepingan hati Namjoon jatuh dan hancur berantakan. Terlebih saat Jiae yang bergelayut manja di lengan pemuda itu tertangkap jelas di matanya.
Namjoon hanya bisa menghela napas berat. Pasrah. Dan seperti yang sudah-sudah, ia hanya menyimpan segala isi hatinya dalam sepucuk surat yang tak akan pernah sampai pada 'alamatnya'..
Jungkook berlari kecil di sepanjang koridor dengan bersiul-siul senang. Sesekali dia menggumamkan lagu sambil berputar-putar. Membuat murid lain yang melihatnya hanya mengernyitkan dahi juga geleng-geleng kepala. Ada juga yang menggumamkan 'gila', 'abnormal' dan semacamnya.
Tapi tidak untuk ketiga temannya yang kini duduk melingkar di meja kantin lengkap dengan tiga botol cola dan berbagai camilan. Mereka sudah terbiasa dengan tingkah ajaib si maknae.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 in LOVE ✔
Fiksi PenggemarEmpat sahabat yang mencari serpihan hati mereka yang hilang. Siapakah orang pertama yang beruntung mendapatkannya?