Seumur hidup, Jungkook tidak pernah mengusir seseorang dari rumahnya dengan alasan apapun. Tapi hal berbeda ia lakukan pada seorang Park Jimin, yang dengan segenap jiwa berharap Jungkook menyambut perasaannya dengan suka cita. Naas, Jungkook justru mengeluarkan kata-kata kejam yang tidak bisa ditolerir oleh telinganya.
Juga hatinya.
"Jangan menyukaiku, Jimin Hyung!", sekali lagi Jungkook berhasil menggores luka di dalam sana. Jimin meringis sendiri.
"Kenapa? Kenapa kau melarang perasaanku?"
Satu pertanyaan Jimin dibalas dengusan kesal sang Jeon.
"Jangan menyukai orang yang tidak bisa membalas perasaanmu. Itu terdengar menyedihkan. Jadi kumohon, hilangkan saja rasa sukamu itu."Jungkook beranjak dari duduknya, menghela napas pendek lalu memandang Jimin yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Seketika Jungkook sedikit luluh.
Sungguh, sebenarnya Jungkook paling tidak tega jika ada yang menangis di depannya. Mirisnya, dia justru dengan sengaja membuat Jimin menangis karena ulahnya sendiri. Maka itu ia hanya mengusap surai cokelat Jimin sembari tersenyum tipis. Senyum yang sebenarnya justru makin membuat dada Jimin berdenyut sakit."Kau bisa temukan orang lain yang lebih baik dari aku, Hyung. Aku bukanlah orang yang tepat untukmu", Jungkook menghela napas lagi, "Aku takut kau menyesal karena menyukai orang sepertiku. Lagipulaㅡ"
"Apa ini karena senior itu?"
Pertanyaan Jimin langsung dibalas satu anggukan tanpa ragu dari Jungkook.
"Mungkin terdengar menggelikan, tapi aku sungguh menyukai Min Yoongi Sunbae."
"Apa kau merasa bahwa kau adalah orang yang tepat untuknya begitupun sebaliknya?"
Jungkook terdiam. Tidak tau harus menjawab apa.
"Lalu apakah dia juga menyukaimu?"
Jungkook tertegun, "Uh. Itu. Aku.. Tidak yakin."
Jimin meringis, "Kau bahkan tidak yakin dia menyukaimu juga atau tidak. Jika kau sungguh-sungguh, maka harusnya kau bisa menjawab pertanyaan sepele ini dengan mudah."Selepas itu Jimin berdiri, matanya makin menatap Jungkook lekat-lekat. Diusapnya pipi yang lebih muda sebelum dikecupnya dengan cepat.
Jungkook terhenyak. Jantungnya terasa melompat ke luar."H-Hyung!"
"Jika dia tidak membalas perasaanmu, kau bisa datang padaku, Kook. Ini bukan saran, tapi keharusan", Jimin mengambil tasnya, tersenyum tipis kemudian berjalan ke luar. Namun begitu pintu sudah terbuka, kepalanya menoleh lagi."Aku menunggumu, Jungkook-ah."
....
Entah sadar atau tidak, sudah lima menit lamanya Taehyung terpaku pada binar di mata Yoongi yang terperangah melihat pemandangan dari cable car yang membawa mereka ke Puncak Naktabong. Senyumnya terulas lebar, bahkan nyaris tertawa karena Yoongi yang berkali menggumam 'daebak!', 'indah sekali', dan 'woah!' bak anak kecil.
Manis sekali. Bahkan atensi Taehyung kini bukan pada pemandangan gunung Palgongsan, melainkan wajah Yoongi yang menjadi pemandangan utamanya hari ini.Pantas saja Jungkook tergila-gila padamu, Sunbae.
Dua detik kemudian Taehyung merasakan tangannya ditarik oleh pemuda mungil itu.
"Sudah sampai', katanya. Taehyung mengangguk, dan sekali lagi entah sadar atau tidak, tangannya mengait jemari Yoongi sembari berjalan ke luar. Sedangkan Yoongi sendiri tak terlalu acuh karena sibuk mengagumi pemandangan dari atas puncak.Namun tak lama genggaman itu terlepas karena Taehyung merasa ada yang membasahi tangannya tiba-tiba. Itu darah yang ke luar dari hidung Yoongi.
"Sunbae!", Taehyung memekik panik sembari membuka tas mencari sapu tangannya.
Yoongi yang sadar hidungnya mengeluarkan cairan pekat lagi hanya mendesah lesu lalu mengusap kasar area filtrumnya."Aisshh, jangan gunakan tanganmu!", omel Taehyung kemudian menarik tengkuk Yoongi agar mendekat padanya. "Sini, biar kubersihkan."
Yoongi mendengus geli, "Sudahlah, lama-lama kau seperti pengasuhku saja. Biar kuatasi sendiri", ucap Yoongi kemudian mengambil alih tissue yang dipegang Taehyung, menggulungnya kecil lalu memasukkannya ke dalam lubang hidung sebelah kanan.
"Beres!", Yoongi menepuk kedua tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
4 in LOVE ✔
FanfictionEmpat sahabat yang mencari serpihan hati mereka yang hilang. Siapakah orang pertama yang beruntung mendapatkannya?