"Jungkook-ah.. "
Terjadi hening sesaat, hanya mata mereka yang saling menatap. Bisa terlihat di mata Taehyung ada kilat amarah dari si pemilik marga Jeon itu. Tapi anehnya, tak lama Jungkook menyunggingkan senyum kelinci andalannya.
"Oh, Taetae Hyung! Wah ada Min Sunbae juga!", ucapnya enteng sembari menghampiri dua orang di depannya. "Kebetulan sekali ada yang mauㅡSunbae, kau sakit? Kenapa pucat sekali?"
Jungkook terbelalak begitu mendapati wajah putih Yoongi makin terlihat pucat.
"Ah, aku hanya sedikit lelah", jawab Yoongi sekenanya. Mendadak ia merasa ada aura aneh di antara dua adik kelasnya ini.
"Tapi kau begitu pucat, Sunbae. Apa kepalamu terasa sakit?"
"Ya, sedikit."
Taehyung yang melihat interaksi itu kemudian membuang pandangannya ke arah lain. Membuat Jungkook tertawa keras dalam hati."Baru saja aku ingin menemuimu, ada yang ingin aku tanyakan. Tapi melihatmu seperti ini, baiknya aku mengantarmu ke klinik dulu", ujar Jungkook dengan mata yang menatap penuh ejek pada Taehyung.
"Ta-tapi akuㅡ"
"Kajja!", Jungkook tidak memberi kesempatan Yoongi membantah lalu meraih lengan Yoongi dan membawanya pergi. Sedang pemuda pucat itu tidak bisa menepis saat lengan kekar Jungkook mengerat di lengannya. Yoongi sempat menoleh ke belakang, dan melihat Taehyung memandang mereka dengan lesu. Meski ada seutas senyum yang tidak terlalu kentara di sana..
Seoul, Musim panas 2014
"Taehyung, Hoseok!", seru Namjoon seraya menghampiri kedua temannya di tepi lapangan sekolah.
"Wah, siapa yang kau bawa, Joon? Imut sekali!", Taehyung buru-buru menghampiri bocah yang dibawa Namjoon.
"Seingatku kau hanya punya kakak laki-laki. Jadi siapa ini?", susul Hoseok tak kalah penasaran.
Namjoon tersenyum lebar hingga lesung pipinya terlihat, "Saeng-ah, ayo kenalan dengan para Hyungmu!"
Bocah bermata besar itu mengerjap sesaat tapi mengangguk pelan.
"Na-namaku Jungkook", katanya dengan tertunduk. "Jeon Jungkook. Kelas 7-3."
"Oh, Jungkook-ah! Kiyowooo!", Taehyung yang gemas langsung mencubit pipi tembem Jungkook.
"Eoh?", Hoseok tertegun begitu melihat ada sedikit memar di kening bocah itu. "Ya, apa ini? Namjoon-ah, kau tidak habis melakukan sesuatu padanya kan?"
Taehyung yang mendengar itu kemudian mengecek kening Jungkook, dan benar ada memar di sana.Namjoon mendesah pelan, "Kau tau, aku menemukannya di gudang belakang sekolah dengan keadaan kacau. Bajunya kotor dan ada beberapa luka di tubuhnya. Saat kutanya dia belum mau jawab dengan jujur. Tapi setelah sedikit desakan, dia mengaku kalau dia dibully oleh Jackson Wang dan kawanannya", cerita Namjoon yang membuat Taehyung maupun Hoseok menggertakan giginya.
"Kenapa bocah lucu ini harus dibully? Apa salahnya?", tanya Taehyung tidak terima.
Namjoon menggeleng, "Entahlah. Tapi aku sudah melaporkan mereka pada wali kelas masing-masing. Dan kurasa Jungkook harus ada dalam pengawasan kita agar hal serupa tidak terulang lagi."
Hoseok mengangguk setuju, "Benar! Lagipula si Jackson itu apa tidak kapok kena skorsing? Woah, benar-benar keterlaluan!"
Taehyung menatap Jungkook yang masih terlihat kikuk, lalu mengusap surai hitam tebalnya lembut."Jungkook-ah, kau percayakan saja padaku, pada kami. Kami akan melindungimu. Kau tidak perlu takut lagi sekarang."
Jungkook mendongakkan wajahnya, lalu mengerjap lucu. "Jinjjayo?"
Taehyung mengangguk mantap, "Hyung janji, akan selalu melindungimu, Kook-ah. Hyung tidak akan membiarkan siapapun melukaimu lagi."
"Janji?", Jungkook mengangkat jari kelingkingnya.
"Janji!", Taehyungpun mengaitkan kelingkingnya dengan Jungkook.Dan saat itu pertama kali Jungkook bisa tersenyum lebar setelah berbulan-bulan tersiksa oleh pembullyan.
Taehyung menghela napas dalam mengingat memori awal pertemuannya dengan Jungkook. Jungkook yang lugu dan polos di masa SMP, Jungkook yang menjadi adik kesayangannya, Jungkook yang selalu ingin ia lindungi bagaimanapun caranya. Kini setelah empat tahun berlalu, ia berubah menjadi sosok yang tidak dimengerti oleh Taehyung. Jeon Jungkook menjadi pribadi yang penuh ambisi untuk apapun itu.
Jika ia ingin menjadi juara kelas, maka ia harus mendapatkannya. Bahkan jika ia harus bersaing dengan seniornya untuk mendapat perhatian seorang gadis, maka ia akan lakukan. Dan sudah terbukti saat ia secara terang-terangan menyatakan perang pada seniornya Kim Myungsoo saat ingin mendapatkan hati Jung Yein. Meski akhirnya ia kalah karena gadis itu lebih memilih Myungsoo ketimbang dirinya.Dan kali ini, Jungkook melayangkan perang lagi pada Taehyung. Padahal sebenarnya Taehyung tidak berminat untuk bersaing dengannya. Lagipula awalnya Taehyung hanya ingin mencegah Jungkook agar tidak menjadikan Yoongi sebagai pembalasan untuk Yein. Tapi ternyata hal itu disalahartikan oleh pemuda Jeon itu. Dia merasa Taehyung juga menginginkan Yoongi, dan tentu saja ia tak segan untuk bersaing.
Taehyung percaya jika Jungkook bukan orang yang licik, hanya saja ambisinya yang besar itu membuat segalanya jadi tidak mudah. Sebisa mungkin Jungkook akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau, dengan cara yang sportif.
Tapi meski begitu, tetap saja Taehyung tidak mau melakukannya. Bahkan kalaupun Jungkook benar-benar menyukai Yoongi, Taehyung akan mendukungnya sepenuh hati. Sayangnya, Jungkook sudah mengibarkan bendera perang, maka yang perlu Taehyung lakukan hanya membiarkannya tanpa perlu melawannya kan?...
"Woah, Kim Taehyung. Kupikir kau izin ke toilet karena panggilan alam."
Taehyung hanya menoleh tak acuh pada Hoseok yang sudah berkacak pinggang di depannya.
"Kembali ke kelas, Kim. Kenapa malah tidur di sini?", Hoseok menepuk kepala Taehyung main-main.
"Duduklah. Sini", Taehyung menarik lengan Hoseok hingga pemuda itu duduk di bangku panjang itu.
"Aiisshh! Sakit, bodoh!", ringis Hoseok sembari mengusap bekas cengkeraman Taehyung.
"Pinjami aku sebentar", celetuk Taehyung.
"Hm? Apa maksudㅡya Kim Tae!", pekik Hoseok begitu Taehyung membaringkan diri dengan posisi kepalanya berada di pangkuan Hoseok.
"Sebentar saja Hob. Jebal."Hoseok ingin memberontak lagi namun ia urungkan saat melihat wajah teduh Taehyung. Secara otomatis ia mengusap surai Taehyung lembut, menyisirinya dengan telaten.
"Hey bayi besar, kau ini kenapa sebenarnya akhir-akhir ini?", tanya Hoseok masih terus bermain dengan surai Taehyung.
"Aku tidak sedang ingin diwawancara, Hob", jawab Taehyung sekenanya.
"Auh! Bocah ini benar-benar!"
"Diamlah sebentar, biarkan aku tidur!"
"Sepuluh menit, Kim. Selepas itu aku akan melemparmu ke kolam ikan di depan sana!"
Taehyung hanya menanggapi omelan Hoseok dengan decihan tak senang. Meski pada akhirnya Hoseok membiarkan Taehyung tertidur di pangkuannya.Senyum Hoseok mengembang. Mendadak teringat masa kecilnya yang ia lalui bersama pemuda Kim ini. Dulu Taehyung juga senang menjadikan pahanya sebagai bantal. Bahkan sesekali memeluknya jika tidur bersama. Tak disangkanya kejadian yang sama terulang lagi sekarang.
Meski ada rasa miris yang hinggap di hatinya kala mengingat perpisahannya dengan Taehyung saat umurnya enam tahun. Ada rasa sesal di hatinya saat meninggalkan Taehyung karena Ayahnya dipindahtugaskan ke Gwangju. Hoseok ingat bagaimana Taehyung menangisinya saat perpisahan itu. Ia merengek dan minta ikut pergi dengan Hoseok.Bertahun-tahun berlalu, mana sangka mereka akan bertemu lagi dan bersekolah di SMP yang sama. Hanya saja Hoseok merasa ada yang berbeda dengan Taehyungnya ini. Bukan hanya tampilan fisiknya, juga kepribadiannya yang makin dewasa dan tentu saja, tidak cengeng seperti dulu. Tapi justru itu yang membuat Hoseok merasa canggung pada Taehyung. Dan keberadaan Namjoon di tengah merekalah yang sedikit demi sedikit melunturkan kecanggungan itu.
Meski tak bisa dipungkiri bahwa di dalam hati, tetap ada rasa berbeda. Ada yang lain, tak seperti dulu lagi. Dan Hoseok tidak menyukainya jujur saja.
.
Mata Namjoon masih belum berkedip saat menangkap dua sosok di taman belakang sekolah itu. Seketika ia merasa aneh karena hatinya terasa tak nyaman, seperti ada yang menggangu. Tapi ia tidak paham itu apa.
Satu-satunya yang ia sadari hanyalah, ada orang lain yang juga tengah melihat hal yang sama seperti dirinya."Jika kau terus memandangnya seperti itu, bisa-bisa lensa kacamatamu retak seketika."
Namjoon mendengus mendengarnya. "Apa pedulimu, Sunbae?"
Kepala Namjoon menoleh ke arah pemuda berbahu lebar di sampingnya. Sedang yang ditatap hanya tersenyum kaku.
"Maaf, tapi aku harus pergi.""Namjoon-ah.. "
Langkah Namjoon terhenti, meski tak menoleh ke belakang lagi.
"Kembalilah padaku, Namjoon-ah.. "
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
To be continued..
****
Flashback-flashback dulu biar kane :p
-Min Chaera-

KAMU SEDANG MEMBACA
4 in LOVE ✔
FanficEmpat sahabat yang mencari serpihan hati mereka yang hilang. Siapakah orang pertama yang beruntung mendapatkannya?