Seventeen

1.2K 235 68
                                    

"Aku punya dua tiket konser Eric Nam. Mau pergi denganku?"

Namjoon mendengus malas begitu Seokjin menghampirinya dengan sengaja di perpustakaan.
"Sunbae, berapa kali aku harus memintamu untuk berhenti? Jangan dengan sengaja membuat luka untuk dirimu sendiri!"
Seokjin terkekeh renyah seolah ucapan Namjoon adalah sebuah lawakan bapak-bapak yang biasa ia dengar dari Pamannya.
"Aku belum ingin menyerah padamu, Joon. Karena aku masih percaya kau tidak akan sejahat itu padaku."
"Kenapa kau bisa seyakin itu?"
"Karena aku tau kau memang bukan orang  bisa berbuat jahat, Namjoonie."
Namjoon mendengus geli, "Oh, apakah perlu kutunjukan padamu betapa jahatnya aku sekarang, huh?"
"Tidak, kau tak akan bisa."
"Semua orang punya sisi gelap, Sunbae. Begitupun aku. Terutama terhadap dirimu."
Satu decihan lolos dari bibir Seokjin, "Aku mengenalmu, kau bukan orang seperti itu Namjoonah. Berhentilah bersikap sok jahat padaku, karena itu sama sekali tidak berguna."
Namjoon terdiam sebentar kemudian menghela napas panjang.

"Kemarikan tiketnya", pinta Namjoon.
Seokjinpun memberikannya tanpa bertanya apapun lagi. Justru ia malah tersenyum puas dan menganggap Namjoon menerima ajakannya.

"Aku akan pergi ke konser ini", ucap Namjoon lembut, membuat Seokjin mengerjapkan matanya tak percaya.

"ㅡtapi bukan denganmu. Terima kasih, Sunbaenim", final Namjoon kemudian melengos pergi.

"A-andwae! Namjoon-ah! Ya Kim Namjoon! KIM NAMJOON!!"

"Kim Namjoon? Namjoonie? YAK KIM NAMJOON APA KAU TULI?!"

Namjoon tersentak kaget begitu mendapati wajah Hoseok tepat di depan matanya lengkap dengan raut penuh tanda tanya di sana.

"Eoh? A-apa, Hob?", beo Namjoon bingung, karena sedari tadi pikirannya tengah melayang ke mana-mana. Ah, lebih tepatnya dia teringat pertemuannya dengan Seokjin kemarin.
Tentang sikap kurang ajarnya terhadap senior yang menyukainya itu. Namjoon akui dirinya keterlaluan, tapi sekali lagi Namjoon tak punya pilihan lain. Ia hanya ingin Seokjin berhenti berharap padanya.
Dan menurut Namjoon, cara kasar adalah cara terbaik untuk membuat Seokjin menyerah. Meski di dalam hati ia menjeritkan kata maaf yang banyak untuk kakak kelasnya itu.

Hoseok merotasikan bola matanya, "Ayo masuk, sepuluh menit lagi konsernya dimulai kan?"
"Aaah, oke. Ayo!", ujar Namjoon kemudian mengait lengan Hoseok tanpa canggung. Sedang Hoseok sendiri hanya terheran pada kawannya itu, karena tak biasanya Namjoon suka skinship terutama dengannya. Tapi kenapa kali ini dia mau menggenggam tangannya?

Meski begitu, Hoseok menyunggingkan senyum gembiranya. Setitik perlakuan manis Namjoon membuat hatinya menghangat begitu saja. Melupakan rasa tidak enak hati pada Taehyung yang sempat membuatnya resah beberapa saat lalu.

...

Taehyung baru selesai membeli cola di vending machine saat sosok mungil berbalut hoodie hitam dan ripped jeans menghampirinya dengan senyum tipis namun terlihat manis.

"Apakah aku terlalu lama?", tanya pemilik wajah pucat nan manis itu. Taehyung terdiam sesaat karena mendadak terkagum dengan penampilan seniornya itu. Mungkin karena sebelumnya Taehyung hanya melihat Yoongi mengenakan seragam sekolah. Wajar saja jika penampilannya berbeda jika mengenakan pakaian santai. Dan Taehyung akui bahwa Min Yoongi memang menawan.

Pantas saja Jungkook tergila-gila padanya.

"Tidak, Sunbae. Aku juga belum lama sampai. Oh, mau cola?", tawar Taehyung yang kemudian ditolak Yoongi.
"Aku hanya minum air mineral", balas Yoongi.
Taehyung tercenung, "Hanya air mineral? Bagaimana dengan susu? Jus? Kopi?"
Yoongi menggeleng, "Aku tidak minum semua yang kau sebutkan itu."
"Wae?"
"Kalau kau bertanya terus nanti kita ketinggalan kereta. Ayo naik!", entah sadar atau tidak Yoongi menarik lengan Taehyung sebelum masuk ke dalam kereta.

4 in LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang