"Apa kau mau tau satu rahasia?"
"Eoh? Apa itu?"
"Sepertinya hatiku berdebar setiap kali bersamanya."
"Tunggu. Maksudmu, kauㅡ"
"Iya. Aku menyukai Kim Namjoon."
"Hosiki?", tepukan pelan di bahu Hoseok membuatnya tersentak dari lamunannya.
"Oh, Jiminie. Ada apa?", Hoseok terkesiap lalu membenarkan posisi duduknya.
"Tidak, aku hanya merasa kau terlihat murung belakangan ini. Apa ada masalah?", Jimin lalu duduk di sebelah Hoseok.
"Tidak kok. Ini tidak penting", Hoseok menggeleng sembari tersenyum tipis. "Lalu bagaimana denganmu? Apa sudah merasa lebih baik sekarang?"
Jimin meringis, "Sedikit lebih baik berkat kalian. Meski tetap saja terasa sakit kalau melihatnya dengan-ah, sudahlah. Aku tidak mau menangis lagi."
Hoseok mengusap surai Jimin lembut.
"Kau tau apa hal terbaik setelah patah hati?"
Jimin memiringkan kepalanya, tak mengerti."Jawabannya adalah", Hoseok tersenyum hingga kedua lesung pipinya terlihat.
"Kau bisa jatuh cinta lagi."
Jimin terhenyak. Lalu terlintas dalam pikirannya beberapa huruf yang saling terhubung, membentuk satu nama yang belakangan ini selalu menemaninya, menghiburnya dan membuatnya kembali ceria.
Satu nama yang dengan sembarangan mengusik hatinya yang masih basah oleh luka. Satu nama yang sedikit demi sedikit mengikiskan rasa yang terlanjur dalam untuk seorang Jeon Jungkook.Sekali lagi Jimin tersentak akan pikirannya sendiri.
"Hobi-ya"
Hoseok yang tengah menyalin PR Kimia Jimin menoleh seraya menggumam pelan.
"Bagaimana menurutmu tentang Taehyung?"
Hoseok mengernyitkan dahi, "Taehyung? Kenapa memangnya dia?"Jimin menggigit bibir bawahnya, sedikit ragu untuk menjawab.
"Jimin-ah?"
"Bagaimana kalau-", Jimin mendongakkan wajahnya, menatap Hoseok lekat-lekat.
"Bagaimana kalau aku, uhm. Berkencan dengan Taehyung?"
...
Di sebuah ruangan bercat putih, Jungkook terduduk lesu. Jemarinya menggenggam lembut pemuda berkulit pucat yang terbaring lemah sejak kemarin sore.
Jungkook seperti tersambar petir saat mengetahui Yoongi tidak masuk sekolah karena dilarikan ke rumah sakit. Bagaimana ia tidak terkejut, padahal hari sebelumnya Yoongi terlihat begitu sehat. Mereka bahkan sempat berlatih musik dan makan malam bersama. Tak disangkanya keesokan harinya Yoongi harus dirawat karena mendadak pingsan saat perjalanan pulang sekolah."Pulanglah, kau sudah seharian di sini", ucap Yoongi lemah.
Jungkook mendengus pelan, "Aku menunggumu siuman sejak pagi dan seperti ini kata sambutanmu, Sunbae?"
Yoongi merotasikan bola matanya malas, "Lalu kau mau aku bicara bagaimana? Ah, kau sudah tau keadaanku yang payah ini. Lalu apa kau mau putㅡ"
"Ya, Min Yoongi!"
"Ck, aku seniormu, bodoh!"
"Jangan bicara sembarangan! Kau pikir aku akan meninggalkanmu setelah ini, hah?"
"Memangnya tidak?", tanya Yoongi remeh.
"Tentu saja tidak!", sanggah Jungkook bernada tegas.
"Kenapa? Karena kau kasihan padaku?"Jungkook makin mengeratkan genggamannya di jemari Yoongi.
"Apa kau lupa kalau berkali-kali aku bilang 'aku menyukaimu', Sunbae?"
Yoongi terdiam, hanya matanya yang memandangi jemari Jungkook.Dirinya tidak menampik bahwa Jungkook memberinya rasa nyaman. Meski dua tahun lebih muda dan terkadang bersikap kekanakan, tapi ada sisi dewasa yang Jungkook tunjukkan padanya. Dan Yoongi akui kalau hatinya sedikit luluh dengan perhatian-perhatian kecil yang diberikan adik kelasnya itu. Yang paling menyenangkan adalah, Jungkook berhasil membuatnya lupa pada sosok Kim Taehyung yang sempat bernaung dalam pikirannya. Jungkook mampu menyamarkan nama Taehyung yang mendominasi dalam hati Yoongi.

KAMU SEDANG MEMBACA
4 in LOVE ✔
FanfictionEmpat sahabat yang mencari serpihan hati mereka yang hilang. Siapakah orang pertama yang beruntung mendapatkannya?