"Paman tidak perlu menjemputku nanti, aku pulang bersama Namjoon", ucap Taehyung begitu ke luar dari mobilnya.
Yang dipanggil 'paman', alias supir keluarga Kim, mengangguk mengerti.
"Kalau ada apa-apa, Tae hubungi Paman saja, ne?", kata pria berumur 40 tahunan itu.
"Iya, baiklah. Aku masuk dulu", ujar Taehyung sekenanya kemudian berjalan masuk menuju gedung sekolahnya.Sebenarnya Taehyung merasa risih jika setiap hari selalu diantar-jemput oleh supir keluarganya. Tapi mau bagaimana lagi, sikap overprotective orang tuanya yang memaksanya harus menurut. Bahkan sampai umur 17 tahun sekarang ini, Taehyung belum diijinkan berlatih mengendarai mobil sedangkan ketiga temannya sudah mulai berlatih. Kecuali Namjoon yang hanya sempat berlatih satu kali sebelum mobil ayahnya menabrak tiang listrik akibat kecerobohannya.
Jangankan mobil, motor saja Taehyung tidak boleh mengendarai. Alasannya karena resiko kecelakaannya lebih besar dibandingkan mobil. Jadi selama ini dia tak pernah lepas dari peranan supir keluarganya. Meski tak jarang ia nebeng mobil Hoseok atau berboncengan motor dengan Jungkook.Namun percayalah, meski terlihat seperti anak manja, Taehyung tidaklah seperti itu. Dia tumbuh menjadi pemuda dewasa yang baik, meski kisah cintanya tak pernah berakhir baik.
"Sujeong", bisik Taehyung ketika matanya menangkap sosok gadis jangkung itu berjalan di depannya.
Berdebar? Tentu saja debaran itu masih ada, bahkan sepertinya tidak berkurang sama sekali. Hanya saja rasa di dalamnya saja yang berbeda. Tak seperti dulu yang penuh kehangatan akan cinta, kini hanya luka dan dendam yang terasa.Andai saja gadis itu tak seenaknya memutuskan hubungan, andai saja dirinya tak diabaikan tanpa alasan, luka dalam hati Taehyung tak akan menganga seperti sekarang.
"Ryu Sujeong!", seru Taehyung, memanggil nama gadis yang dikencaninya selama satu tahun itu.
Langkah Sujeong mendadak terhenti, hanya dua detik lalu kembali berjalan tanpa menoleh ke belakang sama sekali."Sujeong! Berhenti di sana Ryu Sujeong!", Taehyung masih berseru dengan langkah yang mengejar si gadis bersurai panjang itu.
Namun tetap saja ia tidak mendapat respon yang diinginkan. Yang dipanggil seolah menulikan pendengarannya dan tetap berjalan cepat memasuki area sekolah."Sujeong, jebal! Berhenti di sana dan bicara padaku!"
Teriakan Taehyung tak main-main kali ini. Buktinya tak hanya gadis itu yang tersentak, murid-murid lain yang berada di sekitarnyapun terkejut berkat suara bariton yang lantang itu."Jebal, bicaralah padaku, Sujeong-ah", lirih Taehyung, dengan napas sedikit tersengal dan mata yang mulai terasa panas.
Dua detik kemudian langkah pemilik kaki jenjang itu terhenti dan hanya berjarak satu meter di depan Taehyung.
Badannya berbalik, memandang Taehyung dengan ekspresi tak terbaca.Pemuda tan itu menghela napas lega.
"Sujeong-ah, akuㅡ""Apa yang kau harapkan dariku lagi, Tae? Kita sudah berakhir."
Gadis itu berkata dengan nada tegas yang membuat Taehyung tertegun.
"Setidaknya jelaskan dulu apa penyebabnya? Kenapa kau memutuskanku tanpa alasan apapun?"
Taehyung mengulang pertanyaan yang sama ketika membaca pesan Sujeong yang berisikan soal berakhirnya hubungan mereka.
Sujeong menghela napas jengah, "Mau aku katakan apa alasannya pun tidak akan mengubah apapun, Taehyung. Percuma saja, tidak ada gunanya."
"Memang tidak ada", Taehyung mengusap wajahnya kasar, "Tapi aku berhak tau apa masalahnya. Aku tidak bisa terima kau tinggalkan begitu saja, Sujeong-ah.""Kalau aku bilang alasannya karena aku sudah bosan denganmu, apa kau puas?"
Taehyung tercekat, "Ap-apa?"
"Aku bosan denganmu, Tae", ulang gadis itu dengan nada dingin. "Aku bosan makan jjajangmyeon atau burger setiap saat kita kencan. Aku bosan harus mendengarkan lagu jazz klasik saat bersamamu. Aku jengah setiap kali kau memaksaku agar mengikuti apa keinginanmu tanpa memedulikan apa keinginanku. Dan aku lelah denganmu yang lebih mementingkan ketiga teman bodohmu itu daripada aku! Aku lelah, Taehyung! Tidakkah kau mengerti, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
4 in LOVE ✔
FanfictionEmpat sahabat yang mencari serpihan hati mereka yang hilang. Siapakah orang pertama yang beruntung mendapatkannya?