Three

2.4K 329 105
                                    

Hoseok seketika berjengit kemudian mengemas buku dan alat tulisnya tepat bel pulang sekolah dibunyikan.
Jimin, yang kini menjadi teman semeja pemuda dengan senyum secerah matahari itu menoleh bingung.
"Terburu-buru sekali, mau ke mana?", tanya Jimin yang juga mengemas buku-bukunya.
Namjoon yang duduk tepat di depan meja mereka lantas menoleh, mengerti tujuan Hoseok.
"Hoseok-ah, kau yakin akan kembali ke sana?"
Satu anggukkan kepala ia beri sebagai jawaban.
"Aku pergi duluan, sampaikan ke Jungkook aku akan menyusul ke rumahnya nanti. Oke, bye!"
Setelah berucap begitu, Hoseok pun berlari kecil ke luar kelas. Meninggalkan ketiga temannya yang saling pandang.

"Sebenarnya dia mau ke mana?", Jimin masih bingung.
Sedang Taehyung dan Namjoon yang mengerti apa masalahnya menghela napas lelah.
"Menari", jawab Taehyung sekenanya.
Alis Jimin terangkat satu, "Menari?"
Namjoon mengangguk, "Dia adalah anggota klub tari Hope On the Street. Dulu dia sempat jadi ketuanya sebelum kekacauan bulan lalu terjadi."
"Memangnya apa yang terjadi?",tanya Jimin lagi.
"Sebenarnya masalah sepele. Kau tau, soal asmara", jawab Namjoon setengah berbisik. Jimin mengangguk mengerti.
"Kukira dia tidak akan kembali setelah hubungannya berakhir dengan gadis itu. Tapi ternyata dia masih tetap ke sana. Keras kepala sekali", Taehyung berdecak heran.
"Bukannya tidak masalah tetap latihan meski kau putus dengan gadis yang berada dalam satu klub denganmu?", timpal Jimin yang ditanggapi tawa ringan Namjoon.
"Tidak masalah memang. Hanya saja kalau melihat sifat Hoseok yang tertutup akan perasaannya, kami jadi khawatir."
Taehyung mengiyakan, "Dia terlalu pandai menyembunyikan perasaan sebenarnya. Kami hanya tidak mau dia memaksakan diri tersenyum dan mengatakan semuanya baik-baik saja."
"Apakah mereka tidak putus secara baik-baik?"
Namjoon menggeleng, "Justru karena mereka berpisah dengan baik-baik di balik alasan yang sangat tidak baik."
Jimin mengernyitkan dahinya.

"Sekarang kutanya padamu, apakah kau bisa berpisah baik-baik setelah kau dikhianati berulang kali oleh orang yang sama? Terlebih orang ketiga itupun berada dalam satu lingkup yang sama denganmu?"
"Ja-jadi maksudmu.. "
Namjoon mengangguk, "Hoseok, mantan kekasihnya, dan pria yang merebut kekasihnya itu adalah anggota Hope On the Street."
"Dan tidak salah jika aku mengatakan si kuda itu bodoh", Taehyung menghela napas pendek. "Harusnya dia tidak kembali ke sana dan cari mati."
"Tapi kita tau apa alasannya, Tae", Namjoon menepuk bahu Taehyung.
"Itu karena Hoseok masih mencintai Lee Mijoo."

.

Hoseok berdiri di depan bangunan dua lantai itu dengan perasaan sedikit ragu. Aneh, padahal minggu lalu ia datang ke sini tanpa ada perasaan yang mengganggu. Ya meski dia datang sebentar mengambil sepatunya yang tertinggal, bukan untuk latihan. Lagipula minggu lalu ia hanya bertemu dua anggota yang sedang beberes studio, makanya ia merasa baik-baik saja.

Tapi kali ini?

Hoseok menarik napas panjang. Ia tidak munafik bahwa hatinya masih berdenyut sakit jika datang ke tempat ini. Terlalu banyak memori yang ingin ia lupakan, banyak kenangan yang ingin ia buang. Terutama yang berhubungan dengan gadis itu, si lincah yang berhasil merebut hati Hoseok saat pertama kali bertemu; Lee Mijoo.

"Hoseok-ah."
Pemuda kurus itu tersentak kaget begitu mendengar suara yang tak asing di telinganya. Suara merdu yang biasanya menemaninya sebelum tidur lewat udara. Suara yang begitu ia rindukan selama satu bulan terakhir.

"Mi-Mijoo-ya.. ", Hoseok berbalik badan, memberanikan diri menghadap Mijoo yang juga baru datang.
Wajah gadis itu terlihat sedikit murung, meski Hoseok tau dia tengah berusaha tersenyum padanya.
"Aku kira kau tidak akan datang lagi", ucap Mijoo sambil melangkahkan kaki jenjangnya ke arah Hoseok.
"A-ah, iya. Kurasa sudah cukup 'liburan'nya. Otot-ototku sudah kaku, terlalu lama didiamkan, hehe", balas Hoseok sedikit salah tingkah.
Mijoo tersenyum tipis.
"Kau baik-baik saja?", tanya Mijoo yang diiyakan Hoseok.
"Tentu. Kau juga kan?"
Mijoo tidak menjawab. Kepalanya tertunduk, lalu meraih jemari Hoseok.
"Maaf. Maafkan aku, Hobi-ya."

4 in LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang