"Tae, kau di mana?"
"Aku? Sedang perjalanan menuju stasiun. Apa kau sudah sampai di sana? Tunggulah sebentar, akuㅡ"
Taehyung tertegun sesaat mendengar ucapan Hoseok di seberang sana. Namun tak lama ia tersenyum meski sedikit terpaksa."Arraseo. Huum. Santai saja, bung!", ujar Taehyung kemudian mengakhiri sambungan teleponnya.
Ia menghela napas panjang sebelum mendengus kasar dan melempar asal ponselnya. Namun tak lama benda pipih itu berdering lagi.
Dahi Taehyung mengernyit karena sebuah nomor asing tertera di sana."Ya, halo?"
"Kim Taehyung? Ini aku, Min Yoongi."
.
Hoseok buru-buru berlari ke luar rumahnya, matanya berpencar ke segala arah mencari sesuatu. Namun begitu apa yang dicarinya terlihat makin jauh, tanpa ragu ia berlari dan mengejar sosok yang mengendarai motor itu.
"YA KIM NAMJOON! BERHENTI KAU!", dengan mengeluarkan segenap energinya, Hoseok berseru lantang.
Ternyata tidak sia-sia, karena Namjoon bisa mendengar suaranya kemudian menghentikan laju motornya."Hoseok?", Namjoon melotot tak percaya Hoseok mengejarnya sampai terengah-engah seperti itu. "Ya, bukannya kau tadi bilangㅡ"
"Ayo, hhhh. Ayo kita nonton, hahhh, konser."
"M-mwo?"
Hoseok berdecak lelah, "Aish! Kau bilang kau punya dua tiket konser! Jadi nonton tidak?"
Namjoon tertegun sesaat. Namun senyum lebar mengembang di bibirnya, menampilkan dua lesung pipi yang menawan."Kenapa kau berubah pikiran?", tanya Namjoon sembari mengusap keringat di pelipis Hoseok.
"Entahlah", Hoseok mengendikkan bahunya. "Tiba-tiba saja aku ingin nonton konser. Kurasa itu lebih menyenangkan dibandingkan pergi ke Daegu."Satu senyum terulas di wajah Hoseok memberi rasa bahagia tak terkira di hati seorang Kim Namjoon.
...
Taehyung terperanjat kaget. Lalu buru-buru melihat layar ponselnya, mengamati nomor itu sekali lagi.
"M-min Su-sunbae?", tanya Taehyung ragu. Dan terdengar kekehan kecil di seberang sana.
"Iya, ini aku, yang pernah mengotori seragammu."
Taehyung menggaruk pipinya, mendadak grogi. Siapa yang bakal menyangka seorang Min Yoongi menghubunginya duluan? Dan lagipula, dari mana ia mendapatkan nomor ponsel Taehyung?"Apa aku mengganggu?"
Sontak Taehyung menggeleng seakan ada Yoongi di depannya, "Tidak, Sunbae. Tidak. Hehe. Tapi kalau boleh tau, bagaimana kau bisa tau nomorku?"
"Aah, itu. Aku mendapatkannya dari wali kelasmu dengan bantuan Kakakku tentu saja."
"Oh begitu. Hmm. Lalu, ada perlu apa Sunbae menghubungiku?", tanya Taehyung lagi.
"Hmm, kurasa aku tidak bicara di telepon. Kau ada di mana? Bisa bertemu sekarang?"
Taehyung terkesiap, "Aaa, aku sedang.. Uh. Sebenarnya aku dalam perjalanan, Sunbae."
"Oh ya? Mau ke mana?"
"Ke Daegu."...
Jungkook sedang fokus pada game di komputernya begitu sang Ibu mengetuk pintu kamarnya.
"Kookie, ada temanmu datang", seru Ibunya di balik pintu.
Jungkook tercenung, biasanya kalau ada temannya yang datang, Ibunya langsung menyuruh mereka masuk ke kamar Jungkook.
"Kalau itu Namjoon atau Hoseok Hyung langsung suruh naik saja, Bu. Tapi kalau Tae Hyung.. Lebih baik suruh pulang saja!", sahut Jungkook masih belum melepas pandangannya pada layar komputer.
"Bukan mereka semua sayang. Turunlah, dan temui dia."Sekali lagi Jungkook mengernyitkan dahinya. Kalau bukan ketiga temannya itu, lantas siapa?
"OH! Jangan-jangan dia!", Jungkook memekik girang lalu buru-buru luar kamarnya. Bayangan wajah Min Yoongi seketika muncul dalam benaknya. Betapa bahagianya jika benar Min Yoongi yang datang ke rumahnya siang bolong begini. Sebelum turun, Jungkook menyempatkan menyisir surai hitamnya dan mengecek napasnya sendiri. Tidak terlalu buruk.
"Maaf membuatmu menungㅡ Jimin Hyung?"
"Hai, Kookie!"
Bayangan Jungkook tentang Min Yoongi pun buyar dalam waktu lima detik saja.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
To be continued..
****
Selamat berbuka puasa! Hihiw
KAMU SEDANG MEMBACA
4 in LOVE ✔
FanfictionEmpat sahabat yang mencari serpihan hati mereka yang hilang. Siapakah orang pertama yang beruntung mendapatkannya?