Twenty

1.3K 240 63
                                    

Hoseok tertegun saat mendapati Jimin dengan wajah kusut, mata sembab, di tangannya ada sekantong bir kaleng yang entah dia dapatkan dari mana.

"Jimin-ah, apa yang terjadi?", Hoseok menghampiri Jimin lalu merebut kantong itu dan berniat membuangnya ke tempat sampah sebelum Jimin menahan pergerakannya.
"Jangan!"
Hoseok berdecak, "Kita masih di bawah umur, Park!"
"Ayo temani aku minum, Hobi-ya."
"Kau gila?!", Hoseok mendelik pada Jimin yang kemudian tertunduk lesu.
"Mungkin benar", Jimin menghela napas pendek. "Mungkin memang benar aku sudah gila gara-gara bocah itu."
Hoseok tercenung, alisnya terangkat satu.
"Siapa yang kau maksud, Jimin-ah?"

Jimin tersenyum miring, tangannya mengambil satu kaleng bir,

"Jeon Jungkook."

.

Sudah lebih dari tigapuluh menit tidak ada percakapan apapun di antara Taehyung dan Yoongi. Sejak tangan Taehyung terlepas dari pinggang si pemuda mungil, kecanggungan menyeruak hingga membuat keduanya tak mampu menyuarakan satu katapun.
Yoongi mengalihkan pandangannya ke luar jendela kereta, sedang Taehyung sibuk dengan ponselnya.

Ada sesuatu yang tiba-tiba saja mengusik pikiran pemuda tan itu. Terlebih saat matanya asyik mengamati gerak-gerik Yoongi dalam diam, seperti ada yang berbeda. Kalau itu sekedar perasaan kagum karena wajah manis Yoongi, Taehyung sudah tidak kaget lagi. Tapi kali ini yang dirasanya sungguh lain, entah apa namanya Taehyung tidak paham.

Dan sekali lagi mata Taehyung melirik Yoongi yang masih fokus dengan pemandangan di luar sana. Tapi kemudian dia menggeleng kepalanya keras. Membuang jauh-jauh pikiran anehnya sendiri.

"Sunbae", panggil Taehyung kemudian menarik satu kabel earphone miliknya, "Mau mendengarkan musik?"
Yoongi mengerjap bingung, tapi ia memasang sebelah earphone di telinga kirinya.
Sesaat Yoongi tertegun dengan lagu yang diputar Taehyung.

"Chet Baker?", Yoongi menoleh Taehyung dengan tatapan bingung. "Kau suka jazz klasik?"
Taehyung mengangguk antusias, "Sejak kecil ayahku selalu memutar lagu jazz agar aku cepat tertidur. Dan sampai sekarang telingaku sulit menerima musik selain jazz."
Yoongi membeo, "Woah. Kau sungguh di luar dugaanku, Taehyung. Kukira kau ini penggemar hip-hop atau RnB."
"Banyak yang mengira seperti itu, Sunbae", Taehyung terkekeh, "Sunbae suka musik apa?"
"Aku?", Yoongi menggumam pelan, "Aku suka hip-hop. Tapi bukan berarti aku tidak menikmati jenis musik lain. Semua musik yang bagus bisa diterima oleh telingaku."
Taehyung mengangguk mengerti.

"Menurutmu bagaimana?",tanya Taehyung kemudian.
"Apanya?"
"Lagu yang sedang kita dengarkan", Taehyung menunjuk telinganya, "Menurutmu apa ini termasuk musik yang bagus?"
"Hmmmm, bagus. Tapi aku tidak suka liriknya. Terdengar seperti orang yang pesimis", jawab Yoongi yang membuat Taehyung mengerjap tak percaya.
"Jadi kau mengerti bahasa Inggris, Sunbae? Woah. Daebak!", kagum Taehyung sembari menutup mulutnya sendiri.
Yoongi berdecih, "Apa kalau dilihat tampangku ini seperti orang bodoh, hah?"
Taehyung terkikik geli. Menampilkan senyum kotaknya yang unik itu.

"Jangan tertawa seperti itu!", Yoongi menepuk lengan Taehyung.
"Kenapa memangnya?"
"Kau terlihat jelek."
Mendengar itu, Taehyung bukannya tersinggung, tapi malah menggoda Yoongi sembari melantunkan lirik lagu itu dengan gestur konyolnya; mata disipitkan, bibir dimanyunkan, ditambah dengan gerakan tangan ke sana ke mari seperti anak kecil.

"I’m a fool to want you
I’m a fool to want you
To want a love that can’t be true
A love that’s there for others too"

Taehyung asyik bernyanyi pelan tanpa memedulikan Yoongi yang menggelengkan kepalanya.

"Kau memang idiot, Kim Taehyung", Yoongi terkekeh kecil.

4 in LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang