Bab. 25

1.6K 90 1
                                    

Sehabis isya, Jo datang ke rumah Vania. Dia memberikan beberapa laporan data aset-aset yang dimilikinya.

"Ini sebagai bahan pertimbangan kamu. Aku cuma tidak ingin kamu membeli 'kucing dalam karung'. Kita hanya menikah sekali seumur hidup, jadi jangan ada kata menyesal nantinya."

Jo juga melampirkan daftar riwayat hidupnya beserta surat keterangan sehat dan catatan kepolisian. Vania jadi susah membedakan syarat melamar dirinya dengan syarat melamar pekerjaan. Yah, seharusnya Vania tidak lupa seberapa unik calon suaminya itu.

"Nanti juga aku akan menyerahkan data yang sama. Biar kamu juga tidak membeli 'kucing dalam karung'." Vania setuju dengan cara perkenalan diri seperti ini, meski tidak biasa tapi ini memang seharusnya dilakukan oleh pasangan yang akan menikah.

Setelah Jo pulang, Vania mulai membaca semuanya. "Wah, beneran sebanyak ini hartanya." Vania berdecak kagum.

Pak Dirga yang sejak tadi memperhatikan tingkah anaknya pun angkat bicara. "Jo itu sudah bekerja sedari tamat SMP, dia hobi memasak dan jenius dibidang teknik. Tapi meski Jo tidak kuliah seperti kamu, dia sudah mendapat gelar sarjana lewat kuliah online. Daddy tidak begitu paham mekanismenya. Kamu coba tanyakan saja langsung padanya."

Vania malu bukan main saat ketahuan memuji kekayaan Jo. Bagaimana pun dia adalah wanita, pasti suka jika dompetnya penuh tanpa harus bersusah payah bekerja.

"Daddy tahu darimana? Dia cerita?" Vania menjadi sangat tertarik dengan kehidupan Jo.

"Bukan. Ayahnya Rama yang cerita. Jo sudah dianggap anak oleh keluarga mereka. Sedari kecil hidup di lingkungan pesantren hingga SMP, kemudian dia masuk sekolah masak. Agak aneh memang dengan pilihannya. Dia menjadi chef, lalu dari gajinya itu dia membuka bengkel. Soal mesin dia ahlinya, motor ataupun mobil bisa diperbaikinya. Bahkan jika mau dia bisa membuat kendaraan yang dia inginkan, karena keahlian itu Daddy merekrutnya sebagai pegawai tetap."

Vania terbengong tak percaya.

"Daddy bahkan berencana menjadikannya pengganti Daddy di perusahaan. Jika kamu tidak keberatan, setelah kalian menikah Daddy ingin menguliahkan Jo di Jepang, sekolah bisnis dan teknik."

Vania tiba-tiba merasa pusing. Belum apa-apa dia sudah dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Jepang? Itu negara yang jauhkan. Apa dia harus ikut kesana? Lalu bagaimana dengan bisnis yang dirintisnya sendiri.

"Van, kamu keberatan?" Pak Dirga merasa tak enak hati melihat raut wajah putrinya yang berubah muram.

"Vania ngak tahu. Daddy sudah tanyakan pada Jo?" Vania ragu, pusing, dilema beserta kawan-kawannya. Dia juga tak mau menghambat karirnya Jo.

"Sudah. Daddy sudah bicarakan ini terlebih dulu dengan Jo. Dia menyerahkan keputusan pada Vania. Jika Vania tidak setuju, Daddy tidak akan memaksa. Jadi jangan dijadikan beban pikiran ya."

"Iya Dad. Vania ke kamar dulu ya, Dad." Vania harus secepatnya membicarakan hal ini dengan Jo.

Ah tapi dia lupa ujian akhir semester telah menantinya. Jangan lupakan juga magang dan skripsi yang harus ditulisnya. Semester-semester yang akan datang, tidak akan membiarkannya bersantai-santai. Tiba-tiba semua hal meminta diselesaikan dengan baik.

"Apa pernikahan ini di undur saja ya?"

"Tapi, kalau keluarga jo tersinggung bagaimana?"

"Ah! Bingung..."

Vania mengirimkan sebuah pesan.

'Besok kita harus bertemu. Ada banyak hal yang ingin aku rundingkan.'

Tak lama Jo membalasnya.

'Kebetulan Ibu juga ingin bertemu kamu. Besok kami akan datang ke rumahmu setelah ashar. Bisa?'

Vania dibuat semakin galau, belum selesai satu masalah, yang lain malah berdatangan.

'ok.'

Tampaknya Vania harus melakukan shalat istikharah. Dia hanya bisa berserah diri kepada Allah SWT.

Jangan pernah berpikir menikah itu mudah, karena kamu akan kecewa. Jangan pula berpikir menikah itu sulit, karena kamu juga akan kecewa. Kamu hanya perlu memperjuangkannya, jika tidak maka hidupmu takkan terasa bermakna.

Selesaikan dengan baik semua jenjang kehidupanmu karena orang hanya mau mendengar keberhasilanmu bukan keburukanmu.

*****************

Alhamdulillah bisa update cepat yah... Selalu optimis menjalani hidup 😉😉😉😉 Jangan tanya kenapa cuma sedikit, karena hanya segitu yang terlintas di pikiran penulis...

SEARCH (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang