Part 14

2.1K 82 4
                                    

Hallo Guyss I'm comeback nih setelah hampir 1 bulan gak post nih cerita.Ada Yang kangen gak sama nih cerita? Gak ada ya? It's Ok gak papa kok:v Maaf ya baru sekarang aku post nih cerita soalnya kemaren kemaren aku pokus dulu ke USBN sama UNBK jadi gak sempet deh nge post nih cerita gitu guss*Gak ada yang nanya juga:v

Oke langsung aja ya guys gak usah banyak bacot!Soalnya gue gak suka basa basi!*Lah terus yang di atas apa bego*.Eh sorry sorry langsung aja ya...jeng jeng jenggggg....

Maaf Typo Bertebaran...

Happy Reading Guyss...

****

Masih di tempat yang sama dan di ruangan yang sama ify mondar mandir tak tenang di depan pintu UGD.ia sangat khawatir dengan kondisi ibu angkatnya yang sedang berjuang di dalam sana.Air matanya sendari tadi mengucur dengan derasnya di kedua matanya membasahi pipinya yang putih.

"Udah fy..lo tenang dulu"Kata via sambil mengusap punggung ify.sendari tadi via setia menemani ify.bahkan ia juga tidak memperdulikan kantuk yang menderanya.

"Tapi vi..aku takut ibu pergi"Lirih ify merasa putus asa.

"Lo jangan ngomong kayak gitu"Peringat via.

Tak lama kemudian dokter yang memeriksa rike pun keluar dari ruangan dengan wajah yang sulit sekali di artikan dan itu menyebabkan perasaan ify menjadi semakin tak enak.

"Gimana dok keadaan ibu saya"Tanya ify langsung.

"Saudari ify?"Tanya dokter.

"Iya dok saya ify"Kata ify.

Dokter itu pun menghela nafas sejenak."Kita hanya bisa berdo'a untuk keselamatan pasien.dan sekarang pasien ingin beryemu dengan saudari ify"Kata dokter itu dengan berat hati.yah mau gimana lagi ia harus menyampaikan kondisi pasien yang sesunggguhnya karena itu sudah menjadi tanggung jawabnya baik itu kondisi buruk maupun baik.

"Boleh saya masuk dok?"kata ify dengan suara bergetar karena mendengar ucapan sang dokter tadi.

"Oh iya silahkan..kalo gitu saya permisi"Pamit dokter tersebut yang di angguki ify dan via.

Ify pun memandang via yang ada di sampingnya.Via yang mengerti tatapan ify pun menepuk pundak ify pelan"Gue yakin kok nyokap lo gak bakalan kenapa napa"Semangat via di tujukan pada ify.

Ify pun menghela nafas sebentar setelah itu ia pun masuk ke dalam sedangkan via menunggu di luar.

****

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 akan tetapi kedua remaja ini masih asik dengan alam mimpinya di bawah pohon.Lisa dan Iel.

Lisa merasakan kakinya sedikit keram.ia lantas membuka matanya dan menggerakkan kakinya pelan"Aww..kaki gue keram"Gumamnya pelan sambil terus menggerak gerakka kakinya berharap keramnya akan segera hilang.

Di pangkuannya iel mengeliat kecil karena merasakan ada pergerakan di kecil di dekatnya dengan oerlahan iel pun membuka matanya dan menemukan lisa yang sedang meringis.Ia lantas bangun dari tidurnya dan mendudukkan tubuhnya menghadap ke arah lisa.Lisa menghela nafas lega karena iel sudah bangun dari pangkuannya akan tetapi keram di kakinya belum juga hilang dan malah semakin menjadi.

"Lo kenapa lis? Pasti kaki lo sakit ya?"Kata iel sambil memegang kki lisa.

"Aaaa..jangan di pegang"Cegah lisa karena iel memegang kakinya dan itu membuatnya sakit apalagi keadaan kakinya sedang keram.

"Eh sorry sorry"Kata iel langsung menjauhkan tangannya.

"Ini pasti gara gara gue ya lis? Maaf ya..tadi gue tidurnya kelamaan"Kata iel erasa bersalah.

IFYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang