1

623 67 14
                                    

Seperti biasanya, Zara selalu mendapat sebuket bunga dimeja kerjanya. Sejak sebulan terakhir inu Zara memang selalu dapat bunga yang entah dari siapa. Awalnya ia mengira bunga-bunga tersebut dari pacarnya, Rangga. Tapi Rangga tak pernah mengirim bunga apapun ke kantor Zara. Dan Zara tak terlalu ambil pusing dengan sipengirim bunga itu.

"Dapat kiriman bunga lagi?" tanya Fika teman Zara.

Zara menghela napas. Bukan dia tidak suka demgan bunga itu, hanya saja dia kurang nyaman. Ia berjalan ke sudut ruangan. Meletakkan bunga baru itu diatas tumpukan bunga-bunga yang sebelumnya.

"Apa kau tidak penasaran dengan si pengirim bunga ini?"

"Ah sudahlah, Fika. Aku tak perduli." Zara menghempaskan tubuhnya dikursi. Tangannya merogoh tasnya mengambil ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Nama Rangga terpampang dilayar ponsel. Segera ia menggeser tombol hijau.

'Zara?'

"Iya, Rangga."

'Apa kamu dapat bunga lagi?'

"Seperti biasa."

'Ya sudah. Nanti siang kita makan bersama ya. Di cafe biasa. Ada yang ini aku katakan.'

"Iya. Sudah ya, aku mau kerja lagi. Bye"

'Bye'

***

Zara dan Rangga sedang makan di cafe. Seperti biasa mereka akan makan siang di cafe ini. Tapi hari ini Rangga terlihat berbeda. Dia lebih banyak diam dari biasanya. Dia emang tidak banyak bicara, tapi kali ini beda. Bida dibilang dia seperti gugup.

"Kamu kenapa Rangga? Kok gugup gitu? Kamu mau bilang apa? Katakanlah."

"Aku gugup, Zara."

"Gugup kenapa? Katakan saja."

"A-aku.." Rangga mengeluarkan kotak beludru dari kantong celananya. "Aku ingin melamarmu."

Zara menutup mulutnya tidak percaya. Rangga yang biasanya datar dan dingin, kini melamarnya. Bahkan Zara tak pernah membayangkan kalo Rangga akan melamarnya. "Kau serius?"

Rangga mengangguk. "Aku serius. Ujung minggu ini aku ingin datang kerumahmu, menemui ayahmu."

Zara tak sanggup menahan tangisannya, dan langsung memeluk erat Rangga. "Terima kasih Rangga. Aku menunggumu."

"Iya sayang."

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang daritadi menatap kearah mereka dengan wajah tak sukanya.

***

Zara dan keluarganya sedang berkumpul di ruang tamu seperti biasa setelah makan siang. Hari ini adalah hari sabtu. Berarti besok Rangga akan datang kerumahnya. Sekarang adalah saatnya Zara memberitahukan pada ayahnya.
"Ayah-"

"Zara, ayah ingin mengatakan sesuatu." Ucapan Zara terpotong oleh ayahnya.

"Iya, Ayah. Aku juga ingin mengatakan sesuatu."

"Nanti malam kita akan makan malam dengan keluarga Bhagaskara. Kau ingat kan?"

Zara menegang ditempat. Dia tahu persis apa maksud Ayahnya dengan makan malam bersama keluarga Bhagaskara dan siapa mereka. Dia adalah keluarga dari lelaki yang akan dijodohkan olehnya. Dan pasti makan malam nanti akan membahas tentang perjodohan Zara dengan anak teman ayahnya tersebut.

"A-aku ingat ayah. Ayah tidak jadi menjodohkanku dengan anak teman ayah itu 'kan?"

"Siapa bilang. Malam nanti kita akan menetukan tanggal pernikahan kalian. Kalian akan segera menikah dalam waktu dekat."

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang