20

130 42 2
                                    

Kau bertemu dengan Rangga?

Zara mengernyitkan dahinya. Bagaimana Malik bisa tahu dia bertemu dengan Rangga? Ia menekan gambar telepon. Malik bisa saja salah paham dan mengira Zara sengaja bertemu dengannya.

Tapi Malik tak menolak panggilan Zara lalu sebuah pesan masuk lagi.

Jangan telepon. Aku lagi kerja.

Feeling Zara benar, Malik pasti marah. Dia jadi tak tenang dan mengetikkan pesan untuk Malik juga.

Nanti aku jelaskan padamu semuanya. Aku tak sengaja bertemu dengannya.

Lama ia menunggu balasan dari Malik. Setidaknya lelaki itu bekata iya, cukup membuatnya sedikit tenang. Tapi sampai 5 menit lelaki itu tak membalas pesannya.

"Kak Zara? Makan siang sudah selesai." Panggilan Marsha dari luar menyadarkannya.

"I-iya Marsha. Kakak akan keluar." Selesai ganti baju tanpa mandi Zara keluar dan mencoba bersikap biasa didepan keluarganya.

Sampai diruang makan Zara duduk bersebelahan dengan Marsha berhadapan dengan sang ibu mertua. Ayahnya sedang ke kantor. Walaupun ia sudah pensiun tapi masih sering ke kantor hanya sekedar melihat-lihat.

Dengan tenang mereka menghabiskan makan siang mereka. Disela makan Marsha memberikan sepiring bistik kearah Zara.

"Apa ini?" Pertanyaan konyol keluar dari mulut Zara. Dia tentu sudah tau itu makanan olahan daging sapi.

"Bistik. Aku membuat ini khusus untuk kakak. Kata kak Malik kakak sangat menyukainya. Kalian memang cocok ya. Sampai makanan kesukaannya pun sama."

Zara terpelongo mendengar ucapan Marsha. Malik tahu benar kalau Zara sangat tak menyukainya. "D-dia bilang begitu?"

"Iya. Kenapa kak? Kakak gak mau?" Marsha menunjukkan wajah kecewanya.

"Bukan bukan. Kakak sangat menyukainya. Hanya saja kakak tersanjung kau sampai membuatkannya untuk kakak." Zara tak tega menolak pemberian adik iparnya ini. Dia pasti kecewa kalau ia menolaknya. Walau dia tak suka, sebisa mungkin dia akan menghabiskannya.

Satu persatu potongan daging masuk kedalam mulutnya. Matanya sampai berair menikmati sensasi daging masuk kerongga mulutnya. Memang Zara akui rasanya enak, hanya saja dia sangat asing dengan makanan ini.

"Masakanku tak enak ya, kak? Kakak terlihat terpaksa makannya."

"Tidak Marsha. Kakak suka kok. Masakanmu enak."

"Sudahlah Marsha. Kalau tidak suka jangan dihabiskan, Zara."

"Aku suka, bu."

"Jangan berbohong. Tadi Malik sengaja meminta Marsha untuk membuatkanmu bistik karena kau tak suka daging. Dia sedang mengerjaimu."

Zara terkejut lalu melirik adik iparnya yang cekikikan. Dengan cepat ia berlalu ke wastafel guna memuntahkan semua daging yang sudah dimakannya. Dalam hati ia terus menyumpah serapahi Malik yang meminta adiknya untuk memberinya daging. Malik tahu kalau Zara pasti tak akan tega menolak pemberian adiknya.

"Maafkan aku, kak. Aku terpaksa melakukannya. Kak Malik juga memberiku upah yang luar biasa." Ucap Marsha dengan gaya lebay setelah Zara kembali dimeja makan.

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang