9

154 46 3
                                    

Sejak tadi Zara tidak tenang berada dirumah Sandi. Sekarang sudah pukul 8 tapi acaranya masih belum selesai. Ia tidak enak kalau minta izin pulang dengan ibu Sandi. Pasti Malik sangat khawatir dengannya saat ini.

"Zara? Kau mau pulang?" Tanya Sandi.

"Hah? Aku tidak enak dengan ibu. Dia sudah capek-capek buat ini semua."

"Tidak apa-apa. Ibu juga pasti ngerti. Ayo ku antar pulang."

"Terima kasih, Sandi."

Setelah berpamitan, Zara pulang diantar Sandi. Pikirannya sangat kacau saat ini. Pasti Malik marah karena ia tak menepati janjinya dan pulang terlambat. Ditambah lagi dia tak membawa ponselnya. Entah apa yang akan terjadi dengannya nanti.

"Zara? Kau terlihat tak tenang. Kita sudah sampai."

"Eh maaf, Sandi. Terima kasih sudah mengantarku dan juga acaranya tadi." Ucap Zara seraya keluar dari mobil Sandi.

"Kau mau aku bicara dengan Malik?"

"Tidak perlu. Kau pulang saja. Aku tak apa-apa."

"Yakin?"

Zara mengangguk meyakinkan Sandi.

"Oh iya, aku ada hadiah untukmu." Sandi mengambil sebuah boneka beruang besar di bagasi. "Selamat ulang tahun, Zara."

"Terima kasih banyak, Sandi. Titipkan salamku sama ibu dan yang lain. Aku masuk dulu, ya."

"Baiklah. Aku pulang."

"Hati-hati."

Zara melihat mobil Malik sudah terparkir didepan rumahnya. Jantungnya berdetak cepat takut kalau Malik akan marah padanya. Perlahan ia membuka pintu utama dan melihat Malik berdiri membelakanginya dengan jas formal yang membungkus sempurna tubuhnya. Malik berbalik menatap Zara datar. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk.

"Ma-maafkan aku, Malik. Tadi waktu aku pulang dari Mall, tak sengaja aku bertemu Sandi. Dia bilang ibunya sudah buat acara untuk ulang tahunku. Jadi aku singgah ke rumahnya."

Malik masih tak berkata apa-apa. Matanya turun ke boneka besar yang berada di gendongan Zara dan beberapa papperbag ditangan satunya. Ia sangat kecewa dengan Zara. Gadis itu lebih memilih sahabatnya itu dibanding dirinya. Bukan niat mau egois, tapi Malik merasa dirinya sangat buruk sebagai suami.

"Terserah kau mau pergi kemana dan dengan siapa. Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Aku tak akan melarangmu."

"Aku minta maaf, Malik. Aku tahu aku salah. Tapi tolong-"

"Aku ada kerjaan." Ucap Malik datar lalu berjalan meninggalkan Zara menuju ruang kerjanya.

Zara berjalan ke kamar lalu meraih ponselnya di tempat tidur. Beberapa panggilan tak terjawab dan pesan dari Sandi, Fika dan Malik. Ia membuka pesan dari Malik.

From : Malik
16:48

Berdandanlah yang cantik, kita akan makan malam diluar. Aku sedang perjalan pulang.

Malik mengajaknya makan malam diluar, tapi dia kembali menggagalkannya. Zara merasa sangat bersalah dengan Malik. Baru saja ia ingin memulai hubungan dengan Malik, tapi dia malah membuat Malik kecewa. Tanpa sadar air matanya mengalir. Dia harus minta maaf dengan Malik.

Selesai mandi dia mengunjungi Malik diruang kerjanya. Entah apa yang akan didapatnya setidaknya dia sudah berusaha.

Dengan ragu Zara mengetuk pintu ruang kerja Malik. Tak ada jawaban. Berkali-kali Zara memanggil tetap tak ada jawaban. Setelah mengumpulkan keberanian Zara membuka pintu. Ia tak melihat Malik disana.

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang