48-END

125 6 2
                                    

Beberapa bulan kemudian

Kehidupan kembali normal setelah insiden Sandi itu. Rossa juga telah kembali lagi bersama Adi dan tinggal bersama Anggi disana.

Awalnya Anggi sangat marah saat ibunya itu menampakkan dirinya. Tapi tanpa mereka ketahui, ternyata Adi dan Rossa masih terus berhubungan dibelakang mereka. Lebih tepatnya saat kematian Bastian. Adi dan Rossa tak sengaja bertemu di pemakanan saat hendak berziarah dikuburan ibu kandung Sandi.

Adi dan Rossa masih saling mencintai. Tapi rasa sakit hati Rossa saat Adi masih memikirkan wanita itu membuatnya melakukan hal bodoh meninggalkan keluarganya.

Tapi kini mereka kembali. Melanjutkan kisah mereka yang sempat terhenti.

"Ibu!"

Rossa menoleh kearah sumber suara saat mendengar seseorang memanggilnya dari belakang. Senyum manis terukir diwajahnya melihat Bila menghampirinya dengan pipi menggembung dan hentakan kakinya yang bisa saja membuat rumah ini roboh jika tidak terbuat dari bahan berkualitas. Pasti Anggi mengganggunya lagi. "Ada apa, sayang?"

"Apa aku terlihat seperti gorila?" Bila bertanya kepada ibu mertuanya dengan wajah cemberut.

"Tidak. Kau sangat cantik. Apakah Anggi mengatakan itu lagi?" Tanya Rossa seraya mengelus rambut menantunya sayang.

"Iya. Aku membencinya, Bu. Aku sudah tak sabar menunggu anakku keluar. Jadi dia tak akan bisa mengejekku lagi. Sebaliknya kami yang akan menghajarnya." Ucap Bila berapi-api.

"Gorilaku!" Suara Anggi terdengar dari arah tangga menuju dapur tempat mereka saat ini. "Aku hendak pergi kerja."

"Pergi sana! Jangan memanggilku dengan sebutan itu." Ucap Bila dengan wajah semakin ditekuk. Membuat Anggi terkekeh mendengarnya.

Tiba-tiba Bila merasa sakit yang luar biasa diperutnya. Seperti sedang kontraksi. Seketika dia memekik kesakitan membuat dua orang dewasa disana panik.

"Ada apa, sayang?" Dengan sigap Anggi menangkap tubuh Bila yang hendak jatuh.

"Sakit Anggi. Sepertinya aku sudah mau melahirkan." Ucap Bila lemah bersamaan dengan cairan bening keluar dari sela kakinya.

"Ayo kita kerumah sakit sekarang." Seolah tanpa beban Anggi mengangkat tubuh buncit Bila. Diikuti oleh Rossa dibelakang.

***

Zara duduk dikolam ikan belakang rumahnya guna menghilangkan bosan. Kini ikan hias peliharaan mereka semakin banyak dan kolamnya juga telah diperbesar.

Sesekali terdengar suara helaan nafas kasar dari mulutnya. Bisa gila dia jika terus seperti ini. Ditambah lagi akhir-akhir ini Malik selalu pulang larut malam. Terkadang Zara tak pernah melihat wajah suaminya itu sebab dia sudah lebih dulu tertidur.

Sudut bibirnya naik membentuk senyuman indah seraya mengelus perutnya yang terlihat sedikit membuncit. Kini dia sedang mengandung buah cintanya dengan Malik. Usia kandungannya 3 bulan.

Dia sangat tak sabar menantikan kelahiran anaknya ini. Sebab dia akan memiliki teman dan tak akan merasa bosan lagi.

Sudah pukul setengah 7 malam tapi tak ada tanda-tanda Malik akan pulang. Ia merogoh ponselnya menekan nomor Malik. Persetan dengan kesibukan Malik, dia sangat menginginkan lelaki itu saat ini.

Lama Zara menunggu barulah Malik mengangkat panggilannya.

"Halo sayang. Ada apa?" Tanyanya terdengar lelah.

"Bisakah kamu pulang lebih cepat? Aku sangat bosan. Aku ingin jalan-jalan berhubung malam ini malam tahun baru." Ucap Zara sedikit menyesal setelah mendengar suara Malik. Lelaki itu pasti sangat lelah seharian bekerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang