29

117 32 1
                                    

Malik berlari ditengah hujan tanpa pelindung apapun. Ia tak tega meminta Zara yang keluar belanja. Hingga ia memutuskan untuk pergi sendiri.

Dengan gerakan cepat Malik meraih bahan-bahan masakan. Tak mau membuat sang istri menunggu lama. Hanya bahan-bahan seadanya. Untuk makan malam hari ini saja.

Saat ia memilih minuman kaleng seseorang memukul bahunya. Awalnya ia mengira itu Zara. Tapi saat berbalik ia tak melihat istrinya disana. Melainkan Julia. Mantan kekasihnya saat di SMA dulu.

"Malik?" Tegurnya.

"Julia?"

"Wah! Apa kabar, Malik? Sudah lama sekali ya?"

"Eh baik. Kau apa kabar?" Tanya Malik gugup. Jantungnya berdegub kencang saat berbicara dengan Julia. Masih sama seperti dulu.

"Aku baik juga. Dengan siapa kau kesini?"

"Sendiri." Benar sendiri kan? Karena Zara sedang menunggu di mobil.

"Oh. Bagaimana kabar Bila dan Anggi? Apa mereka masih berpacaran?" Julia terlihat sangat santai seolah tak pernah terjadi sesuatu diantara mereka.

"Mereka sudah menikah. Saat ini Bila sedang hamil muda." Ucap Malik dengan suara yang sedikit bergetar. Dia merutuki dirinya yang masih saja gugup saat bicara dengan mantan kekasihnya itu.

"Kenapa mereka tak mengundangku? Aku tersinggung."

"Mungkin mereka tak memiliki kontakmu."

"Ah benar juga." Gadis itu manggut-manggut. "Kau? Sudah menikah?"

"Aku-"

"Malik, aku duluan, ya? Aku terlupa kakakku yang menunggu diluar. Boleh kuminta kartu namamu?" Pintanya.

Malik terlihat ragu untuk memberikan kartu namanya. Tapi saat matanya dan mata gadis itu bertemu dia segera menunduk dan mengambil kartu namanya didalam dompet. Rasanya sulit untuk menolak gadis ini, seperti dahulu.

"Terima kasih. Nanti aku akan menghubungimu. Aku duluan." Gadis itu berlalu meninggalkan Malik yang masih membeku disana.

Malik benar-benar tak mengira akan bertemu dengan Julia disini dan dimanapun. Bahkan dia sudah mulai melupakan gadis itu sejak lama. Tapi jantungnya tetap berdetak hebat seperti saat pertama pacaran waktu SMA.

Julia adalah satu-satunya wanita yang pernah berpacaran dengannya. Bisa dibilang Julia itu cinta pertama dan mantan terindahnya. Sebab ia tak pernah merasa senyaman itu dengan wanita kecuali Julia dimasa itu.

Sepeninggalan Julia, Malik masih terpaku ditempat. Hingga beberapa menit ia tersadar bahwa Zara tengah menunggunya diluar. Segera ia menyelesaikan kegiatan belanjanya lalu menyusul Zara.

Hujan masih sangat deras membasahi bumi. Sebelum keluar Malik sempat membeli payung. Setidaknya ia tak akan terlalu basah.

"Sudah selesai?" Tanya Zara saat Malik masuk kedalam mobil.

Malik berdehem sebagai jawaban. "Tidak tidur?"

"Aku tak ngantuk."

"Kenapa bajumu basah?" Tanya Malik menyadari Pakaian Zara yang sedikit basah.

"Tadi aku melihat anak kecil terjatuh jadi aku menolongnya." Ucap Zara berbohong. Tapi tak sepenuhnya bohong. Saat keluar dari minimarket ia memang sempat menolong anak kecil yang terjatuh didepannya.

"Baiklah. Kita segera pulang ya? Nanti kau masuk angin."

Zara beringsut mendekat kearah Malik meraih lengan lelaki itu, memeluknya erat. "Boleh aku memeluknya sebentar?"

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang