42

74 20 0
                                    

Sandi mengantar Zara kerumahnya. Benar kata Sandi, lebih baik menjelaskan semuanya pada Malik. Lelaki itu pasti sangat sakit hati mendengar ucapan Anggi pagi tadi.

Pukul 5 mereka sampai dirumah. Zara sudah mengirim pesan untuk Bila dan Malik kalau dia sedang bersama Sandi. Setidaknya dia tak akan membuat mereka khawatir.

"Kau tak ingin masuk?"

"Ah tidak usah. Aku harus ke suatu tempat setelah ini." Ucap Sandi seraya mengeluarkan koper Zara dari dalam mobilnya.

"Terim kasih telah membantuku, Sandi."

"Tak apa. Jangan bersikap seolah aku orang asing."

"Dan kau jangan terlalu berlarut dalam sedih. Kau pasti dapat gadis yang lebih baik dari Kezia."

"Sepertimu?" Sandi terkikik geli melihat ekspresi terkejut Zara lalu mengacak rambutnya gemas. "Pastilah. Ya sudah masuklah."

"Hati-hati."

Setelah menyimpan kopernya dikamar, ia menemukan Malik sedang memberi makan ikan di kolam kecil belakang rumah. Lelaki itu sedang melamun hingga tak menyadari Zara duduk disebelahnya.

Tangan Zara meraih pelet ikan dari Malik. Lelaki itu terlalu banyak melemparkan makanan disana.

"Tak bagus memberi mereka terlalu banyak makan."

Malik masih tak mengalihkan pandangannya dari kolam ikan yang berisi belasan ikan hias disana. Seolah seluruh grafitasinya berada disana.

"Sepertinya kita perlu membeli ikan hias lagi. Mereka terlihat kesepian."

"Kenapa kesini?"

"Aku tak pulang kerumah ayah." Ucapan Zara membuat Malik menoleh sekilas lalu kembali menatap kedepan. "Jangan dengarkan yang diucapkan kak Anggi tadi."

"Kuharap kamu mau memaafkan kak Anggi. Aku tahu yang diucapkannya tadi cukup keterlaluan. Tapi aku paham apa yang dirasakannya." Sambung Zara setelah tak mendapatkan respon apapun dari Malik.

"Aku tahu kesalahanku cukup fatal, Zara. Tapi aku sudah berkali-kali menjelaskan pada kalian kalau itu hanya murni kecelakaan. Aku tak ada hubungan apapun lagi dengan Julia. Aku sangat mencintaimu."

"Aku tahu. Mungkin kak Anggi masih belum mengerti."

"Maaf telah membuat kekacauan ini." Ucap Malik tulus.

Zara menggeleng seraya mengelus lengan Malik. "Tidak. Aku percaya padamu. Tugasmu adalah tak mengecewakan kepercayaanku."

"Terima kasih. Tak akan."

***

"Bagaimana?" Tanya Sandi setelah menjatuhkan bokongnya dikursi berhadapan dengan Julia.

Akhir-akhir ini mereka terlihat semakin akrab. Tentu karena tujuan mereka sama. Memisahkan Malik dan Zara.

"Malik tak pernah mengangkat panggilanku sejak kejadian itu."

"Tadi pagi kak Anggi dan Malik bertengkar dirumah sakit. Kak meminta Malik untuk menceraikan Zara."

"Tapi gadis bodoh itu membela Malik?"

Sandi mengangguk. "Aku yang memintanya untuk membela Malik."

"Kau berada dipihak siapa? Kenapa kau mendukung mereka berbaikan?" Ucap Julia marah.

"Tentu aku dipihakmu. Aku akan membuat Zara semakin percaya pada Malik dan tetap mempertahankannya. Setelahnya tugasmu untuk menjebak mereka kembali dan membuat Zara seolah merasa lebih terkhianati."

A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang