11

155 51 0
                                    

"Malik kau sudah pulang?"

"Bungkus pakaianmu ke koper sekarang."

"A-apa?"

"Kurasa kau mendengar jelas suaraku."

'Apa katamu Malik? Hanya karena hal sepele ini kau mengusir Zara? Dasar tak punya hati. Kukira kau akan memperlakukan Zaraku dengan baik, ternyata tidak.' Ucap Fika dengan emosi yang menggebu-gebu lewat handphone.

"Fika, susah dulu ya. Nanti aku telpon lagi."

'Baiklah Zara. Kalau dia berbuat kasar padamu katakan langsung padaku, oke?'

"Iya." Zara mematikan sambungan sepihak. Air matanya kembali menetes. Ia berdiri menghadap Malik sebelum tangannya menyeka air matanya. Entah mengapa ia bisa menangis hanya karena kalimat itu.

"Baiklah kalau itu yang kau inginkan." Ucap Zara dengan berusaha memberikan senyuman terbaiknya lalu berbalik meninggalkan Malik diruang tamu. Baru saja tangannya hendak menyentuh knop pintu, Malik kembali bersuara.

"Pakaianku juga."

"Apa maksudmu?"

"Apa kau tuli sekarang?"

"Aku tak paham maksudmu."

Masih dengan wajah datarnya, Malik melemparkan dua lembar kertas dimeja. "Kita akan pergi ke Bali hari ini siang ini."

Zara tak dapat menyembunyikan wajah bingungnya. Entah apa maksud dan tujuan Malik mengatakan kalau mereka akan ke Bali.

"Berhenti menunjukkan wajah jelekmu seperti itu. Cepat lakukan perintahku." Ucap Malik dengan nada dinginnya.

Sedangkan Zara masih terpaku ditempat. Tidak paham apa maksud Malik sebenarnya. Kenapa dia tiba-tiba pergi ke Bali tanpa memberitahunya dahulu. Ia memungut tiket yang Malik lemparkan tadi. Matanya membelalak seketika. Disana tertulis keberangkatan pukul 2 siang ini. Sekarang sudah pukul setengah 1 dan dia belum menyiapkan apapun. Malik benar-benar tidak waras.

***

Malik berjalan mondar-mandir diruang tengah sesekali melirik jam tangannya. Sekarang sudah pukul 1, tapi Zara belum juga siap membereskan pakaian yang akan dibawa.

"Zara! Belum siap?" Panggil Malik. Tak lama Zara keluar dengan 2 buah koper ditangan kanan dan kirinya. Bersusah payah ia menyeret koper itu. Sedangkan Malik bukannya membantu malah menatap Zara datar.

"Aku sedang kesusahan dan kau hanya menatapku."

"Cepatlah, kita bisa terlambat." Ucap Malik seraya meraih kedua koper itu dari Zara.

"Tapi aku belum mandi."

"Kau mau kita tertinggal pesawat?"

"Setidaknya biarkan aku berganti pakaian."

"Ckk baiklah 2 menit. Kutunggu diluar."

Secepat kilat Zara mengganti pakaiannya dengan celana jeans putih dan kemeja tanpa sempat mengatur rambutnya.

Secepat kilat Zara mengganti pakaiannya dengan celana jeans putih dan kemeja tanpa sempat mengatur rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Whole New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang