SEMILIR angin berembus menerbangkan rambut hitam lurus milik gadis itu. Sejauh sorot matanya terlepas hamparan bunga berwarna-warni menyambut, tumbuh di padang rumput yang luas.
Bola mata hitam teduh miliknya berbinar melihat bunga-bunga yang seakan bergoyang dibelai angin. Tak pernah sedikitpun terbayang dalam benaknya akan menemukan tempat seindah ini.
Dengan senyum yang mengembang lebar, matanya menyapu pemandangan di depannya. Jantungnya berdegup seirama dengan jeritan hatinya yang begitu bahagia.
"Lari dari kehidupan nyata adalah upaya untuk mempertahankan diri."
Suara serak yang terdengar lembut itu menarik Athena keluar dari keterpukauannya menatap hamparan bunga tersebut. Ia sedikit terlonjak lalu berbalik untuk mencari seseorang yang tadi bersuara.
Athena mengernyit saat tak mendapati siapa pun di belakangnya. Sejenak bola matanya bergerak mengedarkan pandangan hanya untuk memastikan. Tak dapat menemukan orang lain di tempat itu membuat Athena kembali berbalik.
Gadis itu benar-benar terkejut saat melihat sosok jangkung yang berdiri tepat di sebelahnya, ia sedikit memundurkan diri untuk memberi jarak di antara mereka.
Cowok dengan lengkungan manis di bibirnya itu menoleh menatap Athena. "Kamu tahu. Setiap warna dalam bunga mempunyai arti tersendiri."
Mata Athena melebar saat pandangannya menangkap sosok cowok di sebelahnya ini.
Ga-Gara?
Batin Athena bersuara. Segala fokusnya seakan diringkus oleh cowok yang disebutnya Gara tadi. Baru kali ini ia melihat senyum cowok berwajah datar dengan sikap sedingin es itu.
"Warna merah menunjukkan kekuatan cinta yang romantis." Bola mata coklat Gara bergerak menatap jejeran bunga bermacam jenis yang berwarna merah di depannya. Senyum Gara semakin melengkung saat semilir angin kembali menyapa kulitnya.
"Warna orange digambarkan sebagai bunga yang sangat bercahaya." Gara menoleh menatap Athena dengan senyum yang masih tersemat di bibirnya. "Warna kuning mewakili kepercayaan, kasih sayang, rasa hormat, persahabatan, dan rasa bakti."
Athena tertegun. Suara pelan itu seakan membelai telinganya, tak pernah sekalipun ia mendengar Gara berbicara selembut ini. Athena menatap Gara yang kembali mengarahkan pandangannya ke depan.
"Warna hijau menunjukkan harmoni dengan alam dan nasib yang baik. Warna biru menawarkan efek ketenangan yang luar biasa. Warna ungu menggambarkan kelembutan dan kesan misterius." Setelah bola matanya menyisir setiap bunga berwarna-warni yang tadi ia sebutkan, kini sorot mata Gara tertuju pada kumpulan bunga berwarna putih. "Dan warna putih, mewakili kejujuran, kesucian, dan kesempurnaan."
Athena berkedip dua kali, masih tak percaya mendengar apa yang dikatakan Gara. Bola matanya bergerak mengikuti ke mana Gara mulai melangkah. Gara berhenti di kumpulan bunga mawar berwarna biru dan memetiknya setangkai. Athena masih saja setia memerhatikan Gara walaupun cowok itu sudah kembali berbalik dan berjalan ke arahnya.
"Setangkai mawar biru," ujar Gara pelan lalu memberikan bunga tersebut kepada Athena.
Walaupun bingung, namun Athena tetap menerima bunga pemberian cowok itu. Ia meneliti lengkungan bibir Gara yang semakin menajam.
"Menunjukkan bahwa kamu bagaikan mimpi terindah bagiku."
🌹FLOS LECTUM🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Flos Lectum
Fiksi RemajaStory collaboration! Cover by member group @SiApril_ "Aku sudah mengenal banyak warna dalam hidupku jauh sebelum aku mengenalmu. Namun, saat pertama kali aku melihatmu dengan suara merdu yang mengalun dari tawamu. Untuk pertama kalinya, aku melihat...