Athena menyerah dan memilih untuk kembali ke kamar rawat Gara setelah beberapa menit berkeliling mencari Marry, salahnya juga, kenapa terlalu bodoh untuk mencari wanita itu di rumah sakit sebesar ini.
Jika ingin menelepon pun, harus menelepon ke mana? Ponsel Marry saja ia yang pegang setelah semalam wanita itu memesannya untuk membawakannya esok pagi.
Biarlah, Marry tidak mungkin meninggalkan Gara lama-lama, ntar dia juga bakal kembali lagi.
Athena membuka pintu kamar rawat Gara dan betapa terkejutnya gadis itu saat tak menemukan Gara di sana.
Ia langsung berlari masuk untuk mengecek keberadaan Gara. "Gara!" panggilnya. Matanya berkeliling mencari sosok yang beberapa saat lalu masih berbaring di atas ranjang.
Athena berlari dan mengintip ke jendela. Ia sudah panik luar biasa. Bagaimana tidak, baru tadi ia melihat Gara masih tertidur dengan infus dan selang nasal kanul di hidungnya, tapi sekarang cowok itu sudah menghilang.
Oh Tuhan, ke mana dia pergi.
Lalu suara pintu yang terbuka menarik perhatian Athena, ia menoleh dan menemukan Gara yang terlihat berjalan pelan dengan sebelah tangannya berpegangan di kusen pintu dan yang lain mendorong tiang infus.
Athena langsung mendekati Gara dan menaruh lengan cowok itu di pundaknya, berniat untuk membantu Gara menuju tempat tidur.
"Yaampun Gar, lo itu gimana sih, harusnya nunggu gue dulu." Athena mulai mengoceh, walaupun sebenarnya ia bersyukur karena sebenarnya Gara sudah siuman.
Athena menaruh tiang infus pada tempatnya dan membantu Gara untuk berbaring di atas ranjang. "Baru semalam lo transfusi darah, jangan kelayapan gini dong."
Mendengar ocehan Athena membuat Gara memutar bola matanya. Gadis ini memang bisanya hanya berbicara tanpa melihat situasi.
"Bukan kelayapan. Lo nggak liat gue abis dari toilet? Kalo gue nunggu lo dulu bisa pipis di celana gue."
Athena tersenyum, ia menarik selimut sampai menutupi dada Gara. "Gara is back," ucapnya bersemangat. "Gue seneng lo udah siuman."
Mendengar itu, membuat Gara menarik senyum tipis yang tak disadari oleh Athena. "Lo ngapain ke sini?"
"Menurut lo ngapain?"
Gara langsung mendengus dan Athena melihatnya membuat gadis itu tertawa. "Lo nanya nggak pake otak sih," ujarnya bercanda, "Oia lo udah makan?"
Athena menatap sekeliling mencari bekas makanan Gara yang biasanya disediakan oleh rumah sakit. Lalu kembali menatap Gara saat tak menemukan benda itu.
"Udah," ujar Gara.
Athena memicingkan mata merasa curiga. "Bener udah?"
Tatapan Athena entah kenapa terasa mengintimidasinya, Gara sampai salah tingkah. "H-m."
Athena lalu berjongkok dan membuka lemari kecil di sebelah ranjang Gara. Ia menemukan kotak nasi Gara yang masih utuh di dalam sana, ada obat yang juga belum di minum anak itu.
"Terus ini apa ya?"
Athena mengambil kotak makan Gara beserta obatnya. Hal itu jelas membuat Gara menghela napas kasar.
"Bangun gih cepetan, lo makan dulu."
Gara justru menarik selimutnya. "Lo aja yang makan, gue udah kenyang."
"Ih, Gar, lo itu ya."
"Apa?" Ekspresi Gara terlihat menantang. "Lagian siapa juga yang bakalan suka makanan kayak gitu. Nggak ada rasanya, lembek, ngebayanginnya aja gue eneg."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flos Lectum
Teen FictionStory collaboration! Cover by member group @SiApril_ "Aku sudah mengenal banyak warna dalam hidupku jauh sebelum aku mengenalmu. Namun, saat pertama kali aku melihatmu dengan suara merdu yang mengalun dari tawamu. Untuk pertama kalinya, aku melihat...