Athena tertegun menatap setangkai mawar biru ditangannya, kata orang bunga mawar menyiratkan makna dari ketidakmungkinan. Bunga yang memiliki pesona tertentu dan memiliki misteri unik yang tidak menampakkan dirinya secara bebas.
Ia jadi teringat ucapan Bara yang mengatakan bahwa kehadiran Athena adalah bagian dari mimpi indahnya. Tapi menurut Athena, bunga ini sangat mewakili kehadiran Bara dihidupnya.
Kehadirannya yang tiba-tiba dan misterius yang hanya pada mimpi indahnya.
Kemudian ingatannya kembali pada mimpi semalam, setelah berhari-hari tidak hadir dalam mimpinya, semalam Bara datang dengan pertanyaan yang masih terngiang di kepalanya.
Kemudian Athena bangkit dari tempat duduknya, menatap sekeliling taman yang cukup ramai orang berlalu lalang. Matahari mulai condong ke barat, pertanda petang akan segera datang. Maka dari itu ia memutuskan untuk beranjak dari sana, masih dengan setangkai mawar biru yang ia beli sepulang dari rumah sakit.
🍁🍁🍁
Marry menatap penuh harap pada sosok yang menunduk di depannya, saat ini mereka tengah duduk di depan ruang rawat Gara.
"Bi, saya tahu Bibi adalah orang yang paling dekat dengan Gara sejak kecil. Apa bisa Bibi jujur sama saya tentang semuanya? Tentang kesehatan Gara." Marry menggenggam tangan Bi Yati yang terkepal dipangkuannya.
"T-tapi—"
"—saya tetap ibunya. Seburuk apapun saya, tapi saya tetap berhak tahu kebenarannya, Bi. Saya benar-benar lalai dan merasa gagal menjadi seorang ibu. Bagaimana mungkin saya sampai lupa kondisi anak saya sendiri setelah kejadian itu? Bukankah saya ibu yang bodoh? Saya ingin memperbaiki semuanya Bi, tolong bantu saya," ucap Marry terisak. perempuan paruh baya itu benar-benar menyesali kebodohannya.
"Seperti yang seharusnya Ibu ingat bahwa Tuan Gara memiliki riwayat penyakit yang sama dengan mendiang ayah Ibu. Dan saat kecelakaan itu, Ibu bersama tuan terlalu mengkhawatirkan Tuan Bara sampai melupakan Tuan Gara yang juga mengalami kecelakaan saat itu."
"Tolong jangan berbelit-belit, Bi. Cukup beritahu saya apa yang terjadi setelah kecelakaan itu?!" Marry sedikit meninggikan nada bicaranya. Ia menolak mengingat saat-saat paling buruk itu. Kejadian yang membuatnya terlihat sangat buruk sebagai seorang ibu.
"Tuan Gara sempat mengalami tekanan batin karena tuan dan ibu terus menyalahkan Tuan Gara. Satu tahun, selama itu Tuan Gara rutin melakukan konsultasi pada dokter spesialis kejiwaan karena dia selalu menangis dan meracau jika teringat kecelakaan itu."
Tangis Marry semakin menjadi. Ia benar-benar telah dibutakan oleh rasa ketakutan yang berlebih. Terlalu takut kehilangan anaknya sampai melupakan bahkan mengabaikan anaknya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flos Lectum
Teen FictionStory collaboration! Cover by member group @SiApril_ "Aku sudah mengenal banyak warna dalam hidupku jauh sebelum aku mengenalmu. Namun, saat pertama kali aku melihatmu dengan suara merdu yang mengalun dari tawamu. Untuk pertama kalinya, aku melihat...