Athena mengerjapkan matanya saat ia merasakan ada seseorang yang mengelus rambutnya kemudian turun ke pipi.
Setelah pandangannya jelas, Athena melihat Bara tersenyum. Ia duduk di samping Athena yang tertidur di atas rerumputan dengan dikelilingi berbagai macam bunga.
“Bara?” Athena bangun dari tidurnya, sekarang mereka duduk berhadapan.
Athena mengerutkan kening, ia bingung ketika tiba-tiba wajah Bara berubah murung. Padahal, tadi pemuda itu tersenyum sangat manis padanya.
“Kamu kenapa?” tanya Athena penasaran.
“Gimana perasaanmu setelah kita sering bertemu di sini?”
Athena semakin tak mengerti, kenapa Bara malah balik bertanya padanya?
“Tentu aja aku senang, kamu itu seperti sosok yang gak asing buat aku. Tapi, aku selalu merasakan sesuatu yang beda.” Athena menjeda ucapannya. Ia menapat wajah Bara lekat-lekat sebelum berkata, “kamu itu spesial, kamu ramah, baik, dan cuma kamu yang bisa bikin aku senang ketika aku ngerasa sedih. Dengan cara kamu.”
Bara tersenyum seraya menepuk puncak kepala Athena.
“Sekarang kamu jawab, kamu kenapa kaya gak seneng gitu ketemu sama aku?”
“Ath, seandainya terjadi sesuatu sama aku gimana?” Bara memutus kontak mata mereka dengan tertunduk. Hal itu jelas semakin membuat Athena kebingungan.
“Sesuatu yang kaya gimana dulu? Kalo sesuatunya kamu tiba-tiba jadi pangeran berkuda putih sih aku malah senang. Nanti kita jadi sepasang putri dan pangeran kaya di cerita Disney princess,” ujar Athena terkekeh garing. Namun tak lama karena Bara tak merespons sama sekali. “Gak lucu ya?”
“Seandainya terjadi sesuatu sama aku, sementara ada orang lain yang juga membutuhkanmu, siapa yang akan kamu tolong? Aku atau dia?” Bara berucap serius. Bahkan kini ia kembali menatap Athena tepat dibola matanya.
“Aku nggak ngerti sama apa yang kamu katakan. Bara, apapun itu, kamu tetap menjadi orang yang istimewa untukku.” ujar Athen. Ia menatap Bara dengan tatapan lembut.
“Benarkah? Aku …,” ucapan Bara terpotong ketika tiba-tiba wajahnya berubah pias.
Athena melihat dengan jelas perubahan itu, kemudian ia melihat kerutan samar pada dahi Bara. Tak lama, Athena dibuat terkejut dengan adanya darah yang mengalir dari hidung Bara.
Athena semakin terkejut dan ketakutan ketika Bara mengerang kesakitan. Pemuda itu bahkan sudah meringkuk didekatnya.
“Bara, kamu kenapa? Bara?” Athena merengkuh tubuh bergetar milik Bara kepangkuannya, ia mengusap wajah Bara yang terkena noda darah dengan tangan bergetar.
“Ath, k-kamu … akan s-selalu di … s-sini kan? Argh ….” Bara kembali mengerang kesakitan, ia bahkan menjambak rambutnya sendiri.
Athena tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia tidak tahu mereka berada di mana. Pertahanan Athena runtuh, ia menangis. Ia tidak tega melihat Bara kesakitan.
“Bara, kamu bertahan ya. A-aku harus cari pertolongan. Tapi, aku gak tahu kita di mana? Di sini sepi Bara, aku takut kamu kenapa-napa,” ucap Athena ditengah isak tangisnya.
Bara menatap Athena dengan pandangan sayunya, ia menggenggam sebelah tangan Athena dan membawa tangan mungil itu menyentuh dadanya. Ditengah rasa sakitnya, Bara tersenyum.
“J-jangan pergi. A-aku cuma … butuh k-kamu Ath …,” ucap Bara terbata.
Athena kembali menetesakn air mata, ia bingung. Benar-benar bingung, kenapa dipertemuannya kali ini tidak seperti yang ia harapkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Flos Lectum
Teen FictionStory collaboration! Cover by member group @SiApril_ "Aku sudah mengenal banyak warna dalam hidupku jauh sebelum aku mengenalmu. Namun, saat pertama kali aku melihatmu dengan suara merdu yang mengalun dari tawamu. Untuk pertama kalinya, aku melihat...