[19] Keegoisan Arga

2.6K 288 61
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti apa yang dikatakan Gara semalam. Sepulang sekolah Athena langsung menuju rumah sakit. Namun ia terlihat tak membawa makanan seperti yang diperintahkan Gara.

Ia tidak mau repot-repot ke rumah makan untuk membeli makanan, lagian ia juga menggunakan taxi, sayang ongkos kalau dia harus mencari makanan dulu, makanan di kantin rumah sakit juga enak, ia bisa membawa Gara ke tempat itu seperti hari sebelumnya.

Di tengah perjalanan Athena tak sengaja melihat Marry yang keluar dari ruang dokter, Athena hendak menghampiri namun langkahnya terhenti saat Marry langsung bersandar di dinding dan menangis. Tak lama setelah itu, Maxime pun keluar dengan raut wajah kacau.

Athena membeku melihat kedua orangtua Gara terlihat hancur. Iya mundur dengan perlahan lalu berlari sekuat tenaga. Dengan gerakan kasar Athena membuka pintu kamar rawat Gara.

Athena terdiam di ambang pintu dengan napas yang memburu, genangan air mata di pelupuk matanya membuat pandangannya sedikit terhalang. Tapi tadi Athena jelas melihat Gara tertawa lepas bersama kedua sahabatnya.

Gara menatap Athena bingung. Ia hendak membuka suara namun kalah cepat dengan Juvenal.

"Eh cebol, lo nggak tahu yang namanya etika ya? Main buka pintu aja." Juvenal melempar sebuah kacang ke arah Athena namun meleset.

Tatapan Athena lurus ke arah Gara. Dengan perlahan ia berjalan mendekat, air mata gadis itu mengalir, tanpa peduli dengan suara Juvenal yang terus menghakiminya.

"Ath?" panggil Gara, cowok itu masih bingung dengan sikap Athena yang terlihat tak sepenuhnya sadar.

Tanpa persiapan, Gara terlonjak luar biasa saat tiba-tiba Athena memeluknya dengan sangat erat, terlebih tangis gadis itu pecah. Gara bingung, ia merasa tak enak untuk membalas pelukan gadis itu.

Ia menatap kedua sahabatnya yang melongo dan masih tak percaya.

"Ath?" panggil Gara kembali.

Athena tak menggubris, ia seakan tak peduli. Athena hanya bersyukur karena apa yang ada di bayangannya beberapa menit lalu hanyalah rasa khawatir yang tak beralasan.

Melihat tangis Athena yang belum mereda membuat Gara akhirnya menepuk pelan punggung gadis itu untuk menenangkan.

"Kita balik."

Begitu Gara menangkap gerakan mulut Geofrey sebelum cowok itu menarik paksa Juvenal untuk keluar.

Tak lama berselang, Athena juga melepaskan pelukannya. Ia mengusap air mata yang masih membekas. "Maaf," ujarnya pelan.

Gara mengangguk, walaupun ia yakin Athena tak melihatnya karena gadis itu tengah menunduk. Sesuatu mungkin telah terjadi, dan entah kenapa Gara tak keberatan sama sekali menerima pelukan Athena tadi.

Flos LectumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang