[21] Is he really the light that I saw?

2.1K 215 8
                                    

Ps. Saran, saat membaca part Athena bernyanyi sebaiknya sambil memutar video di mulmed.

Happy reading 🤗

Happy reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa semalam Mas datang ke rumah sakit setelah memintaku pulang?"

Marry bertanya hati-hati selepas meletakkan kopi di atas meja kerja suaminya. Ia menatap Maxime yang terlihat begitu serius membolak-balik berkas di tangannya.

Marry hanya ingin memastikan apakah Maxime benar-benar tidak bertemu dengan Gara di ICU tempat Agra mendapat perawatan. Putranya bisa saja berbohong kepadanya atas kejadian tadi malam, walaupun Frans mengatakan tak terjadi apa-apa setelah ia meninggalkan rumah sakit, namun tetap saja Marry merasa curiga.

Terlebih saat ia kembali ke rumah sakit, ia sudah menemukan Gara tertidur dengan wajah yang terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Firasat seorang ibu tak pernah bohong, ia merasa sesuatu telah terjadi setelah ia meninggalkan rumah sakit dan menitipkan Gara kepada Frans malam itu.

Apalagi ia meninggalkan Gara di ruang ICU bersama Arga, namun saat kembali, malah Maxime yang berada di ruangan itu.

"Aku bisa mengunjungi anakku kapan pun aku mau."

Jawaban dingin dari Maxime membuat Marry tak merasa puas.

"Malam itu Gara ada di sana--"

Gebrakan keras Maxime membuat Marry terkejut.

"Keluar dari sini!" perintah Maxime dengan mata yang menyorot tajam ke arah Marry.

Wanita itu meneguk ludahnya, sudah lama ia tak melihat suaminya itu menatapnya setajam ini. "Kamu menemukannya?" Marry masih mempunyai keberanian.

Amarah Maxime benar-benar tersulut. Entah kenapa pertanyaan Marry malah terdengar seperti tuduhan di telinga Maxime. Pria itu tak suka diinterogasi. Walaupun sebenarnya Marry tak benar-benar menginterogasinya.

"Apa yang kamu lakukan?" Mata Marry memerah karena air mata yang mulai membendung.

"Menurutmu apa yang akan aku lakukan saat menemukan anak itu berada di ruangan putraku?"

Marry mengepal kedua tangannya yang ada di atas pangkuan. "Jangan sentuh Gara lagi."

"Apa sekarang kamu membela anak itu?" Maxime menatap Marry dengan gigi yang bergemelutuk.

"Gara putraku, dia juga putramu."

"Semenjak kejadian itu, dia bukan lagi putraku!" tegas Maxime.

Air mata Marry meleleh. "Apa kamu lupa bagaimana dulu kamu menyayanginya? Apa kamu lupa dengan janjimu untuk selalu menjaga kedua putra kita? Menyayangi mereka tanpa pilih kasih, mencukupi semua kebutuhan mereka, mendukung semua--"

Ucapan Marry terpotong karena tiba-tiba saja Maxime mendorong semua benda di atas meja kerjanya hingga berserakan di lantai.

"Jangan pernah coba-coba untuk membela anak sialan itu lagi."

Flos LectumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang