[8] Menyesal?

2.2K 223 15
                                    

Athena menatap ke arah papan tulis dengan pandangan kosong. Ia masih tidak menyangka jika niatnya menjahili Gara justru malah mencelakai pemuda itu.

Athena berani bersumpah demi rambut panjang Rapunzel yang bisa menyala, ia sama sekali tidak berniat jahat. Ia tidak tahu jika reaksi sambal super pedas Bude Umi sedahsyat itu. Bahkan sampai jam pelajaran sudah berganti Gara masih belum kembali dari UKS.

Oke, mungkin ini yang disebut dengan; jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Athena benar-benar menyesal.

Apalagi saat mengingat bagaimana ekspresi kesaktian Gara, ia jadi merasa sangat jahat.

Baiklah, setelah jam pelajaran ini habis Athena akan menemui Gara. Ia harus minta maaf karena sudah membuat Gara tersiksa akibat sambal super pedas sialan itu. Tapi, jika melihat sifat Gara … apakah ia akan memaafkan Athena?

Bunda, gimana dong ini? Gimana kalo nanti Gara ngadu terus Athena diusir, terus Athena harus ke mana?

Brakk...

Sorry! Sorry Gar, jangan aduin gue! Ampun Gar!”

Athena membuka matanya, seketika itu pula suara gelak tawa teman-teman sekelasnya menggema. Lalu tatapannya jatuh pada seseorang yang baru saja menggebrak mejanya.

“Kenapa lo? Nyesel udah bikin Gara sakit?” ucap Geofrey tajam.

Athena menelan ludahnya, apa dua teman Gara sedang membuat perhitungan padanya?

“Iya! Lo apain sahabat kita sampe dia pingsan di UKS? Denger ya cewek cebol, yang udah lo lakuin tadi itu keterlaluan!” sambung Juvenal.

“M-maaf. Gue Cuma kasih sambel di baksonya. Gue gak tahu kalo Gara bakal kaya gitu,” ucap Athena menunduk. Sekarang ia jadi semakin takut jika sesuatu terjadi pada Gara.

“Goblok. Gak nyangka sih gue, lo segitu bencinya sama Gara?” Geofrey berucap sambil berkacak pinggang, tak lupa dengan senyuman sinis yang ia berikan untuk gadis di hadapannya ini.

“Gak gitu, gue beneran cuma niat iseng aja.”

Athena hampir menangis, terbukti dengan suaranya yang bergetar serta matanya yang berkaca-kaca.

Geofrey dan Juvenal menghela napas, lantas tanpa aba-aba Juvenal menarik lengan Athena hingga gadis itu berdiri.

“Sekarang lo ikut kita ke UKS, lo harus tanggung jawab sama apa yang udah lo perbuat.”

Athena tak membalas ucapan pemuda yang saat ini menarik lengannya menjauhi kelas, beruntung saat ini jam pelajaran sudah selesai, sementara guru yang seharusnya mengisi jam selanjutnya tidak ada tanda-tanda akan memasuki kelas.

Sudah hampir lima menit Athena duduk dekat brankar yang ditempati Gara, ia masih tidak berani mengangkat kepalanya yang menunduk karena tatapan tajam dari Gara dan dua temannya.

“Lo berdua keluar aja,” ucap Gara pelan, kemudian ia merubah posisinya yang semula berbaring menjadi duduk.

Dari tempatnya Athena sesekali melirik pemuda dihadapannya, namun ia masih tak berani untuk mengangkat wajahnya.

“Yaudah kita balik ke kelas ya,” ucap Juvenal pada Gara. Tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya, mereka segera berlalu meninggalkan ruang UKS.

Kini hanya tersisa Gara dan Athena, seharusnya ada penjaga UKS juga. Tapi sepertinya penjaga tersebut pergi entah ke mana. Jadilah hanya tersisa mereka berdua disana.

“Ngapain nunduk?” Gara berucap sinis.

Athena mengangkat wajahnya, “M-maaf Gara, gue gak ada maksud buat celakain lo,” ucapnya pelan.

Flos LectumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang