[10] Cincin

2.2K 250 39
                                    

Sejak kedatangan Geofrey dan Juvenal suasana di dalam apartemen itu mulai mencair. Walaupun diisi oleh suara cekcok Athena dan Juvenal namun setidaknya hal itu dapat membunuh rasa canggung yang terjadi antara Gara dan Athena beberapa menit lalu.

"Cebol, lo ngapain sih di sini? Pulang sono gue mau main PS."

Athena langsung melempar kentang goreng yang hendak ia makan ke arah Juvenal, namun sayangnya cowok itu dengan cepat menghindar. Tentu hal itu membuat Athena semakin kesal.

"Hati-hati ya, kalo gue kena gue bisa nuntut lo. Jangan pikir gue akan sebaik Gara."

"Idih, kena sebatang kentang goreng emang bisa bikin lo koit hah? Jangan lebay deh. Mending lo jauh-jauh gih, enek gue liat lo terus. Apalagi denger suara lo itu, najis."

"Heh cebol, lo pikir ini apartemen siapa hah? Nenek moyang lo? Harusnya lo tuh yang pergi jauh-jauh, gue masih dendam ya soal di sekolah tadi siang. Kalo lo buat masalah sekali lagi, gue telanjangin juga lo."

Athena langsung melepas sepatunya hendak melempar Juvenal, namun sebuah bantal dari arah yang berbeda melayang menghantam tepat pada belakang kepala Juvenal.

Cowok itu langsung meringis, ia berbalik menatap Gara yang berada di atas.

"Gar lo apa-apaan sih?" sungutnya.

"Jaga mulut lo." Hanya itu yang dikatakan Gara, setelahnya cowok itu kembali merebahkan dirinya di atas kasur.

Athena menganga di tempatnya. Sepatu yang ia pegang masih terangkat. Ia tak menyangka kalau Gara akan menimpuk Juvenal dari atas.

Juvenal yang mengelus kepala bagian belakangnya lantas menoleh kembali menatap Athena. "Apa? Lo mau ngelempar gue juga?"

Athena kesal, ia menggerakkan tangannya seolah ingin melempar Juvenal dengan sepatunya. Tentu saja Juvenal langsung menghindar. Dan melangkah naik ke kamar atas di mana Geofrey dan Gara berada.

Athena kembali menurunkan sepatunya, ia menatap ke arah Gara yang kini direcoki oleh Juvenal. Gadis itu menghela napas pelan, ia kemudian kembali menatap ke arah tv yang masih menayangkan film Rapunzel. Mata Athena memang menatap ke arah tv, namun pikirannya sudah melayang ke mana-mana.

Lebih tepatnya, gadis itu memikirkan Gara yang ternyata tak seburuk perkiraannya.

Menit demi menit berlalu, tak terasa hari sudah petang. Athena masih terlelap di atas sofa, setelah selesai menonton Rapunzel tadi ia tak sengaja ketiduran.

Begitupun dengan tiga pria yang berada di atas. Mereka tertidur sangat pulas, hingga tak ada yang menyadari kalau matahari sudah meninggalkan cakrawala.

Ponsel Gara berdering, cowok itu perlahan terbangun. Panggilan masuk dari Maxime membuatnya terkejut. Dengan cepat ia menjawab panggilan tersebut.

"Iya."

"Kamu di mana? Ke mana kamu membawa Athena."

Gara kembali memejamkan matanya kala mendengar omelan dari sang ayah. Sebenarnya kepala Gara masih sedikit pening.

"Tadi Gara abis nemenin Athena ke rumah temannya, kata mama Gara harus jaga Athena, dan sekarang Gara lagi nungguin Athena beres belanja."

Bukan hal baru lagi bagi Gara, ia memang sering berbohong kepada ayahnya. Terlebih jika memang ia sedang membolos dari les piano. Namun kebohongannya selalu diketahui oleh Maxime, entah bagaimana dengan sekarang.

"Cepat pulang. Mama sudah masak di rumah. Kalian bisa makan di sini."

"Iya."

Setelah itu Gara langsung memutuskan panggilan. Ia menatap teman-temannya yang tertidur pulas dengan posisi yang bertolak belakang.

Flos LectumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang