Part 3. Galaksi (1/2)

1.1K 80 3
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia

***

Dia cantik, manis, matanya setajam mata elang, gaya tomboi, dan bibir pink alami. Fix, gua suka.
- Aldy Maldini -

___

Aldi dan semua teman-teman kelasnya yang lain menoleh ke pintu. Beberapa orang mundur dan menunduk. Aldi terperangah menatap cewek yang baru saja memanggil Iqbaal itu. Tapi tunggu? Badge galaksinya tidak berwarna ungu seperti anggota cewek Galaksi lainnya. Badge-nya berwarna HITAM.

Kalau hitam itu ketua Galaksi dan cuma ada satu yang hitam.

Kalimat Zikri terngiang di kepala Aldi. Jadi cewek itu ketua Galaksi? Ketua Galaksi seorang cewek? Aldi tidak menyangka itu. Ia kira Galaksi dipimpin cowok dengan body besar dan tinggi. Ia benar-benar tidak menyangka dengan kenyataan. Apa dunia memang sudah mau kiamat? Perempuan akan mengambil alih dunia, dan Aldi sekarang berpikiran konyol.

"Oh iya, sori."

Suara Iqbaal menyadarkan Aldi. Ia melihat Iqbaal merogoh tasnya dan mengeluarkan sebuah buku tulis. Lalu Iqbaal berjalan ke arah ketua Galaksi itu. Aldi hanya sebatas mengamati tanpa bertanya. Jelas ia ragu untuk bertanya. Suasana sejak cewek itu datang berubah. Ada aura gelap yang membuat kelas hening seketika.

"Lo nggak ingetin gua tadi," ucap Iqbaal memberikan buku tulis dipegangnya ke cewek itu. "Thanks, yah."

"Lo udah sarapan?" Kali ini Zikri yang bertanya. Cewek itu mengangguk sebagai jawaban. "Dimana?"

"Di warung nasi uduk Mpok Imma," jawabnya dengan nada datar.

"Gua udah sarapan sama Syakir di kantin. Sori, nggak gabung tadi. Ada anak baru dan Nyokap minta gua untuk datang lebih awal. Gua chat cuman di-read doang," jelas Zikri menunjuk Aldi dengan jempolnya dan sedikit menoleh ke belakang.

"Namanya (Namakamu)." Elgi berbisik ke arah Aldi yang terus memandang (Namakamu) yang mengobrol dengan Zikri di pintu.

"Oh." Aldi manggut-manggut.

"Ih, dia ganteng, yah," celoteh Chinta, anggota Galaksi yang tadi datang bersama (Namakamu). Ia satu kelas dengan ketua Galaksi itu.

"Dasar lo. Yang bening-bening dilirik." Chinta melihat pria disampingnya. Kiki, satu kelasnya juga, ketua Mars.

"Mau gua kenalin?" tanya Zikri kepada Chinta.

"Nggak ah. Kayaknya cupu." Chinta mengendikkan bahunya.

(Namakamu) yang penasaran akhirnya memiringkan kepalanya. Sedari tadi ia hanya berhadapan dengan Zikri, jadi ia tidak melihat siswa baru yang teman-temannya bicarakan. Saat ia melihat Aldi, ternyata laki-laki itu juga memperhatikannya. Ia hanya menatap datar tanpa ekspresi lalu beralih menatap Zikri yang ada di hadapannya.

"Mau ke kelas?" tanya Zikri dan (Namakamu) mengangguk. "Jam istirahat nanti nggak bisa gabung, yah. Gua masih ada tugas untuk nganterin anak baru keliling sekolah." Zikri meminta izin dan lagi-lagi dijawab oleh anggukan oleh (Namakamu). "Ya udah, ke kelas gih bentar lagi masuk." Zikri tersenyum, tapi gadis di hadapannya hanya memasang ekspresi yang sama. Datar.

(Namakamu) berbalik bersama beberapa anggota Galaksi yang mengikut di belakangnya. Setelah (Namakamu) masuk kelas, Zikri dirangkul Iqbaal untuk masuk ke kelas. Iqbaal berbisik entah apa. Hanya mereka berdua dan Tuhan yang tahu. Aldi bahkan tidak mendengarnya.

Aldi mengenyitkan dahinya. Sepertinya Zikri sangat dekat dengan ketua Galaksi itu. Sampai-sampai Zikri menanyakan makan cewek itu. Bahkan Zikri memberitahu hal yang tidak ditanyakan cewek itu. Satu hal yang Aldi tahu. Cewek itu dingin, irit ngomong. Aldi hanya mendengar 7 kata dari mulut (Namakamu).

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang