Part 21. "Ayah..."

902 63 1
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Mulai detik ini, dia yang paling berharga.
- Aldy Maldini -

___

(Namakamu) menarik nafas dalam sebelum memulai bicara. Ia melihat semua anggota Galaksi yang sudah duduk rapi walau tidak sesuai dengan kelompoknya. Ada beberapa pasangan di Galaksi. Jelas mereka tidak ingin duduk berpisah apalagi yang kelasnya berbeda dan memang hanya ada kesempatan bertemu saat jam sekolah usai.

Sekarang (Namakamu) siap bicara.

"Ok, pertama-tama gua minta maaf. Kita udah kelas 3 dan pasti nggak kerasa kita bakal tamat, jadi sebelum itu gua mau minta maaf sama kalian semua. Ada beberapa dari kalian bahkan mungkin semua anggota laki-laki udah pernah kena amukan gua. Gua ngelakuin itu dalam keadaan nggak sadar. Jadi apa yang bikin gua kek gitu bakal gua kasih tahu semuanya.

"Gua, Bastian, Kiki, Aldi, satu SMP dulu. Ada 4 orang teman gua yang entah lanjut dimana. Gua bertujuh dan Aldi jadi bahan bullying kita. Gua matahin tangan Aldi disaat hari perpisahan kami SMP dan gua jelas nyesel ngelakuin itu karena gua tahu Aldi orang baik. Sejahat-jahatnya gua sama dia, dia nolongin gua pas gua keserempet mobil sehari sebelum gua matahin tangannya. Gua nggak niat, tapi keadaan yang maksa gua ngelakuin hal itu. Bastian, mantan gua, sepupu Aldi yang benci banget sama Aldi dulu."

Semuanya yang tidak tahu jelas terkejut. Aldi yang mendengar pengakuan (Namakamu) itu hanya tersenyum tipis. Ia kembali teringat kejadian 2 tahun lalu itu.

"Karma berlaku, man. Gua ingetin sebelum lo ngelakuin hal yang nggak baik, mending lo mikir-mikir dulu. Kita bertujuh nge-bully Aldi hanya karena orang tua mereka cerai. Tanpa gua sadari, keluarga gua lebih hancur dari keluarga Aldi."

Desas desus terdengar. Mereka yang tidak tahu jelas tidak percaya bahwa anak mami seperti Aldi ternyata korban broken home. Bahkan Aldi tidak kurang kasih sayang dari orang tuanya. Tapi setelah itu mereka diam lagi.

"Gua punya adik dari istri lain bokap gua. Penyebab utama nyokap gua bunuh diri." (Namakamu) menangis. Ia tidak tahan. Melihat gadisnya menangis, Aldi segera berdiri dan memeluk (Namakamu). Hanya Zikri dan Aldi yang tahu masalah itu jadi selain keduanya, yang lain memandang (Namakamu) dengan tatapan tidak percaya sekaligus khawatir. "Karena itu juga, gua jadi kek gini. Gua suka ngamuk, emosi nggak kekontrol, bahkan gua hampir ngebunuh orang. Sori, Yan." (Namakamu) melihat Rean. Anggota Jupiter kelas XII.Ips1 itu pernah koma 2 hari di rumah sakit karena terkena amukan (Namakamu) yang tiba-tiba. Saat itu mereka masih kelas XI. Rean hanya mengangguk.

Aldi melepas pelukannya, tapi tetap berada di samping (Namakamu) yang masih melanjutkan ceritanya. "Karena gua ngerasa semua berawal dari Aldi. Gua berusaha nyari dia. Tapi karena Bastian tahu, pencarian gua terkendala. Bastian ngelindungin Aldi dari jauh." (Namakamu) menoleh ke arah Aldi yang ada di sampingnya. "Tapi dengan bodohnya, dia datang dengan sendirinya kembali mempertaruhkan nyawanya. Dia udah hampir mati 2 kali dan dia nggak kapok." Aldi tersenyum mendengar itu.

"Gua kira balas dendam gua bakal ngerubah hidup gua, tapi ternyata nggak. Balas dendam tanpa alasan itu malah bikin gua dekat dengan dia." (Namakamu) kembali menoleh untuk melihat Aldi yang masih tersenyum. "Gua tahu, kalian pasti nggak bisa nerima Aldi dengan mudahnya. Dia belum seminggu di sekolah, tapi begitu mudahnya menjadikan dirinya topik utama di timeline sekolah. Dia anak mami yang ajaib." (Namakamu) terkekeh.

"Big thanks buat Zikri, Syakir. Kalian dua bersaudara yang selalu ada buat gua selama ini. Gua kenal kalian dari bayi, gua juga liat Syakir tumbuh. Kita besar bareng-bareng dan gua bersyukur bisa sama kalian sampai saat ini. Salsha, sahabat cewek gua yang pertama di SMA, thanks udah bawel ke gua. Kiki juga, semuanya pokoknya gua terima kasih. Karena kalian gua ngerasa punya keluarga lagi bahkan lebih besar dari keluarga gua. Thanks for you all. Kalian kekuatan gua dan kelemahan gua. Jangan tinggalin gua, yah. Gua butuh kalian di sisi gua."

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang