Part 9. Menjenguk Aldi

998 68 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia

***

Melihatmu baik-baik saja, maka aku juga akan selalu baik-baik saja. Maka dari itu jangan sampai celaka.
- Aldy Maldini -

___

"Noona."

Suara itu membuat (Namakamu) terkejut. Seorang pria berperawakan bule Korea berdiri di hadapan (Namakamu). Tingginya melebihi (Namakamu) sehingga gadis itu sedikit mendongak untuk melihat jelas pria di hadapannya itu. (Namakamu) tidak pernah memberikan alamat apartemennya kepada siapapun. Bahkan Zikri saja tidak tahu nomor apartemennya. Tapi pria yang memanggilnya 'noona' itu sedang menunggunya tepat di pintu masuk apartemennya.

"Kenapa lo ada di sini?" tanya (Namakamu) menuntut.

"Gua ke sini untuk ketemu lo, Noona," jawab pria itu.

"Darimana lo tahu alamat gua?"

"Maaf, gua ngikutin lo beberapa hari ini." Pria itu menundukkan kepalanya.

"Lo pulang aja, Chan!! Gua nggak apa-apa." (Namakamu) berjalan melewati adiknya itu.

Kang Chan Hee, nama Koreanya, tapi ia juga memiliki nama Indonesia, Chandra Saputra. Chandra adalah adik laki-laki (Namakamu) lain Ibu. Ibu Candra berasal dari Korea, asli. Tapi hubungan mereka tidak pernah baik-baik saja. Chandra selalu bersikap baik kepada (Namakamu), tapi (Namakamu) tidak pernah menganggap adiknya ada.

"Noona. Ayah nyariin lo," ucap Chandra melihat (Namakamu) ingin membuka apartemennya.

"Berhenti manggil gua Noona. Gua orang Indonesia asli bukan orang Indonesia jadi-jadian. Dan gua nggak peduli dengan Pak Tua itu." (Namakamu) mulai menekan knop pintu apartemennya.

"Ayah sakit. Sudah 2 bulan dia dirawat di rumah sakit. Dia nyari lo, Noona."

(Namakamu) berhenti saat ingin mendorong pintu apartemennya. Ia menutup matanya meyakinkan dirinya sendiri. "Bukannya Ibu lo ada sama dia dan juga, apa dia pernah peduli sama gua? Jangan datang ke sini lagi. Kalau gua liat lo di sini, gua yakin lo bakal pulang dengan ambulans." (Namakamu) masuk ke apartemennya dan menutup pintu dengan sangat keras. Ia meninggalkan Chandra yang menunduk sedih. Chandra tidak berhasil membujuk kakaknya pulang.

(Namakamu) bersandar di pintu apartemennya. Ia menutup kedua wajahnya dan tubuhnya merosot ke bawah dan duduk di lantai. Ia mengusap rambutnya kasar. Benarkah yang dilakukannya sekarang? Ia terlalu sakit hati untuk kembali peduli kepada Ayahnya sendiri. (Namakamu) belum bisa menerima kenyataan yang ada.

***

(Namakamu) masuk ke ruang rawat Aldi. Ia sengaja berangkat lebih awal hanya untuk melihat keadaan Aldi. Ia meminta anggotanya untuk langsung ke sekolah saja. Setelah dari rumah sakit, ia juga langsung ke sekolah. Ia hanya ingin memastikan Aldi baik-baik saja. Cukup semalam saja ia risau karena belum tahu kabar pasti Aldi. Sadar atau tidakkah pria itu?

"Pagi, Tante," sapa (Namakamu) melihat Astrid sedang menyuapi Aldi bubur. Mata (Namakamu) langsung bertemu dengan mata Aldi yang tersenyum. Masih sempat-sempatnya senyum. Batin (Namakamu).

"Pagi, Sayang. Sini!! Mau jenguk Aldi, yah. Aldinya lagi sarapan. Kamu udah sarapan?" Astrid langsung merangkul (Namakamu) mendekat ke bed pasien Aldi.

"Jelas belumlah, Ma. Bela-belain pagi-pagi datang ke sini udah jelas belum sarapan." Aldi melihat ponselnya untuk melihat jam 6.05 am.

"Ya udah, sarapan sama Tante aja, yah. Tante bawa roti dari rumah." Astrid mengambil paper bag yang dibawanya dari rumah.

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang