Part 6. Menembus Medan Perang

907 56 3
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia.

***

Lo orang paling bodoh yang pernah gua temui.
- (Namakamu) Fadiyah -

___

Satpam menutup pintu pagar, tapi percuma. The Starz menerobos dengan menabrakkan motor mereka ke pintu gerbang yang akhirnya terbuka lebar. (Namakamu) sudah ada di koridor utama sekolah. Berdiri paling depan di dampingi Iqbaal dan Kiki. Zikri belum kembali dari ruang guru. Mereka mempersiapkan mental dan energi. Mereka harus melindungi sekolah mereka.

"Seerrrraaaaaaaaangggg!!!" teriak (Namakamu) lantang.

The Starz dipimpin Bastian mulai menyerang Galaksi yang berlari ke arah mereka. (Namakamu) berhadapan dengan beberapa anggota The Starz sedangkan Bastian berhadapan langsung dengan Iqbaal yang sengaja menghadang Bastian yang ingin menuju (Namakamu). Zikri melihat dari ruang guru. Beberapa anggota Galaksi yang diperintahkan untuk memberitahu kejadian itu sudah berlari turun untuk membantu.

Seperti yang Zikri pikirkan. Ibunya menahannya. Tapi ia tidak mungkin membiarkan (Namakamu) melawan The Starz tanpa dirinya. Untungnya Ibunya memberinya izin saat ia mengatakan bahwa ia harus menjaga apa yang seharusnya ia jaga dan yang dicintainya, sekolah, para penghuninya, dan juga (Namakamu).

Zikri ikut bergabung. Ia melawan beberapa orang yang menghadangnya. Ia harus segera sampai di samping (Namakamu). Bagaimana pun (Namakamu) tetaplah perempuan dan Zikri sebagai kekasihnya jelas tidak ingin (Namakamu) kenapa-kenapa. Tapi seakan tahu Zikri ingin menyusul (Namakamu), anggota The Starz terus menghadangnya.

Di lain tempat Aldi masih diam terpaku. Ia jelas bingung harus bagaimana. Tadi ada anggota Galaksi yang meminta mereka untuk tidak keluar ruangan dan mengunci pintu dari dalam. Tapi Aldi harus melakukan sesuatu. Ini untuk pertama kalinya ia berada dalam posisi seperti ini. Tawuran? Aldi hanya sering mendengarnya, tapi tidak pernah melihat langsung.

"Lo mau kemana?" Alwan menahan Aldi yang berjalan ke arah pintu.

"Gua harus keluar," jawab Aldi tegas.

"Bahaya, Al. Di bawah lagi kacau." Fenly ikut menahan.

"Nggak. Gua harus hentiin ini."

"Lo bisa apa?" tanya Alwan.

"Gua harus pergi." Aldi menepis tangan Alwan yang menghadangnya dan membuka pintu. Alwan dan Fenly tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin mengejar, tapi mereka takut karena diluar penyerangan besar-besaran The Starz sedang berlangsung.

Aldi melihat dari atas. Wajahnya pucat seketika melihat dua ratusan bahkan lebih di bawah sana saling hajar. Bahkan 2 satpam yang menjaga tidak bisa menghandel semuanya. Dua satpam itu malah ikut berkelahi. Selain untuk melindungi diri, mereka jelas ingin melindungi sekolah.

Tatapan mata Aldi beralih ke arah (Namakamu). Gadis itu melawan 2 anggota The Starz sekaligus. Di titik lain ia melihat Bastian melawan Iqbaal. Sepertinya Iqbaal sedikit kewalahan. Beberapa kali ia terkena pukulan dan tendangan Bastian. Aldi melihat Zikri yang sangat jauh dari (Namakamu). Sekarang apa yang harus Aldi lakukan?

Aldi tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Wajahnya yang pucat terlihat sangat jelas. Tapi ia harus menghentikan Bastian. Aldi menarik nafas dalam-dalam lalu berlari turun. Ia harus segera bertindak sebelum korban berjatuhan. Apalagi (Namakamu) satu-satunya perempuan di medan perang itu.

Aldi menahan langkahnya. Ia benar-benar dilanda keraguan. Titik matanya berpusat pada (Namakamu) yang masih mencoba melawan. Aldi berlari masuk ke medan perang tidak peduli dengan apapun lagi saat melihat Bastian yang telah mengalahkan Iqbaal melayangkan tinju ke wajah (Namakamu). Tidak tahukah Bastian kalau (Namakamu) itu seorang perempuan? Aldi geram dibuatnya.

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang