Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia..***
Ternyata begini rasanya mencintai dan dicintai.
- Aldy Maldini -___
Tapi bagaimana (Namakamu) tahu semua itu? Apa (Namakamu) memperhatikan Aldi selama ini? Jawabannya jelas iya. Walau (Namakamu) menjadi salah satu pem-bully Aldi dulu, diam-diam mengamati Aldi. Sampai akhirnya rasa aneh menyerangnya saat Aldi menolongnya waktu itu. Sampai sekarang, rasa itu masih ada. Apalagi Aldi kembali dan menolongnya 2 kali dari serangan Bastian.
"Gua salah ngomong, yah?" tanya (Namakamu)
"N-nggak." Aldi langsung menggeleng.
"Gua juga udah nggak main gitar," ucap (Namakamu) membuat Aldi langsung menatap intens gadis itu.
"Lo?" Aldi menunjuk (Namakamu), tapi tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Tangan lo patah karena gua dan lo nggak bisa main gitar lagi. Akhirnya gua mutusin untuk berhenti main gitar dan memilih ekskul karate sebagai pelarian," jelas (Namakamu) tersenyum tipis ke arah Aldi yang masih tidak percaya.
"Tapi sekarang gua nggak apa-apa," ucap Aldi melihat (Namakamu) yang tersenyum tipis.
"Gua tahu. Tapi lo nggak main gitar lagi. Itu artinya gua juga nggak bisa main gitar lagi. Gua tahu kecintaan lo dulu sama gitar dan gua jadi ngerasa bersalah karena itu."
"Lo nggak usah ngerasa bersalah." Aldi refleks memegang tangan (Namakamu). "Gua udah nggak apa-apa."
"Iya. Tapi gua belum bisa." (Namakamu) menggeleng pelan dan Aldi tidak bicara lagi. Pria itu pun melepas tangannya yang menggenggam tangan (Namakamu).
Mereka berdua hanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Apa yang harus Aldi lakukan? Saat ia memilih untuk melepas cita-citanya menjadi gitaris itu artinya ia juga membuat (Namakamu) melepas cita-citanya menjadi musisi.
***
Malam tiba. Setelah selesai makan malam, Astrid yang sudah tahu bahwa (Namakamu) akan menginap lagi langsung masuk ke ruang kerjanya. Aldi masih sibuk dengan pikirannya. (Namakamu) sendiri di dalam kamar tamu. Ia juga merenung. Banyak sekali hal yang (Namakamu) pikirkan sekarang.
Aldi masuk ke dalam lemarinya. Ia menatap gitar yang selama ini tidak pernah dimainkannya lagi. Dengan penuh keraguan ia mengambil gitarnya lagi. Tangannya gemetaran saat pertama kali memegang gitarnya lagi. Ia bahkan tidak percaya bahwa ia memegang gitar itu lagi.
Aldi keluar dan mengambil lap untuk membersihkan gitarnya. Walau Bi Keke sering membersihkan debunya tetap saja Aldi merasa gitarnya kotor karena jarang dimainkan. Aldi duduk di tepi ranjangnya. Ia memangku gitarnya dengan ragu. Jantungnya berdegup tidak karuan. Apa setakut ini Aldi? Ia takut tidak bisa bermain gitar lagi.
Aldi menyetel gitarnya terlebih dahulu. Walaupun 2 tahun tidak bermain gitar, tapi Aldi tidak sama sekali lupa hanya saja ia merasa tangannya kaku saat memegang gitar. Aldi melihat tangannya dulu. Jelas sekali tangannya gemetar. Detik kemudian Aldi membuang gitarnya ke lantai. Ia belum punya kekuatan untuk bermain gitar lagi.
Tidak lama kemudian suara petir bersahutan seraya mengerti suasana hati Aldi yang sedang kacau. Hujan deras pun datang. Aldi langsung menuju jendela dan pintu balkon berniat untuk menutupnya tapi matanya menangkap sebuah mobil sedan hitam di depan rumahnya.
"Itu Chandra, kan?" lirih Aldi menduga-duga.
Ia langsung menuju kamar (Namakamu) setelah menutup jendela dan pintu balkon serta menarik tirainya. Ia melihat (Namakamu) menunduk sambil memegangi kepalanya. Sepertinya (Namakamu) benar-benar punya banyak masalah. Aldi dengan pelan melangkah dan duduk di samping (Namakamu).
![](https://img.wattpad.com/cover/147921269-288-k399067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldy Maldini
Fanfic》Selesai《 Sinopsis By : Jumriani Ismail ¤¤¤ Anak Manja Vs Anak Garang? Good Boy Vs Bad Girl? Kira-kira yang mana yang menang? Aldy Maldini yang manjanya ketulungan atau (Namakamu) Fadiyah yang garangnya bukan main? Aldi dan (Namakamu) dipertemukan d...