Part 8. Jadi Korban Lagi

926 69 5
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia

***

Apa gua salah? Apa yang gua lakuin sekarang itu salah? Please, jawab gua!!
- (Namakamu) Fadiyah -

___

"N-nggak. Gua cuman inget kalau dulu Bastian punya pacar yang juga jadi salah satu pelakunya. Gua asal nebak aja," jawab Aldi. Jika Bastian adalah mantan pacar (Namakamu). Kenapa ia malah memukul (Namakamu)? Menghina (Namakamu)? Dan bermusuhan dengan (Namakamu)? Ada apa sebenarnya? Apa yang tidak Aldi ketahui?

"Banyak hal yang terjadi setelah lo menghilang. Bukan lebih baik tapi semakin buruk," jelas Kiki yang mengerti kebingungan Aldi.

Aldi memijit pelipisnya. Kepalanya seakan tidak bisa menerima informasi yang Kiki berikan. Tapi Aldi harus kuat. Ini semua demi dirinya, demi menyembuhkan traumanya. Dengan artian ia melawan (Namakamu) maka ia melawan traumanya sendiri. Mungkin ini sudah jalannya sebagai proses pengembalian dirinya yang sebenarnya.

***

Aldi melihat anggota Galaksi dari jauh. Semuanya sudah siap berangkat ke tempat perjanjiannya dengan The Starz. Aldi jadi was-was. Diliriknya (Namakamu) yang sudah memakai celana jeans hitam. Gadis itu naik ke jok penumpang motornya yang dikendarai Zikri. Rasa khawatir kini memenuhi hati Aldi. Apa yang harus ia lakukan?

Mata (Namakamu) tidak sengaja bertemu dengan mata Aldi. Aldi yang sadar akan hal itu tertegun. Hatinya terlonjak kaget. Tatapan mata (Namakamu) seolah mengatakan: jangan ikut campur!! Tapi Aldi harus ikut campur. Tawuran itu membahayakan semuanya dan disana ada Bastian, sepupunya. Walau hubungannya dengan Bastian tidak akur, tapi mendengar bahwa Bastian ingin melindunginya, Aldi jadi khawatir. Seharusnya tidak seperti ini. Aldi merasa dirinyalah yang membuat semuanya seperti ini.

Aldi meruntuki dirinya sendiri. Kenapa ia harus sembunyi kalau semuanya seperti ini? Sekarang ia sudah bisa dibilang terlambat. Dua tahun berturut-turut terjadi perang antara Galaksi dan The Starz. Kalau akar permasalahannya adalah Aldi, maka Aldi yang harus menghentikannya. Tapi apa yang bisa Aldi lakukan sekarang? Ia hanya seorang anak manja yang tidak tahu menahu soal tawuran dan sejenisnya.

Beberapa menit kemudian Galaksi meninggalkan sekolah, kecuali anggota Venus dan beberapa anggota Mars yang perempuan. Aldi melihat Salsha mondar mandir di depan mobil sport warna ungunya. Aldi langsung berlari menghampiri ketua Venus itu. Ada rasa khawatir yang Aldi tangkap di wajah Salsha.

"Sha," panggil Aldi setelah ia sampai.

"Aldi." Salsha dan semua yang ada di sana memandang Aldi.

"Mereka bakal tawuran?" tanya Aldi walau sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

"Iya." Salsha mengangguk. Jelas terlihat gadis itu sedang dilanda kecemasan.

"Dimana?" tanya Aldi memberanikan diri.

"Lapangan Bakti Adiguna," jawab Salsha.

"Lo bisa anterin gua, nggak?" tanya Aldi.

"Apa? Nggak-nggak. Kalo lo mau jadi heroik kayak kemarin mending nggak usah. Lo bisa tinggal nama doang, Al." Salsha menggeleng cepat.

"Iya, Di. Bahaya tahu, nggak? Kalo nyokap lo tahu lo ikut tawuran, lo bakal diberhentiin sekolah normal." Celine mengiyakan pernyataan Salsha. Kali ini ia tidak rempong karena mereka semua sedang cemas. Bagaimana pun Galaksi sudah seperti keluarga mereka sendiri.

"Tapi gua harus hentiin mereka," tegas Aldi.

"Lo bisa apa, Al?"

"Gua bisa berhentiin mereka. Percaya sama gua."

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang