Special Part : Iqbaal X Steffi

780 44 5
                                    

Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia...

***

Iqbaal POV

Gua lulus di SMA Pandu Kusuma. Jelas gua senang banget. Ada banyak yang mau sekolah di SMA elit itu dan akhirnya gua jadi salah satu siswa beruntung itu. Gua lulus bersama Zikri, sahabat gua di SMP. Walau nggak sekelas, tapi gua bersyukur bisa satu sekolahan dengannya.

Zikri memperkenalkan sahabat kecilnya ke gua. Namanya (Namakamu) Fadiyah. Dia cantik, tapi cewek itu nggak pernah tersenyum sama sekali. Wajahnya dingin sedingin sifatnya, bahkan auranya saja bikin merinding. Gayanya benar-benar nggak seperti perempuan yang lainnya.

Waktu MOS, dia nggak memakai satu pun aksesoris yang kakak senior perintahkan. Dia bahkan terlihat sangat acuh. Bahkan papan nama pun dia nggak punya. Perempuan itu benar-benar ajaib. Nggak ada rasa takut sekali pun dalam dirinya.

"Lo!" panggil 2 kakak senior, 1 cewek dan 1 cowok. Mereka memanggil (Namakamu). Saat itu kita semua ada di lapangan.

"Lo budek, yah?" tanya kakak senior cewek itu dengan kesalnya menghampiri (Namakamu).

"Lo!" panggil kakak senior cowok (Randy) yang mengikuti si senior cewek (Cassie) itu.

"Apa?" tanya (Namakamu) ketus. Nggak ada takutnya sama sekali.

"Lo niat nggak sih sekolah disini?" tanya Cassie.

"Kalo nggak niat, gua nggak ada disini," jawab (Namakamu) dengan santainya.

"Trus? Kenapa lo nggak pake aksesoris seperti teman-teman lo yang lainnya?" tanya Randy.

"Gua bukan orang bego yang mau ngelakuin hal bego," jawab (Namakamu) menohok.

"Maksud lo?" Cassie kepancing emosi.

"Ini tahun berapa, sih? Masih jaman kek gini? Astaga, kayak nggak ada kerjaan lain." (Namakamu) benar-benar nggak takut sama sekali. Ia malah terus memancing emosi kakak senior.

"Lo." Cassie ingin memukul (Namakamu), tapi tangannya lebih cepat dipegang (Namakamu). Dari mimik wajahnya yang tegang bisa dipastikan (Namakamu) meremas keras tangan gadis itu.

Gua noleh ke arah Zikri yang ternyata memperhatikan (Namakamu), tapi nggak bergerak sedikit pun. Lalu gua kembali melihat ke arah (Namakamu).

"Lepasin!!" Randy ingin membantu Cassie yang berusaha melepas tangan (Namakamu), tapi tangan Randy diputar membuat kakak senior itu meringis kesakitan. Gua bergindik ngeri. Gadis cantik (Namakamu) ternyata punya kekuatan diluar dugaan gua.

(Namakamu) mendorong Randy sampai kakak senior itu terjatuh. Semua mata mulai mengarah ke (Namakamu). Gadis itu masih belum melepas Cassie. (Namakamu) menatap tajam Cassie membuat gua merinding ketakutan. Ada apa dengan (Namakamu)?

"Jangan pernah sentuh gua dengan tangan kotor lo itu lalu mengatas namakan senioritas," tegas (Namakamu) dengan nada penuh penekanan. Dia mendorong Cassie, tapi nggak sampai terjatuh. Dia berjalan ke arah ketua osis (Gio) dan mengambil toa dengan paksa.

"Lo mau ngapain?" tanya Gio, tapi diam saat (Namakamu) menatapnya tajam.

"NAMA GUA (NAMAKAMU) FADIYAH. INGAT ITU. GUA HARAP LO SEMUA NGGAK BIKIN MASALAH SAMA GUA. KARENA LO BAKAL NYESEL BERURUSAN SAMA GUA," teriak (Namakamu) dengan menggunakan toa rampasannya itu. Dia mengembalikan toa dan berjalan keluar lapangan.

Tapi belum sempat keluar suara Aleef, salah satu senior terkejam membuatnya berhenti. "Gitu caranya sopan sama senior?" ucapnya membuat (Namakamu) menoleh ke arah Aleef.

Aldy MaldiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang