Happy Reading!!
Jangan Lupa Bahagia.***
Tapi awal yang sebenarnya bukan di sini.
- (Namakamu) Fadiyah -___
"Love you too, Ma. Bye."
Aldi memutuskan sambungan teleponnya lalu bergerak mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Ia harus mandi. Papanya tidak suka melihat Aldi ada di meja makan tapi Aldi belum mandi. Itu aturan di rumah Papa. Sedikit berbeda jika Aldi di rumah Mama. Walau Mamanya suka ngomel kalau Aldi belum mandi, tapi tetap dibiarkan untuk makan.
***
Aldi bangun dari ranjangnya. Ia melihat jam weker di meja nakasnya. Sudah jam 10.32 pagi. Ia melihat kertas catatan di samping jamnya itu. Ia menariknya dan mengucek matanya supaya ia bisa melihat dengan jelas. Ia sudah tahu catatan itu dari Papanya yang mungkin sudah ada di kantor. Itu sudah bisa Aldi pastikan.
Jangan lupa sarapan! Kalau ada perlu telepon Papa. Ada supir kalau kamu mau keluar tapi kasih tahu Papa. Kamu mau Papa beliin apa kalau Papa pulang kantor? Telepon atau SMS nanti Papa beliin. Jangan lupa mandi yah!!
Papa
Aldi menyimpan kertas catatan itu di laci. Di laci itu sudah bertumpuk-tumpuk kertas catatan dari Papanya. Di kamarnya di rumah Mamanya juga sama. Itu kalau Aldi bangun terlambat dan memang hampir tiap harinya Aldi bangun siang. Toh, dia juga tidak sekolah seperti anak-anak di luar sana. Dan hari ini Aldi tidak ada jadwal belajar. Ia bebas dan artinya ia bisa puas bermain game.
Aldi mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi. Ia harus mandi jika ingin tubuhnya terasa nyaman.
Keluar dari kamar mandi, Aldi langsung memakai pakaian sehari-hari saja. Ia tidak ingin kemana-mana hari ini. Setelah itu Aldi menuju dapur. Di sana pembantu rumah tangganya sedang berberes.
"Bi, ini susu Aldi, kan?" tanya Aldi mengambil segelas susu di meja pantri. "Masih hangat, Bi? Baru buat?" tanya Aldi setelah meminum susunya sedikit.
"Iya. Baru beberapa menit yang lalu, Den. Aden kan nggak pernah bangun pagi makanya Bibi baru bikinin. Kalau dingin kan nggak enak, Den," jelas Bi Nani.
"Makasih yah, Bi." Aldi membawa susunya ke meja makan. Di meja makan sudah ada roti dan berbagai selai. Aldi mengambil satu dan mengolesinya dengan selai yang dimauinya.
"Aden, mau kemana hari ini?" tanya Bi Nani membawa segelas air putih. Aldi memang butuh air putih setelah meminum susu.
"Nggak kemana-mana, Bi. Emang kenapa?" tanya Aldi menoleh ke Bi Nani.
"Cuman nanya, Den. Siapa tahu Aden mau keluar. Tuh Mang Juki di luar di pos."
"Oh iya. Aldi lagi males keluar."
"Ya udah, Den. Bibi ke dapur dulu." Bi Nani pun menuju dapur meninggalkan Aldi yang sarapan.
Setelah selesai sarapan, Aldi naik ke kamarnya. Ia membuka tirai jendelanya dan membuka pintu menuju balkon kamarnya. Ia keluar dan melihat sekelilingnya. Sepi. Rata-rata orang sudah berada di tempat kerja masing-masing dan para siswa sudah ada di sekolah.
Aldi ingin melangkah masuk ke kamarnya lagi. Ia berniat untuk bermain game. Tapi belum selangkah Aldi terhenti. Suara gaduh dari jalan membuatnya mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia melihat segerombol siswa -dengan pakaian putih abu-abu ditutup jaket jeans biru- mengendari motor dengan posisi konvoi. Aldi mengerutkan keningnya. Mereka pasti bolos. Pikir Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldy Maldini
Fanfic》Selesai《 Sinopsis By : Jumriani Ismail ¤¤¤ Anak Manja Vs Anak Garang? Good Boy Vs Bad Girl? Kira-kira yang mana yang menang? Aldy Maldini yang manjanya ketulungan atau (Namakamu) Fadiyah yang garangnya bukan main? Aldi dan (Namakamu) dipertemukan d...