"Sudah setengah jam aku menunggu kekasihku di sini. Tapi, dia tak kunjung datang. Bahkan pelayan cafe sudah lima kali bolak balik bertanya makanan dan minuman apa yang akan aku pesan," gumam Minki sambil menyandarkan kepalanya di atas meja.
Menghela nafas, "haahh..." memandangi jalan melalui jendela kaca yang transparan, "kemana anak itu? Tumben sekali dia terlambat seperti ini tanpa memberi kabar kepadaku."
.
.
.
.
.
.Di tempat lain...
Jaehwan sedang berdiri di depan kedai ice cream. Berniat membeli ice cream untuk dimakan bersama kekasihnya yang sedang menunggu di cafe.Tapi, matanya singgah pada papan pengumuman. Ah, bukan pengumuman, lebih tepatnya tantangan yang bertuliskan : Rayulah sang penjual! Jika kau berhasil membuatnya tersipu atau dia mengatakan suka padamu, maka kau bisa mendapatkan ice cream jumbo secara cuma-cuma. Menarik, kan? Cobalah! Tertanda, Pemilik Kedai, Ong Seongwu bukan Hong Seongwu apalagi Gong Seongwu.
"Ah, lumayan nih, ice cream gratis," gumam Jaehwan sambil mengantri di barisan bertuliskan 'Tantangan' di depannya.
"Haahh... banyak sekali yg mencoba tantangan ini. Apa aku menyerah saja? Tapi, aku sudah setengah jam di sini." Jaehwan melongok dari barisan memastikan jumlah orang yang berdiri di depannya, "Dan lagi hanya tersisa tiga orang, kalau aku ke cafe tanpa bawa apa-apa," bergidik, "aku akan dimarahin Minki-hyung kalau tidak mempunyai alasan yang bagus karena sudah terlambat," monolognya.
Setelah lama menunggu giliran Jaehwan pun tiba.
"Hai, boleh kenalan? Namaku Kim Jaehwan, kalau kamu?" sapanya ramah dengan senyuman manis.
"Aku Marco," balas orang di depannya dengan datar.
Jaehwan memajukan bibirnya, "kok jutek gitu sih?" ia tersenyum, "padahal dari tadi kalau aku perhatikan, saat Marco-ssi tersenyum, gantengnya nambah loh," ujarnya mencoba merayu Marco."Benarkah?" Marco tersenyum dengan matanya yang menyipit lucu, "kamu juga kalau tersenyum makin cantik."
Mendengar pujian itu Jaehwan merona. Lah kok aku yang tersipu sih? Kan harusnya dia yang kubuat tersipu, batin Jaehwan.
"Ah, Marco-ssi bisa saja."
"Aku beneran kok, kamu itu cantik. Apalagi saat kamu tersipu seperti saat ini."
"Ih, Marco-ssi curang! Kan, aku yang mau buat Marco-ssi tersipu," Jaehwan mengerucutkan bibirnya kesal, "kenapa malah jadi aku sih yang digoda. Sebel deh," rajuknya.
Marco mencubit gemas pipi Jaehwan dan berkata, "aduh~~ Imut deh kamu kalau lagi ngambek gini."
Setelah puas mencubit pipi gempal Jaehwan, Marco memberikan satu porsi ice cream jumbo kepada Jaehwan.
Mengangkat sebelah alisnya, "apa ini Marco-ssi? Aku kan gak berhasil buat Marco-ssi tersipu," Jaehwan bingung.
"Ini buat kamu yang cantik dan imut. Soalnya aku suka sama kamu," ujar Marco tersenyum membuat mata yang semula sipit itu semakin menghilang.
Jaehwan mengambilnya, merasa sangat senang karena berhasil mendapatkan apa yang dia mau.
Sayangnya, di saat yang bersamaan Minki yang mencari keberadaan Jaehwan melewati kedai tersebut. Ia melihat adegan dimana pipi Jaehwan sedang disentuh pria lain. Tidak! Tidak ada yang boleh menyentuh miliknya!
Minki langsung menghampiri Jaehwan yang sedang memegang ice cream berukuran jumbo di tangan.
"Oh, jadi ini ya? Yang membuatmu melewatkan kencan kita, hah?!"
Jaehwan terkejut dengan teriakan Minki yang berada disampingnya.
"Aku bisa jelasin, hyung."
"Apa yang mau kamu jelasin? Kamu mau bilang kalau kamu sedang berkencan dengan pegawai ice cream ini, gitu?"
"Bu-bukan begitu, hyung." Jaehwan gugup mendapati kekasihnya terlihat sangat marah.
"Sudahlah! Hyung lelah sudah lama menunggu kamu, kamu tau gak? Hyung sampai malu sama pelayan cafe. Dan kamu? Kamu malah asik rayu-rayuan sama dia," semprot Minki sambil menunjuk tepat di wajah Marco.
"Hyung, bukan begitu," Jaehwan menggeleng, "aku sedang mengikuti tantangan agar aku bisa dapat ice cream jumbo gratis. Aku ingin kita memakannya bersama," ujarnya dengan wajah memelas.
"Bohong," sahut Minki. Kemudian merampas ice cream yang dipegang Jaehwan dan membuangnya begitu saja.
"Hyung! Kamu jahat! Aku sudah susah payah dapetinnya, tapi hyung," menatap Minki kesal, "hyung malah membuangnya begitu saja."
"Aku benci hyung!" teriak Jaehwan mendorong Minki. Ia berlari meninggalkan Minki yang syok diteriaki Jaehwan. Dan semakin kaget ketika melihat mata Jaehwan sebelum pergi sudah mengeluarkan cairan bening yang membasahi pipi gempalnya.
Minki masih diam memandang punggung Jaehwan yang semakin menjauh. Merasa bersalah. Tapi, juga merasa kesal.
"Kamu tidak mengejarnya?" intrupsi dari Marco memecahkan lamunan Minki.
"Buat apa aku mengejarnya? Dia sendiri yang berbuat ulah, selingkuh di belakangku," balas Minki kesal. Mendengus marah, "kamu saja sana yang kejar dia, kamu kan selingkuhannya." Minki melirik Marco sinis.
"Hahahahahaha," suara tawa terdengar dari mulut sang penjual ice cream. "Kau salah, aku bukan selingkuhannya. Bahkan aku baru kenal dia tadi."
Marco menumpukan kepalanya dengan sebelah tangan, tersenyum, "dia berkata jujur," sebelah tangannya yang lain menunjuk papan pengumuman, "dia cuma mengikuti tantangan dari bos pemilik kedai ini," Marco menggeleng-geleng sambil berujar, "bos memang rada-rada kelakuannya."
Dan saat itulah Minki baru menyadari bahwa dia telah cemburu tanpa alasan yang jelas. Segera ia mengejar Jaehwan yang sudah menghilang dari pandangan.
Sambil berlari, Minki menyadari sesuatu.
Lah! Kan yang ngambek tadi aku, kok malah aku yang ngejar bocah itu sih? 😂😂
Fin~~
Choi Minki atau biasa dipanggil Ren, Status : SEME dari Kim Jaehwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CCWT
Fanfiction🚫WARNING🚫 ~ Cerita terkadang mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 ~ Tanda 🚫 merupakan peringatan untuk kalian yang di baw...