Euijin x Jaehwan
Pukul 10.00
"Hyung, kenapa mesan tiket yang jam segini, sih?" gerutu Jaehwan melihat kesal pada tiket di tangannya, "nanti kita pulang kemalaman."
Euijin mengendikan bahu, "ya~ biar gak banyak penontonnya Jaehwanie," ia tersenyum, "jadi kita bisa milih tempat yang strategis."
Alis Jaehwan bertaut, "strategis buat?"
"Nanti kamu tau sendiri, sayang," Euijin menyentil hidung Jaehwan dengan gemas masih menyunggingkan senyum di bibirnya.
.
.
."Ya! Hyung! Kenapa kamu pesan film horor sih? Ih! Udah jam paling malam, nontonnya horor pula!" omel Jaehwan tidak terima.
"Mau bagaimana lagi? Hanya film ini yang tersisa, film yang lain tikenya sudah habis," Euijin memasang wajah sedih, "padahal hyung kira jam malam kayak gini bakalan sedikit yang nonton film."
Jaehwan menghembuskan nafas gusar, "tetap aja hyung! Hyung kan tau aku gak suka film horor! Aku kan takut, hyung!" Jaehwan merengek sambil bergelantungan manja di tangan Euijin.
Euijin menepuk-nepuk pelan kepala Jaehwan, menenangkan, "cupcup, sudah sayang, jangan merengek terus. Nikmati saja, nanti di dalam ya?" pinta Euijin dengan senyum terkembang.
Jaehwan memanyunkan bibirnya tidak suka.
.
.
."Oh, apa lagi ini?! Kenapa hyung memilih bangku penonton yang paling atas dan pojokan sih? Ih!"
Euijin menggeleng, "aduh Jaehwanie, kenapa kamu dari tadi protes terus? Kamu seperti perempuan yang lagi pms saja," goda Euijin nyengir.
Jaehwan bersedekap dada, "hyung sih! Seenaknya saja mengajakku nonton. Nonton horor pula, malam Jumat! Siapa yang gak kesal coba?" ujarnya kesal.
"Aduh, aduh, pacar hyung kok ngambekan sih? Sudah sini kalau takut kan bisa meluk hyung sepuasnya," goda Euijin lagi.
"Modus!" Jaehwan mendengus, memalingkan muka ke arah tembok.
"Mau tukeran tempat duduk?" tawar Euijin sebelum lampu bioskop dimatikan.
Jaehwan mengangguk mengiyakan.
"Hyung, kenapa sedikit yang nonton sih? Kan jadi makin terasa horor," bisik Jaehwan bergidik. Apalagi hanya mereka yang berada di barisan paling atas.
.
.
."Hwaaaa!"
"Kyaaaa!!!!"
"Astaga! Apa itu?!!!!"
"Awas! Di belakangmu!!!!" pekik Jaehwan dtujuh menit setelah film mulai diputar.
Keadaan ruang bioskop kembali hening. Semua penonton tegang menatap layar di depan, termasuk Jaehwan. Tapi, tidak dengan Euijin. Pemuda itu malah sibuk memandangi wajah Jaehwan. Tersenyum menikmati bagaimana Jaehwan terlihat lucu setiap kali ekspresinya berubah.
"Huwaaaaaa!" teriak Jaehwan saat suara backsound film tiba-tiba mengejutkannya. Dentuman nyaring itu ditemani penampakan sesosok pria yang separuh wajahnya rusak, berlumuran darah, bahkan tengkoraknya retak memperlihatkan otak setengah terhambur keluar.
Jaehwan sontak memejamkan mata, langsung memeluk Euijin yang berada di sisi kanannya.
"Hyung! Pulang, hyung," pinta Jaehwan menangis sesenggukan karena takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CCWT
Fanfiction🚫WARNING🚫 ~ Cerita terkadang mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 ~ Tanda 🚫 merupakan peringatan untuk kalian yang di baw...