"Karena saya ada urusan mendadak, jadi saya hanya akan memberikan kalian tugas. Kumpulkan saat jam mata kuliah ini berakhir," ujar Jisung sambil merapikan berkas-berkas di atas meja.
Seraya menenteng tas, ia menoleh pada Jaehwan. "Jaehwan, tolong nanti kamu kumpulkan semua tugas teman-temanmu, bawakan ke ruangan saya."
"Baik, Prof," jawab Jaehwan sopan.
.
.
Daniel mendesah lelah, "Tugas yang diberikan Prof.Yoon sangat sulit. Sangaaaat!"
"Iya, benar sekali. Tidak bisakah dia keluar tanpa memberikan kita tugas, duh," timpal Woojin.
"Yah mau bagaimana lagi? Kalian kayak gak tau Prof.Yoon saja." Jaehwan menopang kepalanya dengan sebelah tangan, "tapi, tugas ini masih lebih mendingan daripada tugas yang diberikan Mr.Hwang minggu lalu, 'kan?"
"Iya! Tugas itu! Tugas sialan, kepalaku sampai jadi kosong!" jerit Seongwu.
"Kamu sih memang selalu berkepala kosong," cela Daniel terkikik.
"Hahahaha, iya. Kapan sih otak kau itu terisi?" Woojin ikut-ikutan mengejek.
Seongwu menyengir, "Saat Daniel berada di bawahku."
"Yak! Kamu mesum!" Rona kemerahan menjalari wajah Daniel dengan cepat.
"Kan kau suka kemesumanku, beb," goda Seongwu menowel dagu kekasihnya itu.
"Menjijikkan," desis Woojin, jemarinya mengkerut geli.
"Hentikan gombalanmu itu," tepis Daniel. Ia bergidik melihat seringai ganjil di bibir Seongwu. Tanpa sadar ia menjaga jarak dari potensi kemesuman sang kekasih.
"Hahaha, sudah, sudah. Kalian ini, bukannya mengerjakan tugas dari Prof.Yoon, malah bercanda. Ayo, cepat kerjakan. Dua puluh menit lagi waktunya habis loh," relai Jaehwan sambil cekikikan.
"Huh, kau mengganggu kesenanganku saja, Jae," sungut Seongwu. Bibirnya dimanyunkan maksimal.
"Aku nungguin kau selesai ngerjain aja, ya, Jae? Gak ngerti akutuh, ya? Ya? Ya? Jaehwan ganteng, ya?" pinta Woojin memelas. Ia menggoyang-goyangkan lengan Jaehwan seperti yang biasanya dilakukan Seongwu ketika meminta belas kasihan Daniel.
"Bah, kapan pinternya kamu kalau malas begini, Jin," seloroh Daniel. Bibirnya berkerut ngilu melihat tingkah sok manja Woojin.
Woojin mencibir, "Setidaknya aku lebih pintar daripada kekasih mesummu itu, Niel."
"Shit! Aku tertohok."
Seongwu tertawa.
Daniel menghembuskan nafas lelah, menopang dagu, "ku ingin memaki, tapi Woojin benar." Ia menoleh pada Seongwu, "kau bodoh."
Tawa Seongwu semakin menjadi.
"Duh, kenapa bisa-bisanya aku terjerat si bodoh ini, sampai pacaran pula."
"Jelas karena aku tampan dan jago di ranjang," sahut Seongwu tidak tahu malu.
.
.
"Maaf, ya. Aku gak bisa ikut kalian ke kantin," ujar Jaehwan tersenyum simpul.
"Iya, Jae. Kami ngerti kok. Kau harus mengumpulkan tugas ke Prof.Yoon," jawab Woojin.
"Ternyata jadi asdos itu melelahkan juga, ya," timpal Seongwu bersandar pada dinding. Tangannya naik memainkan ujung poni iseng.
"Meski melelahkan, uangnya lumayan buat nambah isi kantongku," seru Jaehwan tersenyum riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CCWT
Hayran Kurgu🚫WARNING🚫 ~ Cerita terkadang mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 ~ Tanda 🚫 merupakan peringatan untuk kalian yang di baw...