[Jaehope] Klub Dance

502 43 73
                                    

Alur kecepetan
Cerita gaje
Semoga yorobun suka 😅😅😅

Setiap jam pelajaran usai, Jaehwan sengaja keluar paling akhir dari kelasnya. Kemudian, saat menuju parkiran, Jaehwan selalu memutar melewati ruang klub dance.

Hal itu merupakan rutinitas Jaehwan beberapa bulan ini.  Sebenarnya Jaehwan memiliki alasan tersendiri melakukan itu.

Alasanya hanya satu yaitu mengamati dalam diam hyung yang sudah dikaguminya selama ini.

Jaehwan selalu memandangi Jung Hoseok dari balik jendela kaca. Berjinjit menengadahkan kepalanya sambil memegangi pinggiran jendela, menjaga agar tubuhnya stabil dan tidak goyang.

Menguntit; sepertinya kata yang pas untuk menggambarkan keadaan Jaehwan saat ini.

Dengan senyum yang merekah dan pipi yang terlihat semakin mengembang Jaehwan memandangi Hoseok, sosok bermandikan peluh yang terlihat indah. Keringat membasahi sekujur tubuhnya, terutama bagian kening serta leher yang membuat Jaehwan meneguk air liur. Musik yang mengalun dalam ruangan tersebut membuat Jaehwan semakin semangat melakukan acara menguntitnya hari ini.

Pasalnya, sang target hari ini hanya sendirian berlatih. Tidak seperti hari biasanya yang selalu berlatih bersama teman-teman klubnya.

Sebenarnya Jaehwan sangat ingin ikut klub dance, hanya saja dia malu, karena dia sama sekali tidak bisa menari. Bahkan Jaehwan dikatai teman satu kelasnya ‘ahjussi’ saat menampilkan tarian kakunya di depan kelas. Tarian yang ia lakukan sebagai hukuman lupa mengerjakan PR Bahasa Inggris.

Aish! Mengingat itu, senyum merekah Jaehwan menghilang dan digantikan wajah cemberut. Kesal dengan teman-temannya yang seenaknya mengatai ‘ahjussi’.

“Lihat saja! Akan aku buktikan kalau aku juga bisa menari! Eh, tapi bagaimana caranya ya?” monolog Jaehwan sambil masih mengintip dari balik jendela.

Tidak menyadari kalau Hoseok keluar dari ruangan dan menatapnya penuh selidik.

“Ekhem! Apa yang kau lakukan di situ?!” serunya dengan dahi yang mengerinyit bingung.

Jaehwan yang dari tadi melamun pun menengok.

“Hyyaaa!” memekik kaget mendapati objek yang sedari tadi dipandanginya sudah berada di sampingnya. Jaehwan tidak mengira Hoseok  akan memergokinya.

Seketika Jaehwan limbung kehilangan keseimbangannya dan berakhir dengan pantat yang mencium lantai. Hoseok yang ikut terkejut pun refleks membantu Jaehwan bangun dari jatuhnya.

“Kau tidak apa-apa?”

“Nehh, terima kasih hyung. Aku baik-baik saja kok!” seru Jaehwan sambil menepuk-nepuk pantatanya yang tadi mencium lantai.

“Nee, sama-sama.”

Hosek menatap Jaehwan, “hemm,  apa yang kau lakukan? Mengintip? Atau jangan-jangan kau si stalker yang sering dibicarakan teman-teman klubku?!” serunya bersedekap dada menuntut jawaban.

“Ehehe,” cengir Jaehwan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Aku bukan stalker kok, hyung!” elak Jaehwan canggung.

“Kalau bukan stalker, trus apa?”

“Emm... etoo... Hemm...”

“Gak bisa jawab, kan? Udah pasti nih, kau yang sering dibicarakan mereka. Kau kan yang selalu mengintip kami latihan?” Hoseok menuntut jawaban.

“Hemm mian, iya aku yang sering mengintip kalian,” aku Jaehwan menunduk, menatap lantai, ‘tepatnya hyung seorang,’ sambungnya dalam hati.

CCWT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang