"Halo?"
"Halo, Jaehwanie."
"Iya, ada apa, Woonie?"
"Ayo ke rumah, aku kesepian!" seru Sungwoon di seberang sana.
"Hemm... tumben sekali kekasihku ini kesepian," goda Jaehwan.
"Sudahlah, jangan banyak omong!"
"Hemm, ya, ya, baiklah, seperti biasa pemarah," gerutu Jaehwan.
"Apa kau bilang?"
"Hehehe, tidak, tidak beb."
"Ya sudah! Cepat bangun, mandi, terus ke rumah. Oh, iya, sekalian bawain lobster rebus ya, beb!" pinta Sungwoon dengan nada tak terbantahkan.
"Iya, beb, bawel sekali sih? Eh, kok tau aku masih tiduran?"
"Hihihi... tau lah, kan aku kekasihmu."
"Aku mau mandi dulu, bye."
"Bye, Jaehwanie, I love you~"
"Love you too, Woonie, emuah muah muah!"
Tut! Sambungan telepon dimatikan oleh Sungwoon.
.
.
.Ting!
Tong!
"Iya, iya! Sebentar!" teriak Sungwoon dari dalam rumah besar itu.
Sesaat setelah membuka pintu, "Jaehwanie! Akhirnya kau datang juga. Aku sudah lapar sekali tau gak nungguin."
"Dasar gembul, makan terus."
"Lihatlah siapa yang bicara. Tidak sadar pipinya melebihi berat badanku," ujar Sungwoon berkacak pinggang.
"Hais, jangan bawa-bawa pipiku dong. Ini bawaan dari lahir, duh."
"Hehe, iya deh sayang. Jangan ngambek ya? Kau ngambekan ih."
"Biarin! Daripada kamu pemarah, week!" Jaehwan menjulurkan lidah mengejek.
"Aku pemarah karena kau yang sering buat aku marah," balas Sungwoon dengan muka datar.
"Ya sudah, ayo ke dapur. Kita makan!" seru Sungwoon sambil menggandeng tangan Jaehwan.
"Woonie, suapin!" pinta Jaehwan manja.
"Ih, harusnya kau dong yang suapin aku," tolak Sungwoon tidak terima.
"Haiss sesekali manjain aku kek," cibir Jaehwan memanyunkan bibirnya. "Aku ngambek nih."
"Ngambek aja," sahut Sungwoon, "aku bisa makan semuanya kalau gitu." Sungwoon tidak memperdulikan Jaehwan yang sudah sangat kesal. Kekasihnya itu memasang muka tertekuk, bibir dimajukan, serta tangan yang bersedekap dada. Tapi, Sungwoon bertingkah tak peduli.
Jaehwan sangat dongkol dengan perlakuan Sungwoon. Saking kesalnya, ia berdiri dengan seberisik mungkin, berjalan menjejak kesal keluar dapur.
Menyadari Jaehwan meninggalkannya, Sungwoon berhenti makan. "Jaehwanie! Mau kemana?!" seru Sungwoon, segera bangkit mengejar kekasihnya itu.
"Pulang," jawab Jaehwan dengan nada dingin.
"Jaehwanie, jangan ngambek dong~"
Jaehwan hanya mendiamkan Sungwoon.
"Sayang," Sungwoon bergelayut di lengan kekasihnya itu, "jangan marah."
"Eum? Jangan marah padaku, ya?" bujuk Sungwoon pada Jaehwan yang masih terlihat kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CCWT
Fanfiction🚫WARNING🚫 ~ Cerita terkadang mengandung unsur dewasa ~ Bijaklah dalam memilih becaan. ~ Yang dibawah umur tidak dianjurkan mampir ~ Ryu tidak bertanggung jawab jika otak kalian terkotori 🌚 ~ Tanda 🚫 merupakan peringatan untuk kalian yang di baw...