[KingCloud] Uji Coba

341 28 26
                                    

"Dengar," ujar Jaehwan sambil memainkan rambut Sungwoon, "ini hanya uji coba. Gak ada maksud apa-apa. Beneran. Kamu tau, samacam untuk errr uji coba?"

Sungwoon mendengus, "uji coba kepalamu!" raungnya kesal. "Uji coba macam apa ini? Mengukungku di bawahmu! Memasukkan kejantananmu ke dalam lubang sempitku! Dan menggoyangkannya penuh nafsu! Sampai-sampai benihmu mengalir tanpa ragu di dalam tubuhku! Uji coba macam apa ini hah!"

"Sekarang cepat menjuh dari tubuhku! Sialan kau!" tambah Sungwoon sambil menendang-nendang udara.

"Ups! Maaf jika aku membuatmu marah seperti ini," ujar Jaehwan dengan tampang tidak bersalah, mundur beberapa langkah menjauhi tubuh mungil berambut merah yang baru saja tadi ia gagahi.

"Kau masih bisa cengengesan setelah melakukan perbuatan tidak bermoral ini?!" Sungwoon menggeleng tak percaya.

"Oh, kenapa kamu pemarah sekali? Padahal aku sudah meminta maaf, tapi kamu masih saja marah-marah tak jelas."

"Bagaimana aku tidak marah! Aku tidak mengenalmu begitu dekat. Kau bukan teman akrabku! Tapi, tapi, kau lakukan ini kepadaku!" seru Sungwoon menatap tajam penuh murka pada Jaehwan. Tapi, pria berkemeja hitam di depannya itu malah dengan santai menenggak air mineral. Tidak menggubris amukan Sungwoon.

Entahlah. Sungwoon bahkan tidak habis pikir kapan pria itu memakai kemejanya dan darimana si Kim-sialan-Jaehwan itu mendapatkan air minum itu. Satu-satunya hal yang ada dalam pikiran Sungwoon sekarang adalah kekesalan yang sangat memuncak hingga ke ubun-ubun.

Jaehwan kembali memandangi Sungwoon setelah selesai membersihkan tenggorokannya.

"Kita memang bukan teman. Tapi aku ingin melakukan ini, melakukan itu, dan melakukan anu denganmu! Maka dari itu, aku melakukanya padamu!" seru Jaehwan dengan tatapannya yang tajam serta cengirannya-yang-menurut-Sungwoon sangat menjengkelkan.

"Dan sudah kubilang, ini hanya sekedar uji coba. Jadi, berhentilah marah padaku, bukankah kamu tadi menikmatinya? Bahkan kamu mendesahkan namaku terus-terusan," Jaehwan terkikik, "kamu juga memintaku untuk mempercepat gerakanku agar kamu bisa mencapai klimaks!"

Ia tergelak, "ngomong-ngomong, siapa yang klimaks begitu banyak?" sebelah alisnya naik turun menggoda, "kamu kan? Aku saja baru sekali," Jaehwan mencebik, "dan kamu memakiku? Hahahaha," tawanya saat berhasil membuat pria berbadan mungil itu menunduk malu.

"Sudahlah, cepat pakai bajumu. Apa kamu mau menggodaku lagi? Apa kamu mau aku memasuki lubangmu yang errr sempit dan nikmat itu? Hemm?" goda Jaehwan menaik-turunkan alisnya lagi.

"Yaks! Shut up, you moron!" seru Sungwoon. Tangannya meraba sekitar, mencari kemejanya yang dilemparkan Jaehwan entah kemana.

Aku bahkan lupa bagaimana cara kami melakukannya tadi hingga diriku berakhir di atas ranjang dengan tubuh tegapnya serta perutnya yang sedikit membentuk abs itu menindihku, menyetubuhiku bahkan "agghhh! Aku tidak ingin mengingatnya!" teriak Sungwoon meremas rambut merahnya.

Jaehwan memicingkan mata, perlahan mendekati Sungwoon yang terlihat kalap. "Hey, kenapa?"

Suara berat namun lembut menyapa indra pendengaran Sungwoon. "Kau masih bisa bertanya kenapa?"

"Hemm... ya begitulah," jawab Jaehwan mengendikkan bahunya.

"Akhhgg! Kau memang gila!"

"Ya, aku memang gila, aku tau itu. Aku melecehkanmu. Aku merenggut harga dirimu. Tapi, maafkan aku, sudah kubilang aku hanya melakukan uji coba dan tidak bermaksud apa-apa."

"GILA! KAU MEMANG GILA! UJI COBA MACAM APA INI HAH?!" raung Sungwoon murka, "uji coba macam apa yang mengharuskanku berada di bawahmu," tambahnya kecut.

"Hey, bisa tidak kamu mengataiku gila sekali saja? Tidak usah berkali-kali begitu. Aku kan sudah meminta maaf. Jika kamu tidak terima, aku akan bertanggungjawab dengan perbuatanku ini!" seru Jaehwan.

Sungwoon tersenyum tipis saat mendengar Jaehwan berkata seperti itu. Senyumnya terkembang tanpa diketahui Jaehwan.

"Ceh! Memang kau bisa bertanggung jawab?"

"Memangnya kamu ingin aku bertanggung jawab seperti apa?"

Jaehwan mendesau, "jika kamu ingin uang, aku akan memberikannya. Jika kamu ingin aku pergi jauh dari kehidupanmu, aku juga akan lakukan. Jadi, please, maafkan aku. Aku sama sekali tidak bermaksud."

"Aku hanya melakukan uji coba," Jaehwan menggaruk pipinya, "aku hanya penasaran. Dan kebetulan, kamu orang yang lumayan akrab denganku. Hanya kamu yang aku kenal. Kamu tau, kan? Aku tidak memiliki teman di kampus, mereka menjauhiku, mereka menganggapku aneh."

"Yap, kau memang aneh."

"Kamupun menganggapku begitu?!" Mata Jaehwan membola tidak percaya.

"Siapa yang tidak akan menganggapmu aneh? Kau melakukan itu denganku, tanpa persetujuan dariku, dan dengan entengnya kau bilang ini hanya uji coba."

"Aku, aku, aku hanya penasaran. Aku sudah sering menontonnya, tapi untuk mempraktekkannya, aku tidak memiliki partner dan untuk menyewa partner, kamu tau sendiri aku tidak sekaya dirimu."

Sungwoon memutar matanya kesal, "dan haruskah kau melakukanya denganku?"

"Harus!" seru Jaehwan, "karena kamu orang terdekat bagiku. Karena aku mulai menyukaimu. Karena aku selalu menghayalkanmu di setiap tidur malamku."

"Ceh, itukah alasanmu melakukan uji coba gilamu padaku? Pada tubuhku? Pada diriku yang berharga ini? Padahal kau tak pantas menyentuhku?"

"Maaf, jika kamu membenciku, benci saja aku. Jika kamu ingin memakiku, maki saja. Jika kamu ingin berhenti berteman denganku, aku siap kehilangan dirimu. Asal kamu mau memaafkanku."

"Aku tidak akan memaafkanmu."

"Ah, aku bisa memakluminya. Pasti kamu sangat membenciku, sangat mengutuk perbuatanku. Itu sebabnya kamu tidak bisa memaafkanku."

Jaehwan tersenyum miris, "aku akan pergi menghilang selamanya jika itu yang terbaik. Aku ingin kamu bisa merasa lega dan memaafkanku."

Sungwoon masih bersedekap dada, dahinya berkerut kesal, "berhenti di sana, kau mau kemana?"

Jaehwan menghentikan langkahnya, "jelas aku akan pergi jauh dari hidupmu."

"Kau tidak bertanya alasanku tidak memaafkanmu?"

"Tak perlu, aku sudah tau alasanmu. Kamu membenciku, kan?"

Sungwoon menggelengkan kepalanya. "Asal kau tau saja, kenapa aku tidak memaafkanmu karena aku kesal padamu. Kenapa kau tidak menembakku dulu sebelum kau melakukan percobaan bodoh dan gilamu itu padaku!" seru Sungwoon dengan wajah yang memerah.

Mendengar itu Jaehwan langsung berbalik memandangi wajah Sungwoon yang tersipu dengan senyum manis di bibirnya.

©Fin©

CCWT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang