[ChamJjaen (Minhwan)] Sudah Terlambat 2/2

423 40 182
                                    

"Hey, kenapa seperti itu? Aku benar, kan? Buktinya kau luluh hanya dengan kupeluk. Jadi, tak perlu jual mahal lagi!" seru Woojin menarik Jaehwan memasuki rumahnya dan melemparkan Jaehwan ke atas kasur king size milik Woojin.

|
H
R
|
Warning 🚫🔞


"Dengan cara ini aku akan memilikimu seutuhnya, Jjaeni!" seru Woojin terdengar frustasi.

Woojin mengukung tubuh Jaehwan di bawahnya. Mencium ganas bibir Jaehwan. Mendominasi setiap inchi bibir manis strawberry milik Jaehwan.

Jaehwan sekuat tenaga berontak, mencoba menjauhkan tubuh Woojin dari atas tubuhnya. Mengapit erat giginya, agar lidah Woojin tidak memasuki rongga mulutnya lebih dalam.

Tidak mau kalah, Woojin menggesekkan lutut kakinya ke selangkangan Jaehwan dengan sensual membuat Jaehwan tanpa sengaja melenguh.

Smirk terpatri di bibir Woojin saat lidahnya berhasil masuk dan berbuat onar di dalam mulut Jaehwan. Lidah Woojin menarik lidah Jaehwan agar ikut bergerak.

Tangannya membuka kancing baju Jaehwan, meraba lembut kulit putih mulus tanpa cacat itu, bermain di gundukan kemerahan kecil milik Jaehwan.

Meraba. Mencubit. Menyentil nipple kemerahan itu hingga menegang sempurna.

Desah tertahan keluar dari mulut Jaehwan, air mata membanjiri pipinya.

Tidak menyangka bahwa Woojin melakukan hal itu pada dirinya. Menggagahinya. Menikmati tubuhnya dengan ekspresi yang sangat menikmati, berbanding terbalik dengan dirinya yang menangis tersedu sambil mendesah nikmat.

"Hikss! Ujinie! Hikss! Ugghh~ hentikan! Kenapa kamu lakukan ini? Hiks..."

"Kenapa?" Woojin tertawa, "jelas aku ingin memilikimu seutuhnya, agar kau tidak perlu lama-lama memikirkannya lagi."

"Agar kau kembali mencintaiku dengan rasa nikmat yang kuberikan ini," tambah Woojin mulai merayap menggerayangi leher Jaehwan dengan bibirnya.

"Kamu gila, Woojinie!"

"Iya, aku gila karenamu. Kau yang mengejarku, dan tiba-tiba tidak ada angin dan hujan kau malah menjauhiku."

"Kau yang membuatku jadi seperti ini, Jjaeni!"

"Jadi, terimalah cintaku. Aku ingin kau menjadi milikku. Aku tak bisa menunggu lagi, aku perlu jawabanmu sekarang."

"Hikss hikss kalau aku tidak mau bagaimana!" seru Jaehwan.

Woojin tersenyum mencemooh, "aku yakin kau mau menerimaku, karena tubuhmu saja berkata begitu, terutama di bagian ini!" seru Woojin sambil menyentil junior Jaehwan yang sudah menegang.

"Uugghhhh..."

"Kau tau? Tubuh dan matamu tidak bisa bohong, Jjaeni. Kau masih menyukaiku dan tubuhmu juga menyukai sentuhanku, jadi sekali lagi kutanya, apakah kau mau menjadi kekasihku? Kau tau, jika kau menjadi kekasihku, aku akan selalu membuatmu mendesah dan menggeliat nikmat seperti saat ini."

Wajah Jaehwan memerah mendengar penuturan yang diberikan oleh Woojin, namun hatinya terasa sakit. Terasa perih bagai dihujam besi runcing yang panas.

"Emhhh, Woojinie, aku tidak akan memaafkan perbuatanmuh inihh, aku membencimuhh sangatthhh sangattthh aahh membencimu..."

"Hem, baiklah kalau begitu." Woojin semakin mempercepat tempo in out-nya membuat Jaehwan memekik dan merancau tidak karuan karena rasa nikmat yang Woojin berikan.

CCWT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang