4. Kisah tak Terucap

10.8K 859 7
                                    

"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Yusuf 12: Ayat 111)

Rania melihat Nafisya sibuk memainkan buku tebal di depannya. Walaupun Nafisya hanya membuka buku itu perlembar, Rania merasa takut jika anak itu akan merusak bukunya. Rania menggaruk tengkuknya bingung.

"Naaafiiisss, enggak boleh ya sayang, nanti bukunya rusak. Ini kan punya ibu," ucap Rania dengan lembut.

Nafisya hanya tertawa. Rania juga ikut tertawa melihat tingkah lucu Nafisya. Saat Rania akan mengambil buku itu, Nafisya malah merengek.

"Enggak apa-apa, Ran. Biarin aja dia mainin buku itu. Lagian Nafis emang suka mainin itu dari umur 6 bulan, jadi mbak enggak aneh lagi." Asfa datang dari kamar menuju dapur yang di mana Rania dan Nafisya sedang bermain.

"Ohh, emang itu buku apa, mbak?" Rania melirik-lirik buku itu. Namun, itu telihat susah karena dimainkan oleh Nafisya.

Sambil memotong bawang, Asfa tersenyum. "Itu buku Sirah Nabawiyah."

"Wahhh, yang bener mbak? Rania suka pengin beli itu tapi suka enggak ada di toko yang Rania datengin. Emang mbak beli di mana?" tanya Rania ingin tahu.

"Itu almarhum yang ngasih."

Rania mengubah ekspresi wajahnya. "Ohh," ucapnya sepintas merasa salah.

"Kamu baca aja, Ran," seru Asfa,
"oh iya, kamu mau enggak tidurin Nafis? Mbak mau bikin ayam goreng dulu soalnya."

"Ya udah mbak, bentar ya, aku mau bikin susu dulu buat Nafis," ucap Rania dan bangun dari duduknya.

"Susunya tiga sendok ya, Ran."

"Iya, mbak." Rania meraih botol susu dan susu formula yang disimpan pada rak.

Setelah meracik susu untuk Nafisya, Rania menggendong Nafisya ke pangkuannya. Asfa yang sejak tadi sibuk membuat ayam, ia menghampiri Rania.

Melihat pergerakan mendadak Asfa, Rania memperhatikannya. Asfa berjalan padanya, sesaat ia mengambil buku tebal itu.

"Ran, baca ini! Nafisya bakal tidur nyenyak kalau diceritain sesuatu." Asfa memberikan buku itu pada Rania.

Rania mendongak, ia memberikan pertanyaan di kepalanya. Ia bingung, apa yang di maksud teman kakaknya itu.

Asfa tersenyum. "Nafisya udah terbiasa dari kecil mbak bacain ini. Entah, kalau mbak enggak bacain buku ini, tidurnya enggak bakal nyenyak."

Rania mengangguk mengerti, lalu ia tersenyum tipis. "Iya mbak, sekalian Rania juga baca buku ini."

Asfa mengangguk dan ia melanjutkan memasak ayamnya. Sedangkan Rania, ia mencoba mencari cerita yang ingin ia baca. Setelah ia menemukannya, ia membacanya. Ia mulai tahu jika ini adalah cerita antara Rasulullah SAW dan putri kesayangannya, Fatimah mengenai batu yang ingin masuk surga.


Izinkan Aku Memilikimu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang