30 Ramadhan malam, gema suara takbir memecah lingkup keheningan di masjid Itaewon. Malam berbintang yang indah seolah mengiringi gurat kebahagiaan seluruh muslim yang kini baru keluar dari dalam masjid.Berbagai wajah terlukis jelas di malam menjelang kemenangan itu. Dalam sela-sela kebahagiaan yang terpancar, tak sedikit pula yang menangis pilu. Termasuk Humaira yang masih mengenakan mukena dan duduk di shaf tempatnya sholat sebelumnya.
Punggung gadis itu terguncang, tangisnya pecah. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan suara tangis keras keluar. Gurat kerinduan terlihat jelas di matanya yang sendu sebam. Ia tak tahu kenapa rasanya sangat sakit. Mungkin inilah yang dinamakan rindu karena jarak.
Waktu terus mengalir, hingga jam dinding di dekat mimbar masjid mengarah pada tengah malam. Satu per satu orang-orang keluar dari masjid, namun gadis itu masih pada perasaannya. Ya, dia masih menangis sekalipun tak lagi ada orang yang menemaninya.
Sementara itu, Changsub masih berdiri di salah satu anak tangga masjid dan menunggu sang nenek. Ya, wanita tua itu berjalan mendekatinya dari kejauhan. Namun, gurat Changsub tak membaik. Begitu sang nenek di depannya dia justru mengabaikannya.
"Changsub-a, apa yang kau lakukan?"
Lelaki itu pun menoleh,"Dijah, apa kau melihatnya? Aku sudah di sini sejak jam 7 tadi, tapi tidak mendapatinya. Apa dia tidak datang?"
Sang nenek tersenyum mendapati gurat cemas dalam wajah Changsub,"entahlah. Kupikir semua orang sudah pulang..."
Tak percaya, Changsub meraih telapak tangan sang nenek dan menggenggamnya erat. Lelaki itu menatapnya penuh permohonan,"kumohon... sebentar saja..."
"Aigo... tunggu di sini..."
Changsub tersenyum dan melepas tangan sang nenek,"Halmeoni, terima kasih banyak..." ujarnya pada nenek yang kini kembali masuk ke dalam masjid.
Wanita tua itu mendekati satu-satunya perempuan yang masih duduk bersimpuh di atas sajadah. Ia pun duduk di sampingnya dan meraih pundak gadis itu agar menerima pelukannya.
"Kenapa kau menangis... apa itu sangat berat?" ujarnya sembari menepuk pelan punggung gadis itu.
"Aku... aa... akkku... hanya rindu... rindu..." balasnya di sela-sela tangis.
Wanita itu melepas pelukannya dan menangkup kedua wajah Humaira. Perlahan, tangan keriputnya mengusap air mata gadis itu,"ibumu... juga sangat merindukanmu, kau harus kuat dan bertahan sedikit lagi... di sini... aku adalah nenekmu. Kau mengerti?"
"Halmeoni..."
"Sudah cukup air matamu hari ini, kau harus berbahagia. Lepas mukenamu dan kita pulang..."
Wanita tua itu membantu Humaira melepas mukenanya. Lalu menggiring gadis itu keluar masjid. Di sana, Changsub segera menghampiri dan tampak cemas dengan wajah sebam Humaira.
"Kau baik-baik saja?"
Tak ada balasan. Nenek hanya mengedipkan kedua matanya tanda lelaki itu harus diam. Ya, Changsub memilih mengekori keduanya dan membukakan pintu mobilnya.
(***)
'Di hari yang terlihat bergembira, kuharap kau terlihat bahagia dengan senyum yang terpancar apik dari sudut bibirmu. Putih dan bersih, layaknya bidadari yang baru terbangun dari surga. Kuharap itu kau...'
Changsub menutup buku catatannya dan bergerak membuka lemari. Dia meraih setelan jas abu-abu dan menyatukannya dengan kemeja putih. Ya, lelaki itu terlihat segar dan berbahagia.
Satu teriakan bernada serak membuatnya segera mengusaikan kegiatannya. Dia meraih jas dan menentengnya keluar kamar. Dia menghampiri sang nenek yang berpakaian serba putih.
"Uwaaah... siapa ini? Apa Tuhan mengirimku malaikat yang baru? Hwaaa... daebak!!!" lelaki itu memutari sang nenek yang terlihat berbeda di matanya.
"Geumanhae!!! Paboya!"
Sontak lelaki itu berdiri tegak dan berjalan pergi begitu saja,"aigo... dia masih mengumpat di hari seperti ini... aish..."
"Hei! Aku mendengar!!!!"
Changsub tak acuh dan tetap berjalan santai dengan menggumam. Ya, ia tak mau merusak suasana yang baik seperti ini.
(***)
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW WE MEET ☑
Фанфик(SELESAI REVISI) Perlahan gadis itu mendekat,"kenapa kau tidak mendengar? Aku sangat lelah mengejarmu sedari tadi. Kau tahu jika kakiku tak sepanjang milikmu..." Langkah dan ucapan gadis itu tertahan saat melihat Changsub tiba-tiba berjongkok di de...