Humaira tampak senang menatap dirinya di depan cermin. Ya, dia menyukai setelan kemeja koki putih yang sepaket dengan celana hitamnya, tak lupa juga apron yang ia talikan di pinggang. Di tambah dengan sentuhan hijab hitam yang ia masukkan dalam kemeja.
"Hei! Kau sudah mencoba pakaian itu selama hampir satu jam." Tegur Junhee yang tengah tengkurap di atas ranjang tidur dan memerhatikan perilaku temannya dengan malas.
"Hwa... aku tidak sabar untuk bekerja. Kuharap senin segera datang..."
Ya, Humaira sangat bersemangat. Junhee hanya dapat mengangguk dan mengiayakan ucapan temannya itu. Gadis itu lelah tengkurap dan memilih duduk dengan memangju bantal.
"Hei! Siapa bosmu? Dan restorannya apa?"
"Namanya De Lee Restaurant. Chef kepala berkata jika itu restoran Prancis," balas gadis itu sembari merapikan pakaian kerjanya.
"Aaa... jadi restoran di jalan Itaewon yang mewah itu... kau tahu siapa Chef kepalanya?"
"Tentu saja. Dia Changsub, lelaki yang terakhir kali berdebat denganmu dan mengantar kita pulang. Dia sangat keren..."
"Aku tahu... dia cukup terkenal. Aku menontonnya di televisi. Harusnya aku tahu pria itu lebih awal..." sahut Junhee.
"Sungguh? Hm... dia semakin keren..."
Junhee memutar bola matanya lalu merebahkan diri di atas ranjang. Ya, dia sepertinya lelah mendengar Humaira yang memuji Chef barunya itu berkali-kali.
Tak berselang lama Humaira pun menyusul temannya itu dan berbaring di sampingnya. Junhee pun berbalik dan menghadap ke arah Humaira.
"Hari ini... terima kasih..."
"Eung? Untuk apa?"
"Karenamu, aku berpapasan dengan Sehun Sunbae. Kami bertabrakan dan dia... aah... kau tahu kan di mataku dia sangat tampan dan keren. Dia bahkan menyebut namaku dan tersenyum padaku..."
Humaira memiringkan tubuhnya dan menghadap tepat ke arah Junhee yang sedang bercerita panjang. Ia memutuskan untuk mendengarkan tanpa berniat menyela. Perlahan matanya pun memberat, sampa ia tak dapat menahan kantuk dan keduanya lelap dalam alur mimpi masing-masing.
(***)
Mata kuliah yang diikuti gadis berkerudung itu berakhir jam 1 siang. Ia pun bergegas meninggalkan kampus dengan sepeda yang di dapatnya beberapa hari lalu. Dia mengayuh sepedanya cepat menuju sebuah restoran megah yang terdapat di salah satu sisi jalanan Itaewon.
Berbeda dari saat kedatangannya pertama kali. Tempat ini tampak lebih sepi, tak ada mobil yang berjajar di parkiran pengunjung dan hanya ada sebuah sedan abu-abu yang terparkir di dekat pintu belakang. Melihat banyak sepeda terparkir di salah satu sudut, gadis itu meletakkan sepedanya di sana. Ya, semua sepeda yang sama sepertinya, beberapa mungkin berbeda model tapi mereka berwarna sama. Bahkan di sisi kanan setirnya juga ada nama sang pemilik.
"Keren, kayaknya semua pegawai punya sepeda yang sama..." gumamnya saat melewati barisan sepeda-sepeda itu.
Di lain tempat, Changsub baru saja menanggalkan pakaian kokinya. Dia kini bersetelan jas abu-abu terang yang dipadu dengan kemeja putih dan dasi hitam. Ya, dia masih di depan cermin besarnya sembari merapikan pakaian.
"Manajer Seo, pastikan kau memperlakukannya dengan baik. Jika dia menanyakanku, katakan saja aku sedang ada urusan penting."
"Ne, Sajangnim..." balas lelaki yang disebut manajer itu sembari memberikan sepasang sepatu milik Changsub.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW WE MEET ☑
Фанфик(SELESAI REVISI) Perlahan gadis itu mendekat,"kenapa kau tidak mendengar? Aku sangat lelah mengejarmu sedari tadi. Kau tahu jika kakiku tak sepanjang milikmu..." Langkah dan ucapan gadis itu tertahan saat melihat Changsub tiba-tiba berjongkok di de...